Fahri-Tifatul perang kata-kata di “darat” dan “udara”

Wyatt Ong

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Fahri-Tifatul perang kata-kata di “darat” dan “udara”
Fahri menilai, sebutan senior dan yunior hanya akan merusak sistem di partai yang dibangun sebagai partai modern

 

JAKARTA, Indonesia —  Posisi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah sedang goyang. Ia merasa ada pihak-pihak yang menginginkannya lengser dari posisinya. Bukan dari luar, namun justru dari internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Menurut Fahri, ia mendengar adanya evaluasi oleh Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO) DPP PKS kepada para pejabat publik yang berasal dari PKS. “Juga pemberitaan tentang permintaan mundur kader dan simpatisan PKS terhadap diri saya,” katanya.

Menurut Fahri, yang disampaikan tersebut tidak menunjukkan fakta sebenarnya tentang apa yang terjadi. BPDO dalam struktur DPP PKS bukanlah lembaga ataupun badan yang memiliki wewenang melakukan evaluasi terhadap kinerja pejabat publik.

Ia menyebut ketentuan dalam dalam Anggaran Dasar PKS Pasal 34 ayat (1) huruf (a) dan (b) disebutkan bahwa BPDO merupakan badan yang bertugas menyelenggarakan penegakan disiplin organisasi dan melakukan pemeriksaan terhadap anggota yang diduga melanggar peraturan partai.

Isu yang beredar itu, menurut dia, semacam penggiringan opini seolah-olah dirinya diproses untuk diganti padahal panggilan BPDO itu laporan kasus tidak disiplin. “Beberapa pihak sudah bicara soal evaluasi (kinerjanya di DPR) sejak 21 Desember 2015,” katanya.

Fahri mulai menyebut-nyebut adanya upaya sistematis atas desakan mundur itu. Menurut dia, bukan tradisi PKS untuk menyelesaikan permasalahan internal dengan menggalang opini publik karena diselesaikan di dalam partai.

“Saya melihat begitu (dilakukan secara sistematis) dan tidak tahu orang-orang tersebut kerja sama dengan siapa,” katanya. Fahri kemudian melempar sinyalemen bahwa yang meminta dirinya mundur datang dari seorang mantan menteri. “Kalau saya tidak mundur, dia akan disasar karena pernah punya kasus,” katanya.

Entah bagaimana awalnya, dalam akun twitternya, @tifsembiring, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring turut berkomentar. Sebaliknya, tanpa menyebut nama, Tifatul menyatakan agar mundur saja. Katanya, jabatan tidak perlu dipertahankan mati-matian.

“Jangan melawan. Masih muda kok,” katanya. Dan banyak cuitan Tifatul yang bisa ditafsirkan sebagai colekan terhadap Fahri.

Meski tidak menyebut nama, tapi Fahri sudah merasa, berbagai pernyataan itu ditujukan kepadanya. Maka, dalam kesempatan berbeda, Fahri kembali menimpali, PKS tidak mengenal feodalisme.  

Mengembangkan budaya senior dan yunior hanya akan merusak sistem di partai yang dibangun sebagai partai modern, selain juga akan membuat resah kader muda. Dan masih banyak lagi pernyataan yang menunjukkan saling tuding antar-keduanya.

Begitulah, “perang” di “darat” tapi juga di “udara” ini menjadi pemandangan terkini partai pendukung Koalisi Merah Putih (KMP) ini. Dua parpol pendukung KMP lainnya, Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terbelah kepengurusannya. 

Apakah ketegangan dua kader ini bakal meluas, dan menganggu pada keutuhan partai?  —   Laporan Antara/Rappler.com

 

BACA JUGA

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!