Manchester United vs Liverpool: Misi mempertahankan satu-satunya gengsi

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Manchester United vs Liverpool: Misi mempertahankan satu-satunya gengsi

EPA

Musuh klasik kembali bentrok. Siapa di antara dua klub legendaris ini yang masih memiliki sisa-sisa legacy? Atau bahkan tak ada sama sekali?

JAKARTA, Indonesia – Jika bicara gelar juara Premier League terlalu muluk, paling tidak menjaga pride adalah hal yang paling realistis bagi Manchester United dan Liverpool. Menyelamatkan wajah dalam duel klasik Liga Inggris adalah gengsi terakhir yang bisa dipertahankan. 

Kalau itu saja tidak bisa dimenangkan, rasanya tidak ada lagi yang tersisa di Premier League ini buat mereka. Dua klub yang merajai Liga Inggris (di masa lalu) itu akan bentrok di Old Trafford, kandang United, Sabtu, 12 September, pukul 23.30 WIB. Dua-duanya juga sedang dalam kondisi yang tidak meyakinkan.

Dalam 4 laga, mereka baru sama-sama mengoleksi 7 poin hasil dari 2 kemenangan, 1 seri, dan 1 kalah. Namun, posisi United di klasemen sementara lebih mendingan. Mereka berada di posisi kelima sedangkan Liverpool di posisi ketujuh. 

Yang memisahkan keduanya hanya produktivitas gol. Total akumulasi gol United surplus satu sedangkan Liverpool minus satu. Situasi di jajaran kepelatihan juga tak jauh beda dari hitung-hitungan klasemen. Manajer dari kedua kubu, Louis van Gaal dan Brendan Rodgers, sama-sama belum menemukan formula kemenangan untuk timnya.  

Sejak menangani klub berjulukan Setan Merah musim lalu, Van Gaal belum paripurna merampungkan problem United pasca era Sir Alex Ferguson. Musim lalu dia dibingungkan dengan formasi yang paling pas buat Wayne Rooney dkk. Apakah 3-4-1-2, 3-3-3-1, 4-3-1-2, 3-5-2, atau 4-1-4-1. 

Setelah setia dengan formasi 4-2-3-1, PR selanjutnya belum rampung: bagaimana mempertajam barisan depan United. 

Hal yang sama kurang lebih terjadi di Liverpool. Tapi situasinya lebih buruk. Sebab, Rodgers sudah menukangi klub berjulukan The Reds itu sejak dua musim lalu. Dia belum juga menemukan formasi pakem Liverpool. Musim lalu dia masih coba-coba dengan skema 4-2-3-1, 4-3-2-1, 4-3-1-2, 3-4-2-1, 4-1-4-1, hingga 4-1-3-2. 

Hampir sama seperti Van Gaal, Rodgers juga tidak memiliki kebijakan strategis pembelian pemain. Dia menumpuk banyak pemain baru, tapi kemudian tak memakainya. Mereka pun terpaksa menjualnya. 

Beberapa pemain tersebut, antara lain, Iago Aspas (dilepas ke Celta Vigo), Sebastian Coates (Sunderland), Rickie Lambert (West Bromwich Albion), hingga Fabio Borini (Sunderland). Padahal, pemain-pemain itu dia sendiri yang merekrutnya. Itu belum termasuk pembelian gagal total striker Italia Mario Balotelli. 

Kolumnis Guardian Barney Ronay menyebut Van Gaal dan Rodgers punya kesamaan: mereka masih perlu banyak waktu. Tapi waktu juga adalah musuh dalam sepak bola. Jika terlalu lama, waktu yang akan menggilas mereka berdua.  

Atau seperti kata band Inggris Muse, “Jangan buang waktumu atau waktu yang akan membuangmu.”

Skuat sama-sama bermasalah 

Bermain di kandang tak menjamin apapun bagi United. Sebab, skuat mereka juga dalam kondisi timpang. Andalan mereka di lini depan, Wayne Rooney, absen karena cedera. Padahal, dia adalah satu-satunya andalan Van Gaal untuk urusan mencetak gol.  

Memainkan rekrutan anyar dari Monaco, Anthony Martial, juga terlalu dini. “Bocah” 19 tahun itu perlu banyak adaptasi dengan atmosfer Premier League yang jauh lebih keras daripada Ligue 1 Perancis.  

Karena itu, kemungkinan Van Gaal akan memasang Marouane Fellaini sebagai penyerang tengah dalam skema 4-3-3. Ini berarti United akan lebih banyak menahan bola di tengah. Sebab, karakter Fellaini lebih banyak sebagai second striker atau justru gelandang.

Namun, Liverpool harus mewaspadai crossing pemain United. Sebab, Fellaini justru lebih berbahaya di depan gawang via serangan udara.  

Kiper United David De Gea tampaknya bakal turun sebagai starter untuk kali pertama setelah drama transfer yang gagal ke Real Madrid. Hal itu dipastikan sendiri oleh Van Gaal. 

“Dia sudah bisa fokus sekarang,” kata Van Gaal.  

Sebaliknya, hal yang sama juga terjadi di Liverpool. Kehilangan terbesar Rodgers adalah absennya Philippe Coutinho. Pada saat yang sama, Daniel Sturridge juga belum fit benar. Danny Ings kemungkinan akan menggantikannya di posisi gelandang sayap kiri. 

Di sayap kanan, Rodgers bisa berharap pada rekrutan anyar dari Brasil Roberto Firmino. Dia akan berhadap-hadapan dengan posisi gelandang sayap kiri di United, Memphis Depay. 

Rodgers berharap kemenangan akan didapatkan timnya. Meskipun dia tahu, musim lalu Liverpool inferior terhadap United. Mereka kalah 3-0 di Old Trafford dan 1-2 di Anfield, kandang Liverpool. 

“Terlalu dini untuk bicara peluang apapun, tapi kemenangan akan membuat mental para pemain lebih bergairah,” katanya. 

Perkiraan susunan pemain

Manchester United (4-3-3)

De Gea; Darmian, Smalling, Blind, Shaw; Herrera, Schneiderlin, Schweinsteiger; Mata, Fellaini, Depay.

Pelatih: Louis van Gaal

Liverpool (4-3-3)

Mignolet; Clyne, Skrtel, Lovren, Gomez; Can, Leiva, Milner; Firmino, Benteke, Ings.

Pelatih: Brendan Rodgers.—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!