US elections

Real Madrid vs Atletico Madrid: Duel tanpa aroma gelar juara

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Real Madrid vs Atletico Madrid: Duel tanpa aroma gelar juara
Kedua tim berlomba mendekati Barcelona yang semakin menjauh.

JAKARTA, Indonesia – Hampir tidak ada aroma perebutan gelar juara dalam derby Madrileno antara Real Madrid dan Atletico Madrid. Kedua tim berjarak cukup jauh dari puncak klasemen Barcelona. Real berselisih 9 angka sedangkan Atletico lebih baik: 8 angka.

Dengan jarak sejauh itu, sangat sulit bagi kedua tim untuk mengejar tim berjuluk Blaugrana itu.

Lantas, apa yang diperebutkan dalam “bentrok” kedua tim Sabtu, 27 Februari pukul 22.00 WIB di kandang Real, Santiago Bernabeu, tersebut?

Paling tidak, mereka bisa terus menjadi pesaing terdekat Barca. Jika Real menang atas Atletico, posisi mereka bisa naik menjadi peringkat kedua. Menjadi runner up jelas prestasi yang luar biasa bagi debutan entrenador (pelatih) seperti Zinedine Zidane.

Apalagi, juru taktik Real asal Prancis itu kerap diragukan kemampuannya mengasuh tim. “Saya tahu banyak orang mencibir. Tapi saya terus berusaha membuktikan bahwa saya mampu,” kata Zidane seperti dikutip ESPN.

“Semua orang boleh berpendapat sesuka mereka. Saya hanya fokus pada pekerjaan,” imbuh legenda timnas Prancis yang membawa Les Bleus juara dunia pada 1998 itu.

Zidane memang terus berusaha membuktikan kemampuannya. Mewarisi skuat Rafael Benitez yang dipecat pada tengah musim, mantan pemain Juventus dan Real itu berusaha membuktikan bahwa dia mampu.

Jika dulu Benitez meninggalkan tim saat berada di peringkat ketiga, kali ini Zidane berpeluang membawa Sergio Ramos dan kawan-kawan naik peringkat. Dan itu langsung bisa dia wujudkan jika menang atas Atleti malam nanti. Sebab, selisih poin mereka hanya satu angka. Atleti 55 poin, sedangkan Real 54 poin.

Kepada ESPN, Zidane mengakui bahwa perburuan gelar juara bukan tema utama derby Madrid kali ini. Sebab, jarak mereka masih terlalu jauh. Tapi, bukan berarti peluang tertutup.

“Musim tidak akan berakhir di laga ini. Kalau kami kalah, segalanya bakal lebih sulit. Tapi bukan berarti kami menyerah. Apapun yang terjadi dalam pertandingan ini, kompetisi belum berakhir,” katanya.

Zidane membuka tetap percaya bahwa sepanjang Barca belum mengunci gelar, peluang masih terbuka untuk semuanya. Apalagi, kompetisi masih menyisakan 12 pertandingan. “Banyak hal yang bisa terjadi. Kita tidak tahu,” katanya.

Tapi, upaya untuk menaklukan Atletico Madrid tidak akan mudah. Klub berjuluk Los Rojiblancos itu adalah tim dengan barisan terkokoh di Primera Division kokoh. Dengan sepuluh pemain saja, mereka mampu kalah dari Barca hanya dengan skor 1-2.

Total jumlah kebobolan mereka di kasta tertinggi Liga Spanyol itu paling rendah: hanya 11 gol.

Pertahanan ala Diego Simeone memang belum banyak dipecahkan rival-rivalnya di Primera Division musim ini. Hanya tiga tim yang bisa mengalahkan Atleti—julukan Atletico. Mereka adalah Barcelona, Malaga, dan Villareal.

Itupun dengan skor tipis. Barca membekuk pasukan Diego Simeone dua kali dengan skor 2-1. Sementara, Malaga dan Villareal hanya bisa menang tipis masing-masing 1-0.

Simeone merancang pertahanannya dalam formasi 4-4-2. Meski dalam posisi menyerang, dua pemain depan tak ikut bertahan saat timnya diserang. Tujuannya, membantu serangan balik saat bola berhasil direbut.

Dengan skema tersebut, saat diserang, Simeone memainkan pertahanan dengan two banks of four alias dua baris kuartet pertahanan. Dua lini ini tidak tergiur untuk melebar. Mereka tetap menjaga posisinya kompak di tengah. Dengan demikian, semua crossing dan penetrasi dari sayap tak bakal bisa menembus gawang.

Prakiraan line up Real Madrid vs Atletico Madrid. Sumber: Whoscored.com

Hanya, skema tersebut gagal saat melawan Barca yang begitu kuat sayapnya. Dalam laga putaran kedua melawan raksasa Catalonia itu, misalnya. Mereka menggempur sayap Atleti. Bukan melalui crossing tapi bola-bola mendatar cepat.

Gol pertama Barca yang lahir dari kaki Lionel Messi berawal dari penetrasi bek kiri Jordi Alba. Alba mengirim umpan tarik kepada Messi yang berada di depan gawang Jan Oblak.

Real berpotensi melakukan hal yang sama. Apalagi ada Cristiano Ronaldo yang banyak beroperasi di sayap. Dengan pertahanan yang berfokus di bagian tengah, bomber Portugal itu bisa leluasa menghajar Gabi dan kawan-kawan dari posisi lebar.

Masih ada celah bagi Atleti. Kekuatan Real berkurang. Beberapa pemain pilarnya diragukan tampil. Gareth Bale kemungkinan absen karena masih berkutat dengan penyembuhan pasca cedera. Begitu juga bek kiri Marcelo dan bek tengah Pepe.

Tapi, skuat Real termasuk dalam. Bale bisa digantikan Jese Rodriguez yang ikut mencetak satu dari dua gol ke gawang AS Roma di Liga Champions. Untuk Pepe, bek muda Raphael Varane yang jadi buruan sejumlah klub besar bisa kembali dimainkan.

Sementara, trio lini tengah kreatif Luka Modric, Toni Kroos, dan Isco bisa kembali turun. “Selain yang cedera, semua pemain dalam kondisi sangat fit,” kata Zidane.

Di pihak lain, satu-satunya kehilangan besar Atleti hanyalah absennya gelandang Tiago.

Atleti kemungkinan bakal kembali memainkan strategi yang sama saat menghadapi tim “ultra” agresif Barcelona. Mereka bertahan rapat, menekan, dan melakukan serangan balik cepat.

Tapi sampai kapan mereka bisa menahan gempuran klub yang sangat mengagungkan sepak bola menyerang itu?

Situasi bakal sulit bagi Atleti karena dua laga terakhir mereka tak berjalan lancar. Mereka tak hanya gagal menang saat melawan Villareal dan PSV Eindhoven, tapi juga tak mencetak gol sama sekali di dua laga itu.

“Kami harus segera kembali ke papan skor. Striker sedang dalam tekanan tapi kami harus bisa mengatasinya,” kata Simeone.—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!