Helikopter TNI AD jatuh di Sleman, menimpa rumah warga

Daru Waskita

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Helikopter TNI AD jatuh di Sleman, menimpa rumah warga
Helikopter TNI Angkatan Darat itu jatuh ketika dalam perjalanan menuju ke Yogyakarta untuk mengamankan acara open house Presiden Jokowi

YOGYAKARTA, Indonesia – (UPDATED) Helikopter Bell 205 A-1 Skuadron 11 milik TNI Angkatan Darat jatuh dan menimpa rumah warga di Dusun Kowang, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta sekitar pukul 15:35 WIB. Helikopter buatan perusahaan Bell itu jatuh ketika terbang dari Solo menuju ke Yogyakarta untuk ikut dalam pengamanan Presiden Joko “Jokowi” Widodo yang berencana menggelar open house di Istana Gedung Agung pada Sabtu, 9 Juli.

Di dalamnya diketahui mengangkut 5 personil anggota TNI AD. Akibat peristiwa itu, 2 anggota TNI AD tewas. Mereka adalah Letda Cpn Angga Juang (Pnb II) dan Serda Sirait (AV).

Sedangkan 3 personil TNI AD yakni Kapten Cpn Titus Benekditus Sinaga (Pnb I), Serka Rohmad (TI) dan Kopda Sukoco selamat dari peristiwa maut itu.

Selain menewaskan 2 personil TNI AD, terdapat 1 warga sipil yang ikut tewas.

“Dari pilot dan awak pesawat, jumlahnya 5 orang, tetapi ada juga korban meninggal seorang perempuan yang identitasnya belum diketahui,” ujar Kasbusi Operasi Kantor Basarnas Yogyakarta, Asbani pada Jumat, 8 Juli.

Asbani menduga korban warga sipil merupakan warga kampung tempat helikopter itu jatuh.

“Helikopter kan jatuh menimpa rumah warga yang diinformasikan rumah tersebut kosong. Namun, jelasnya biar otoritas berwenang yang akan memberikan konfirmasi,” katanya lagi.

Dua korban meninggal dan 3 korban luka sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda DIY Kalasan.

“Saat ini, lokasi kejadian dijaga ketat oleh petugas dari Paskhas TNI AU dan aparat kepolisian. Masyarakat dilarang mendekat ke lokasi kejadian,” tuturnya.

Kronologi kejadian

Informasi yang diterima dari Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyebut kontak terakhir antara helikopter dengan menara pengawas pesawat terjadi sekitar pukul 15:14 WIB. Dua menit kemudian, menara pengawas kehilangan kontak dengan helikopter dengan nomor registrasi HA-5073 itu. 

“Sekitar pukul 15:20 WIB, kondisi helikopter masih stabil di atas lapangan Bogem. Tetapi, begitu memasuki Desa Kowang, bunyi helikopter mulai menurun dan memasuki bagian atas salah satu rumah warga. Di atas sawah, mesin mulai mati dan bagian helikopter menyerong,” ujar Sutopo melalui keterangan tertulis yang diterima pada Jumat, 8 Juli. 

Ketika ditemukan warga, kondisi helikopter jatuh menimpa 2 rumah milik warga setempat, Heru Purwanto dan Parno. Kedua pemilik rumah tidak terluka, karena kediaman itu kosong karena ditinggal mudik.

Salah satu saksi mata yang mengetahui kejadian jatuhnya helikopter bernama Aris, mengaku sedang duduk di dalam rumah dan mendengar bunyi gemuruh yang begitu keras dari bagian atas rumahnya.

“Saya kira ada gempa,” ujarnya kepada Rappler. 

Begitu dia keluar rumah, Aris melihat warga sudah berlari meninggalkan rumah mereka karena khawatir akan tertimpa helikopter yang jatuh. 

“Suara benturan sangat keras dan ternyata ada helikopter yang jatuh,” tuturnya lagi. 

Dari pengamatannya, saat helikopter itu jatuh, tidak ada suara ledakan atau asap yang mengepul. 

“Tidak ada ledakan. Tetapi (helikopter) menimpa bagian belakang rumah Pak Suparno dan Pak Heru. Keduanya selamat,” kata Aris.

Ada penumpang sipil di helikopter

Berdasarkan data yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat, terdapat satu korban tewas seorang perempuan bernama Fransisca Nila Agustin. Tetapi, mereka tidak menyebut korban adalah warga sipil. 

Ketua RT 001 Sarengan menyebut Fransisca adalah sipil Serengan RT 001, RW 001 Blulukan Colomadu, Karanganyar. Korban merupakan anak kedua dari tiga saudara putri pasangan suami istri, Sri Marjono-Sriwidadi. Fransisca diketahui sehari-hari bekerja sebagai perawat di Klinik Saras di Desa Gajahan Colomadu.

“Saya tidak tahu korban bisa ikut naik helikopter milik TNI itu,” ujar Jimanto. 

Kemarin, pihak keluarga sudah ke rumah sakit Yogyakarta untuk mengambil jenazah Fransisca. Sementara, puluhan warga tetangga korban hingga Jumat malam terus berkumpul di rumah duka, memasang tenda, lampu penerangan dan kursi untuk menunggu kedatangan jenazah korban. 

Helikopter laik terbang

Komandan Landasan Udara (Danlanud) Adisutjipto, Marsekal Pertama Imam Baidirus mengatakan helikopter bell milik TNI AD yang jatuh di Kabupaten Sleman masih laik untuk terbang. Karena pada kenyataannya, helikopter itu masih bisa difungsikan. 

“Saya kira kalau pesawat sudah terbang maka (pasti) laik digunakan untuk terbang,” kata Imam. 

Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen M. Sabrar Fadhilah menyebut tim investigasi diterjunkan ke lokasi pada Jumat malam. Tim tersebut akan mencari tahu penyebab jatuhnya helikopter.  Sementara, kerugian materiil yang dialami warga, akan sepenuhnya diganti oleh pihak TNI. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!