SAKSIKAN: Maukah pengemudi ojek ini angkut penumpang tanpa bayaran?

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

SAKSIKAN: Maukah pengemudi ojek ini angkut penumpang tanpa bayaran?
Sekelompok anak muda melakukan eksperimen sosial lewat pengemudi Go-Jek. Maukah mereka menarik penumpang tanpa bayaran?

JAKARTA, Indonesia — Uang semakin menjadi tujuan utama manusia dalam melakukan sesuatu. Apalagi bila bekerja di bidang jasa, sulit menemukan orang yang bersedia melakukan sesuatu tanpa dibayar; terlebih kalau bertemu orang asing.

Karena itu, sekelompok anak muda yang tergabung dalam komunitas KitaBisa mencoba bereksperimen, apakah masih ada orang yang mau tulus membantu tanpa iming-iming uang.

Sasaran mereka adalah pengemudi ojek yang bernaung di bawah perusahaan aplikasi jasa angkutan online, Go-Jek.

Salah seorang anggota tim menyamar menjadi penumpang yang ibunya sakit dan minta diantar ke Puskesmas Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Ia memesan ojek lewat aplikasi, namun begitu pengemudi sampai, langsung mengatakan kalau tak memiliki uang.

“Uang saya sudah habis untuk beli obat, Pak. Untuk ongkos tidak ada,” kata anggota tim yang menyamar itu.

Memberi ongkos hingga gratis

Pada percobaan pertama, pengemudi ojek yang tak disebutkan namanya terlihat enggan mengantar. Namun, bukan berarti lepas tangan.

“Naik angkot aja, ya. Ini saya kasih ongkos,” kata sopir ojek tersebut. Setelah itu, pengemudi juga meminta supaya pesanan lewat aplikasi dibatalkan saja.

Namun, sopir kedua bersikap lain. Tanpa tedeng aling-aling, Pak Muji bersedia mengantarkan anggota tim yang sedang menyamar itu ke Puskesmas Ciputat. Ia hanya bertanya apakah lokasinya jauh atau tidak.

Begitu keduanya berangkat, tim KitaBisa langsung meluncur membuntuti kendaraan sopir ojek. Setibanya di lokasi, Pak Muji diberitahu kalau ini semua hanyalah sebuah eksperimen sosial.

Tanpa disangka, air mata menitik jatuh dari kedua mata bapak berkumis ini. “Saya kan ngojek juga untuk membantu, memberi manfaat,” kata Pak Muji sembari terisak.

Pekerjaan ini diambilnya bukan karena uang semata. Muji benar-benar ingin membantu orang lain selama ia masih memiliki tenaga yang dibutuhkan.

Masih banyak orang baik

Kepada tim KitaBisa, ia juga bercerita kalau pernah dikecewakan penumpang. Sudah menempuh perjalanan jauh, tetapi begitu tiba di tujuan, ternyata pesanan sudah dibatalkan tanpa alasan.

Kekecewaan ini yang membuat Muji bersedia membantu. Ia tak ingin ada yang merasakan kesedihan serupa.

“Ternyata masih banyak orang yang mau berbagi,” kata Choqi, salah satu anggota tim. Muji menyahut dengan mengatakan kalau masih banyak yang seperti itu.

Proyek ini rupanya bertujuan untuk meningkatkan semangat berbagi selama bulan Ramadan ini. Kitabisa.com juga menyediakan platform untuk sumbangan secara dalma jaringan (daring) lewat situs mereka.

Sebelumnya, mereka juga menjadi host untuk sumbangan bagi Ibu Saeni, pemilik warung di Serang yang makanannya disita Satpol PP.

Bersediakah kamu melakukan kebaikan tanpa pamrih? —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!