Pesantren Al Mukmin Ngruki bantah tuduhan radikal BNPT

Ari Susanto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pesantren Al Mukmin Ngruki bantah tuduhan radikal BNPT

ANTARA FOTO

BNPT tuding ponpes Al Mukmin Ngruki dukung terorisme dan radikalisme

 

SUKOHARJO, Indonesia – Pemimpin Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki membantah tudingan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bahwa pesantren yang didirikan Abu Bakar Ba’asyir itu mengajarkan radikalisme dan mendukung terorisme, pada Kamis, 11 Februari.

Sebelumnya, Kepala BNPT Saud Usman Nasution menyebut ada 19 pondok pesantren di Indonesia yang terindikasi mendukung terorisme dan radikalisme, di antaranya Al Mukmin Ngruki dan Al Ikhlas Jakarta.

“Tuduhan ini fitnah karena sama sekali tidak ada dasarnya. Belum pernah sekalipun orang dari BNPT datang kemari melihat langsung apa yang diajarkan di pesantren kami. Lalu darimana tuduhan itu?” kata pemimpin Pondok Pesantren Al Mukmin, KH Wahyudin, dalam konferensi pers, pada Kamis.

Menurut Wahyudin, pesantrennya memfokuskan diri pada pendidikan Islam dan dakwah, tidak pernah mengajarkan radikalisme. 

Al Mukmin juga terdaftar resmi di Kementerian Agama dengan kurikulum yang sesuai dengan sekolah Madrasah Tsanawiyah (SMP) dan Madrasah Aliyah (SMA) pada umumnya. Muatan lokal di pesantren ini, ujar Wahyudin, juga sama seperti yang diajarkan pesantren lain, meliputi akidah, akhlaq, syariah, tafsir dan bahasa Arab, dan cabang-cabangnya.

Ia mengatakan, selama ini Al Mukmin adalah pesantren yang terbuka, misalnya terlibat aktif dengan masyarakat dalam pendidikan baca Al-Qur’an dan pengetahuan Islam. Pesantren juga memiliki hubungan baik dengan lembaga negara seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), kepolisian, dan instansi militer setempat.

“Ini tadzkiroh (peringatan) agar BNPT tidak sembarangan mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan lembaga pendidikan Islam dengan data sepihak,” ujar Wahyudin.

Ia meminta BNPT untuk bekerja profesional dalam mengatasi radikalisme. Tuduhan BNPT tanpa bukti terhadap lembaga pendidikan Islam justru akan menimbulkan opini umat Islam bahwa lembaga anti-terror itu memusuhi Islam. Dampaknya, kata Wahyudin, tuduhan itu akan menyemai benih kebencian umat Islam terhadap BNPT.

Pihak pesantren Al Mukmin hari ini mengirimkan surat klarifikasi kepada BNPT dengan tembusan presiden, DPR, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Agama, Polri, MUI, dan lembaga lain.

“Kami sebenarnya tidak ingin gaduh. Tetapi jika tidak ada klarifikasi, stigma radikal dari BNPT dianggap benar. Ini merugikan dan menyakiti hati kami, orangtua santri, dan alumni,” kata Wahyudin.

Sedangkan ketika menanggapi pertanyaan wartawan soal Ba’asyir, yang kini mendekam di LP Nusakambangan atas tuduhan terorisme, Wahyudin mengatakan secara struktural tidak ada hubungan antara kyai dengan pesantren. Pihak pesantren menghormati dan menghargai Ba’asyir sebagai pendiri pesantren, dan mendoakan agar proses hukumnya tidak memberatkannya.

Seorang wali santri Al Mukmin, Muhammad Taufiq, mengatakan keberatan dengan stigma radikal oleh BNPT. Kalaupun ada yang berbuat radikal, menurutnya, adalah tanggung jawab pribadi alumni selepas keluar dari pesantren, tidak ada kaitannya dengan yang diajarkan di pondok.

“Anak saya lulusan sini dua tahun lalu, sekarang kuliah di kedokteran Universitas Sebelas Maret. Banyak alumni Ngruki yang berprestasi, tidak radikal,” kata Taufiq. 

Sementara itu, Rappler mencoba menghubungi Kepala BNPT Saud Usman Nasution namun belum mendapat jawaban. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!