Kampung Muara jadi tuan rumah residensi ASEAN Literary Festival

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kampung Muara jadi tuan rumah residensi ASEAN Literary Festival
ASEAN Literary Festival akan digelar pada 5-8 Mei 2016

JAKARTA, Indonesia — ASEAN Literary Festival 2016 akan digelar kembali pada 5-8 Mei mendatang.

Kali ini, acara yang dihelat di Jakarta ini mengusung tema “The Story of Now”. 

Isu yang diangkat dalam festival sastra se-Asia Tenggara ini antara lain ekstrimisme, lingkungan, hingga kebebasan berekspresi, dan kaitannya dengan karya sastra, serta bagaimana sastrawan, seniman, para intelektual dapat mengambil peran dalam perkembangan terkini, yang terjadi di tingkat regional maupun internasional.

Menurut panitia, festival empat hari tersebut akan diawali dengan program residensi bagi penulis dari negara-negara ASEAN, Timor Leste, dan Jepang selama 10 di Kampung Muara, Jakarta Selatan, yang akan dimulai pada 29 April 2016. 

Okky Madasari, salah satu penulis yang terlibat dalam perhelatan ini, mengatakan pada Rappler, program residensi ini salah satunya memberi kesempatan penulis-penulis di luar Indonesia untuk berbaur dengan masyarakat setempat.

Ia menggunakan istilah “Sastra Masuk Kampung”, sebuah kegiatan yang sebelumnya juga sudah digagasnya bersama komunitas muda di ibu kota.

SASTRA MASUK KAMPUNG. Komunitas 'Sastra Masuk Kampung' sedang unjuk kebolehan di Rumah Muara, Kampung Muara, Jakarta Selatan. Komunitas ini akan menjadi mitra Asean Literary Festival dalam bentuk residensi pada awal Mei 2016 nanti. Foto diambil dari Facebook Rumah Muara

Direktur ASEAN Literary Festival, Abdul Khalik menambahkan, “ASEAN Literary Festival percaya dengan berinteraksi langsung bersama masyarakat, penulis bisa menghasilkan karya-karya yang relevan dengan masalah yang ada dalam masyarakat kita dalam semangat kemanusiaan.” 

Dalam residensi ini, peserta akan mengasah kemampuan menulis melalui diskusi, workshop, dan interaksi bersama warga masyarakat. Selain itu juga ada program mengenal Jakarta, mengunjungi sekolah-sekolah negeri di Jakarta, dan berbagai kegiatan lain terkait pertukaran kebudayaan. 

Selain itu, program ini juga ingin mendekatkan penulis dan masyarakat pada lingkungan dan menghadirkan kesadaran untuk melestarikan lingkungan baik melalui karya maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Kampung Muara sendiri merupakan sebuah kampung di pinggir Sungai Ciliwung, Jakarta Selatan, yang masih asri dengan penduduk mayoritas Betawi.—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!