Suhu muka laut naik, terumbu karang Malang terancam rusak

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Suhu muka laut naik, terumbu karang Malang terancam rusak
Suhu permukaan laut naik hingga dua derajat sepanjang April dan Mei

MALANG, Indonesia – Sore itu Andy Syaifudin menyelam lagi di bibir Pantai Kondang Merak, Desa Sumber Bening Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Tmur. Kali ini dia agak lama berada di dalam laut dengan kedalaman sekitar 2 meter itu.

Di tangannya terdapat karang acropora berwarna putih tercerabut dari substrat buatan. Beberapa ekor ikan terumbu karang aneka warna bergerumbul tak jauh dari karang yang memutih. Mengais sisa-sisa makanan yang masih menempel di karang yang sedang sekarat.

“Karang ini sedang mengalami bleaching, warnanya memutih. Tak butuh waktu lama, jika suhu muka laut masih tetap tinggi dia akan mati dan kemudian dimakan alga, jadi death coral with alga,” kata Andy pada Minggu, 15 Mei.

Sejak lima tahun lalu, Andy mulai tekun menanam karang jenis acropora di Pantai Kondang Merak, bersama Sahabat Alam Indonesia (Salam), lembaga konservasi yang bermarkas di Kondang Merak.

Terdapat ratusan karang acropora di pesisir Pantai Kondang Merak, lengkap dengan tag nama penanam karang.

Salam sengaja mengajak pengunjung Kondang Merak untuk bersemangat ikut menanam koral. Mereka bisa menyumbang sukarela untuk setiap karang acropora yang ditanam menggunakan tag nama pengunjung. Donasi yang masuk digunakan untuk membuat substrat dan tambahan pemasukan bagi relawan yang membantu penanaman, para pemuda dan nelayan setempat. Satu upaya sederhana mengajak warga setempat untuk ikut peduli dengan kelestarian terumbu karang dan tak lagi berburu lobster menggunakan potas.

Kini sebagian besar karang yang mulai tumbuh itu mati akibat coral bleaching. Terumbu karang lain yang tumbuh alami pun mengalami nasib serupa. Sebagian besar mulai memutih dan sekarat. “Jika terumbu karang mati, ikan karang ini pasti akan menghilang, mungkin pindah ke tempat lain atau mati,” katanya.

Terumbu karang yang memutih akibat bleaching di Pantai Kondang Merak. Foto: Dyah Ayu Pitaloka.

Coral Bleaching akibat suhu muka laut meningkat

Sore itu suhu permukaan laut terasa hangat. Alat pengukur suhu menunjukan angka 30.5 derajat celcius pada pukul 15:30 WIB.  Suhu itu tergolong lebih rendah dibanding beberapa hari sebelumnya, 32 derajat celcius.

Oktiyaz Muzaki Lutfi, akademisi dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, mengatakan suhu muka laut meningkat sejak April 2016 hingga saat ini. Tidak hanya di Kondang Merak, suhu yang meningkat juga terjadi di sebagian besar pesisir pantai dari Samudera Hindia, dari ujung Timur pulau Jawa hingga Sumatera.

“Suhu muka laut meningkat hingga dua derajat. Berdasarkan peta suhu muka laut di website NOAA (National Oceanic and Atmhospheric Administration) ini terjadi di laut Hindia hingga perairan Australia,’ kata Oktiyas Muzaki Lutfi pada Minggu, 15 Mei.

Suhu rata-rata di perairan Malang Selatan berkisar antara 27 derajat hingga 30 derajat celcius. Jika suhu berubah lebih dingin atau lebih panas, lebih dari satu derajat dalam jangka waktu lama, terumbu karang akan memperlihatkan gejala secara nyata.

“Jika suhu panas berlangsung sekitar delapan minggu, maka sebagian besar karang terutama jenis acropora akan sangat rentan terkena bleaching dan mati. Prosesnya pada empat minggu pertama karang akan berwarna transparan atau putih kemudian mati dan tertutup alga jika suhu tidak menurun,” katanya.

Selain karena suhu yang meningkat, coral bleaching bisa terjadi karena pencemaran air laut dan terpapar limbah logam berat. Tiga hal itu akan membunuh Zooxanthellae, plankton yang menempel pada karang dan melakukan fotosintesis. Zooxanthellae akan memberikan warna pada karang. Jika Zooxhantellae mati atau pergi maka karang akan menunjukkan warna aslinya, putih seperti tulang. Zooxhantellae bisa kembali jika suhu telah turun dan kondisi karang belum tertutup dengan alga.

“Yang terjadi di Kondang Merak ini bleaching disebabkan suhu yang meningkat karena terjadi secara masif, dari Situbondo hingga Sumatera,” katanya.

Di Malang sendiri, selain di Kondang Merak, hal serupa juga terjadi di Pantai Balekambang, Kecamatan Bantur dan Pantai Tiga Warna di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

Terumbu karang tempat ikan berdiam

Terumbu karang yang sehat punya banyak fungsi. Mereka akan jadi rumah ikan karang untuk mencari makan, memijah sekaligus berlindung. Jika senorkeling di Kondang Merak, pengunjung akan dengan mudah menemukan ikan jenis lion fish dan bulu babi bersembunyi di bawah terumbu karang bersama lobster. Ada pula clown fish yang bermain di antara anemon laut dan padang lamun. Ikan pipih berwarna biru atau hitam seperti Dori di film Finding Nemo berenang kian kemari dengan beberapa ikan sejenis, di antara terumbu karang yang masih hidup.

“Secara ekologis fungsinya sebagai tempat berlindung, memijah bagi ikan kerapu, absorbsi karbon, tempat bagi lobster dan juga pelindung pantai dari abrasi,” kata Oktiyas.

Suhu yang naik tak bisa dicegah. Namun pengunjung pantai bisa meminimalisir tingkat stres terumbu karang. Caranya dengan mengurangi kegiatan menyelam atau snorkeling yang berpotensi meningkatkan tingkat stres karang.

“Snorkeling atau diving berpotensi memegang atau menginjak karang. Itu akan menambah tingkat stress dan mengurangi daya tahan karang. Seharusnya kegiatan ecowisata seperti itu dikurangi dahulu hingga suhu mendingin,” katanya.

Dari puluhan pantai wisata di Kabupaten Malang, Kondang Merak dan Tiga Warna populer sebagai spot snorkeling dengan terumbu karang yang cukup bagus dan ombak yang tenang pada jam-jam tertentu.

Di tempat yang lebih dalam, terumbu karang tak terdampak banyak dengan adanya peningkatan suhu muka laut. Oktiyas mengatakan permukaan laut dengan kedalaman hingga 20 meter berpotensi terpengaruh paparan suhu yang lebih tinggi. Sedangkan bleaching di Kondang Merak terjadi sebagian besar di kedalaman lima meter.

Terumbu karang yang stres dan bleaching di Pantai Kondang Merak. Foto: Dyah Ayu Pitaloka.

 Suhu laut lebih tinggi dari daratan

Suhu muka laut berpotensi meningkat lebih panas dibandingkan suhu di bagian daratan yang lain. Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Karangploso Malang menyebut bulan Mei hingga Juni adalah puncak suhu terpanas sepanjang tahun. Bulan tersebut juga diikuti dengan peralihan suhu yang cukup ekstrim akibat akan berakhirnya musim hujan dan masuk musim kering.

“Sepanjang tahun, bulan Mei dan Juni memiliki suhu terpanas,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Karangploso Hartanto. Catatan BMKG suhu rata-rata mencapai 30 derajat celcius dan belum menunjukkan gejala peningkatan suhu yang ekstrim.

“Suhu saat ini antara 30 hingga 32 derajat celcius, tidak ada gejala ekstrim di luar normal. Tetapi suhu bisa jadi lebih tinggi dari itu terutama di sekitar pantai, perkotaan dan bisa lebih rendah di daerah pegunungan,” katanya.

Hartanto mengatakan suhu permukaan laut relatif lebih mudah berubah megikuti teriknya sinar matahari. Namun hal berbeda akan berlaku pada laut secara keseluruhan. Pada musim kemarau suhu laut umumnya akan lebih dingin dibanding pada musim hujan. Akibatnya awan hujan yang terbentuk lebih sedikit dibanding saat musim hujan.

“Proses pemanasan laut secara umum membutuhkan waktu yang sangat lama. Jika terjadi peningkatan suhu laut secara besar akan terjadi badai dan hujan. Saat ini curah hujan semakin menurun dan memasuki musim kemarau pada Juni nanti,” katanya.

Sementara bulan Mei seharusnya menjadi musim panen Gurita bagi nelayan Kondang Merak. Ikan yang sering dimasak dengan aneka bumbu, mulai dari bumbu kuah santan, tumis, asam manis, hingga bumbu kecap itu punya tekstur sedikit kenyal dan rasa yang gurih. Nilai ekonomisnya memang tak seberapa tinggi jika dibandingkan dengan ikan pelagis atau laut dalam andalan Malang seperti Tuna, Cakalan dan Tongkol. Namun bagi nelayan ikan gurita bisa digunakan sebagai bahan makanan tambahan keluarga mereka di rumah.

Mei kali ini Gurita tak lagi banyak dijumpai di pesisir kondang merak dengan garis pantai sepanjang 850 meter persegi. “ Terumbu karangnya banyak yang mati, guritanya hilang mencari terumbu karang lain yang masih hidup,” kata Andik Syaifudin. – Rappler.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!