Paris Saint-Germain vs Real Madrid: Ajang pembuktian Rafael Benitez

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Paris Saint-Germain vs Real Madrid: Ajang pembuktian Rafael Benitez
Benitez harus membuktikan bahwa tim asuhannya cukup kompetitif untuk berlaga di level teratas. Caranya, mengalahkan Paris Saint-Germain dini hari nanti

JAKARTA, Indonesia — Dengan kedua tim masing-masing sudah mengantongi dua kemenangan dari dua laga mereka dalam Liga Champions musim ini, pertandingan antara Paris Saint-Germain (PSG) melawan Real Madrid di babak penyisihan Grup A pada Kamis, 22 Oktober pukul 01.45 WIB dini hari tak bakal terlalu menentukan peluang lolos ke babak selanjutnya.

Mereka bisa sama-sama lolos ke 8 besar apapun hasil pertandingan.

Tapi para penggemar Real Madrid tentu ingin mengetahui sejauh mana transformasi Los Merengues—julukan Real—di era Rafael Benitez. Musim ini, mantan pelatih Inter Milan dan Liverpool itu menjadi juru taktik baru klub tersukses di Spanyol tersebut. Ia menggantikan Carlo Ancelotti yang dipecat di akhir musim sebelumnya.

Di level domestik, Benitez mampu membuat Real memimpin klasemen sementara. Mereka juga menjadi klub paling produktif (18 gol) dan klub dengan pertahanan terbaik (hanya kebobolan dua gol).

Dengan statistik seperti itu, Benitez percaya bahwa taktik yang diterapkannya di Real sudah tepat. “Di La Liga kami adalah top scorer, tim dengan pertahanan paling tangguh dan tembakan akurat terbanyak,” kata Benitez dalam konferensi pers jelang melawan PSG. 

Namun sejauh ini, pers Spanyol tak sepakat dengan Benitez. Mereka melayangkan kritikan tajam kepada pelatih 55 tahun tersebut. Pendekatan Benitez dianggap terlalu konservatif untuk tim sekelas Real. Tiga laga berjalan seri bagi tim dengan mesin gol seperti Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, dan Karim Benzema dianggap tidak terlalu bagus.

Apalagi, Real kerap mati kutu saat melawan tim dengan pertahanan yang solid. Salah satunya saat klub dengan 10 gelar Liga Champions itu ditahan seri 1-1 rival sekotanya Atletico Madrid 4 Oktober lalu.

Real tak hanya gagal meraih angka maksimal di Vicente Calderon, kandang Atletico. Barisan penyerang mereka juga tak berkutik menghadapi pertahanan Los Rojiblancos.

Jika melawan tim-tim lain mereka memproduksi tembakan hingga di atas 15 kali, menghadapi pasukan Diego Simeone itu Real hanya sembilan kali melepas tembakan. Itupun hanya 2 yang on target.

Karena itu, keraguan publik Spanyol cukup beralasan. Real kerap tak bisa tampil dominan melawan tim-tim yang levelnya setara dengan mereka.

Benitez memang membuat sejumlah perubahan di Real. Jika di era Ancelotti mereka familiar dengan formasi agresif 4-3-3, Benitez berusaha menanamkan pendekatan yang lebih seimbang dalam skema 4-2-3-1. Tujuannya, pertahanan lebih kuat. Persoalan pertahanan ini memang disebut-sebut menjadi alasan pemecatan Ancelotti. 

Penempatan Ronaldo juga lebih cair. Striker Portugal yang biasanya ditempatkan di sisi kiri itu beberapa kali dipasang di tengah dan kanan.

Hingga pekan kedelapan, strategi Benitez masih terbukti manjur. Hal ini bisa jadi karena mereka belum banyak melawan tim-tim tangguh. Karena itu, ujian sesungguhnya adalah saat melawan tim raksasa seperti PSG.

Benitez menyebut PSG adalah tim yang secara kualitas bakal memberi perlawanan hebat bagi Real. “Mereka sudah memenangkan segalanya di kompetisi domestik. Mereka telah membuktikan diri sebagai tim terbaik di Perancis,” katanya via situs resmi UEFA

“Kami akan menghadapi laga ini dengan penuh antusiasme. Ini akan jadi pertandingan yang seimbang,” ujar Benitez. 

Banyak pemain kunci Real absen

Benitez harus melawat ke Parc de Princess, kandang PSG, tanpa sejumlah pemain kunci. Mereka adalah Karim Benzema, Gareth Bale, Sergio Ramos, Dani Carvajal, dan James Rodriguez.

Benitez akan memainkan sejumlah pemain muda yang belum banyak pengalaman. Bek kanan Carvajal yang absen kemungkinan akan digantikan Danilo.

Posisi penyerang tengah yang biasa diisi Benzema akan diisi Jese Rodriguez yang sejatinya adalah gelandang serang. Dengan memasang Jese, Real akan bermain tanpa target man. Meski demikian, Jese bisa berperan sebagai false nine alias penyerang bayangan.

“Cedera memang menjadi masalah bagi kami. Tapi kami masih memiliki penyerang terbaik Eropa (Cristiano Ronaldo),” kata Benitez.

Main di kandang, PSG percaya diri

Dari kubu PSG, pelatih Laurent Blanc percaya kualitas pemain di antara kedua klub setara. Hanya saja menurut Blanc, PSG belum memiliki tradisi kuat di tingkat Eropa. “Lihat saja ruang trofi mereka. Real adalah tim top Eropa. PSG belum sampai sana,” kata Blanc.

Blanc juga optimis faktor kandang akan menjadi penentu kemenangan. “Kami punya kualitas. Kami pernah mengalahkan tim terbaik Eropa, Barcelona, di sini,” katanya lagi.

Berbeda dengan Real, skuat PSG full team. Hanya gelandang Marco Verratti dan bek David Luiz yang diragukan bisa tampil karena faktor kebugaran. Namun trio penyerang terbaik mereka, Edinson Cavani, Zlatan Ibrahimovic, dan Angel Di Maria, siap diturunkan.

“Ini memang bukan pertandingan penentu. Tapi tetap penting. Kami harus menghargai lawan dengan cara melawan mereka sekuat tenaga,” kata legenda sepak bola Perancis tersebut. — Rappler.com

 

BACA JUGA: 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!