Leicester City vs West Bromwich Albion: Teori ‘underdog’ Claudio Ranieri

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Leicester City vs West Bromwich Albion:  Teori ‘underdog’ Claudio Ranieri

AFP

"Setiap hari, bagi kami, adalah laga final," kata Claudio Ranieri, manajer Leicester City.

 

JAKARTA, Indonesia – Satu per satu tim yang mendekati Leicester City di puncak klasemen terus terpental. Mulai dari Manchester City hingga Arsenal. Kali ini satu lagi tim yang mendekati The Foxes, Tottenham Hotspur. Apakah nasibnya bakal sama?

Manajer Leicester Claudio Ranieri pun kembali menjalankan strategi perang psikis. Bukan berkoar bahwa timnya akan menang. Tapi justru sebaliknya. Timnya tak punya modal untuk bisa merampungkan kompetisi sebagai juara.

“Spurs adalah favorit juara. Semua orang membicarakan Leicester tapi tak ada yang membicarakan mereka,” kata Ranieri seperti dikutip BBC.

Setelah kekalahan Arsenal dari Manchester United 2-3 dan Spurs memenangi dua laga terakhir, praktis pesaing terdekat Wes Morgan dan kawan-kawan adalah tim dari London Utara tersebut. Spurs hanya berselisih dua angka.

Dengan situasi tersebut, kedua tim hanya dipisahkan satu kemenangan.

“Kami cuma tim kejutan. Itu memang fantastis tapi kandidat juara adalah Manchester City, Arsenal, dan Spurs,” katanya.

Bukan kali ini saja Ranieri berusaha merendah. Dia berkali-kali mengatakan bahwa timnya tidak layak dianggap sebagai kandidat juara. Saat ditempel Arsenal, dia mengatakan bahwa timnya tak pernah merasakan tekanan juara. “Yang tertekan dan berusaha mengejar ekspektasi menjadi juara adalah tim-tim besar. Bukan kami,” katanya.

Manajer Arsenal Arsene Wenger sejatinya mengetahui siasat tersebut. Apa yang berusaha dilakukan Ranieri, kata Wenger, adalah melepas beban ekspektasi dari bahu anak buahnya. Dengan demikian, di setiap laga mereka tetap tampil lepas seperti biasanya. Nothing to lose.

Padahal, menghuni puncak klasemen selalu berat. Arsenal memahami betul tekanan tersebut.

“Sekali kamu di puncak, kamu akan mulai berharap. Dan saat kamu berharap, kamu jadi takut untuk gagal. Saya ingin tahu bagaimana mereka (Leicester) akan mengatasinya. Sebab, semua tim di puncak pasti mengalami itu,” kata manajer asal Prancis tersebut sebelum laga melawan Leicester, 14 Februari lalu.

Leicester akhirnya takluk dari tim berjuluk The Gunners itu 1-2. Mereka membalasnya dengan kemenangan di laga selanjutnya melawan Norwich City 1-0. Kekuasaan mereka di puncak klasemen pun masih terjaga. Setidaknya hingga lima pekan terakhir.

Ujian bakal kembali dihadapi klub milik konsorsium dari Thailand, Asian Football Investment, itu saat menghadapi West Bromwich Albion (WBA), Rabu, 2 Maret, pukul 02.45. Tim tamu tersebut datang ke King Power Stadium berbekal kemenangan 3-2 atas Crystal Palace di matchday sebelumnya.

Dalam pertandingan tersebut, penyerang WBA Saido Berahino mencetak satu gol. Manajer WBA Tony Pulis memuji performa Berahino. Dia berharap pemain 22 tahun itu bisa kembali tampil tajam di laga-laga berikutnya.

“Kami berharap kepadanya di laga ini,” kata Pulis.

N’Golo Kante terancam absen

Prakiraan susunan pemain Leicester City vs West Bromwich Albion. Sumber: Whoscored.com

Skuat Ranieri bakal tidak komplit. Gelandang bertahan andalan N’Golo Kante tidak bisa diturunkan karena cedera. Andy King kemungkinan akan menggantikan pemain Prancis tersebut.

Absennya Kante jelas kehilangan besar bagi Leicester. Selain winger Riyad Mahrez dan striker Jamie Vardy, Kante adalah pemain kunci ketiga di tim. Daya jelajah yang tinggi membuat dia bisa membantu saat bertahan dan menyerang.

Ranieri sangat mengandalkan Kante. Dari 27 laga Leicester musim ini, 24 laga di antaranya Kante selalu masuk sebagai starter. Dan dalam pertandingan sebanyak itu, hanya dua kali dia diganti di tengah permainan.

King jelas masih jauh kualitasnya dari Kante. Musim ini, hanya 6 kali dia turun sebagai starter. Sebanyak 13 dia masuk sebagai pengganti.

Tapi, Ranieri masih percaya bahwa mental petarung anak asuhnya bakal menentukan siapa pemenang di laga tersebut. “Semua tim bisa menang, seri, atau kalah. Yang penting bagaimana kamu bertarung di lapangan,” katanya.—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!