Selandia Baru: 12 hal yang bisa dilakukan di surganya para pecinta alam

Pia Ranada

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Selandia Baru: 12 hal yang bisa dilakukan di surganya para pecinta alam
Keunggulan Selandia Baru ada di gletser, danau dan jalur pendakian yang tidak akan pernah membosankan

JAKARTA, Indonesia – Para pecinta alam tentu akan menempatkan Selandia Baru sebagai salah satu tujuan utama di travel bucket list mereka.

Ini adalah negeri Lord of the Rings (bahkan pemandu wisata akan menunjukkan dimana posisi Minas Tirith), daratan pegunungan yang tertutup salju, ngarai di pinggiran awan, lembah yang tak berkesudahan dan danau biru elektrik.

Aku dan suamiku berkunjung ke Pulau Selatan Selandia Baru selama seminggu tapi petualangan kami sangat menyenangkan.

Untuk kalian yang masih penasaran dan berencana untuk melakukan perjalanan ke Pulau Selatan Selandia Baru, berikut beberapa aktivitas favorit kami dan juga tips yang kami dapatkan selama perjalanan.

TIPS

Bepergian: Untuk kebebasan yang sesunggunya, sewa mobil dan berkendara melintasi pulau. Jangan khawatir, karena di Selandia Baru, pengemudi menyetir mobil di sebelah kanan, sama dengan di Indonesia.

Jangan lupa berhenti di kafe yang banyak terdapat di sepanjang perjalanan dan kamu bisa mengambil banyak foto di banyak lokasi perhentian. Lebih baik jika ada lebih dari satu orang yang bisa menyetir.

Kami sangat senang dengan mobil sewa yang kami dapat dari Ace Car Rentals. Harga sewanya NZ$36 atau sekitar Rp 335 ribu per hari untuk mobil sedan manual. Tapi kamu bisa bebas meng-upgrade mobil sesuai selera. Kami juga membayar NZ$19 atau sekitar Rp 177 ribu per hari untuk asuransi mobil.

Pilihan lain untuk bepergian di Selandia Baru adalah dengan menggunakan bus atau bergabung dengan paket tur yang menyediakan supir dan kendaraan. Atau kamu bisa terbang ke kota besar di Selandia Baru.

Pakaian: Kami melakukan perjalanan di minggu kedua bulan Maret yang berarti sedang musim panas menuju musim gugur di Selandia Baru. Sore hari sedikit dingin tapi masih bisa ditolerir jika kamu mengenakan jaket atau scarf.

Tapi di pagi dan malam hari memang sangat dingin dan berangin. Jangan lupa kenakan legging sebelum celana dan gunakan banyak lapisan baju. Bahan pakaian yang dianjurkan adalah fleece, wind-breaker, kaus kaki dan sarung tangan thermal. Semua itu sangat membantu. 

Bea Cukai: Selandia Baru sangat ketat untuk urusan barang apa yang boleh masuk ke negara mereka. Secara khusus mereka sangat waspada pada serangga atau bakteri yang bisa merusak sektor pertanian, salah satu penggerak ekonomi mereka yang paling utama.

Kalau kamu membawa perlengkapan berkemah, pastikan semuanya bersih dan tidak ditutupi tanah atau kotoran lain (ini juga termasuk sepatu hiking!).

Jam operasional toko: Mulailah hari lebih dini karena banyak toko tutup di pukul 17.00!.

THINGS TO DO

1. Lupakan hotel dan pergilan berkemah

DEKAT KE ALAM. Berkemah di area Danau Pearson sambil menikmati matahari terbit yang indah. Tapi waspadai suhu yang dingin.

Tidak semua negara memiliki jalur berkemah di jalan-jalan utama mereka. Di mana siapa saja bisa membangun tenda dengan membayar biaya yang murah. Bahkan jika kamu memiliki budget terbatas sekalipun, kamu bisa mengandalkan cara berkemah ini daripada mem-booking kamar hotel.

Tentu saja, kamu perlu membawa tenda dan perlengkapan camping lainnya. Untuk menambah keseruan, cobalah berkemah di dekat landmark terkenal atau lokasi atraksi alam.

Di malam pertama, kami berkemah di sebelah Danau Pearson. Keesokan paginya kami disambut pemandangan matahari terbit yang luar biasa dan beberapa ‘tamu bersayap’.

2. Panjat tebing di Castle Hill

MEMANJAT BATU. Area Castle Hill adalah bagian dari Great Alpine Highway.

Jajaran ratusan batu-batu dan tebing besar di Castle Hill ibarat Disneyland bagi para pemanjat tebing. Tapi bahkan jika kamu tidak terlalu menyukai tantangan olah raga tersebut, Castle Hill sangat layak untuk dikunjungi.

Dua jam dari Christchurch, Castle Hill adalah bagian dari Great Alpine Highway. Banyak dari batu raksasa yag ada di sini adalah wahi tipu atau lokasi suci bagi kaum Maori.

Jadi setiap pengunjung harus mengikuti aturan yang ada. Kamu juga bisa menemukan banyak tanaman langka dan lukisan batu khas Maori di sini.

3. Mampir di kafe

MAMPIR DI KAFE. Kebanyakan desa dan kota memiliki toko yang bersejarah dan unik seperti Run 77, sebuah kafe dan restoran di Danau Tekapo yang terdapat di bangunan stasiun yang sudah ada sejak tahun 1800-an.

Hampir setiap kota di Selandia baru membanggakan produk pertanian lokal mereka yang unik. Dari sari apel hingga selai dan anggur. Cara terbaik untuk bisa menikmati semua sajian sebanyak mungkin adalah dengan berhenti di setiap desa yang kamu lalui. Ini adalah cara terbaik untuk menyegarkan diri setelah berkendara jauh.

4. Bersepeda di Danau Tekapo

TEKAPO. Pemandangan danau dari jalur bersepeda yang menunjukkan sebuah gereja bersejarah.

Danau Tekapo adalah salah satu danau paling indah di Pulau Selatan. Desa-desa di sekitar danau ini menyediakan fasilitas jalur sepeda. Beberapa bahkan melewati gereja bersejarah tepat di tepi danau menuju ke arah hutan pinus.

5. Berenang malam hari di sumber air panas

CARA TERBAIK MENGAKHIRI HARI. 'Selimuti' diri dengan air hangat di Tekapo Springs sambil memandangi bintang.

Cara terbaik untuk melawan suhu dingin di Tekapo adalah dengan berendam di kolam renang air panas di luar ruangan sambil memandangi bintang-bintang.

Berlokasi di dasar gunung John, tiga kolam renang di Tekapo Springs dikelilingi pepohonan cemara tinggi nan megah. Lokasi ini dibuka dari pukul 10.00 hingga 21.00 setiap hari.

6. Mengunjungi Sir Edmund Hillary Alpine Center di Mount Cook Village

APRESIASI UNTUK PETUALANG. Museum ini mengajak pengunjung untuk menikmati keajaiban kisah para petualang outdoor di dunia.

Hillary adalah orang pertama yang sukses mencapai puncak Gunung Everest. Sebagai warga negara Selandia Baru, ia berlatih dengan mendaki puncak tertinggi di Selandia Baru yakni Gunung Cook, atau yang dalam bahasa Maori disebut Aoraki yang artinya ‘penindik awan’.

Alpine Center adalah sebuah museum yang didedikasikan untuk Hillary dan para pendaki gunung lainnya.

WARISAN. Peralatan dan foto pendakian alpine yang antik dipamerkan di Old Mountaineers' Cafe and Restaurant.

Museum ini berada di dalam The Hermitage Hotel, sebuah gedung bersejarah yang pertama kali menarik para turis ke bagian Selatan Alpine di Selandia Baru.

Jangan lupa menikmati sarapan di Old Mountaineers’s Café and Restaurant di Mount Cook Village. Sebuah tempat yang didirikan oleh Sir Edmund Hillary. Rekomendasi kami: salmon bagels dan hot chocolate.

7. Berkunjung ke danau gletser Tasman Glacier

ICE 101. Tur ini akan membawa kamu mendekat ke gunung es yang sewaktu-waktu bisa runtuh, sehingga membutuhkan skill terbaik dari pemandu wisata dan pengemudi kapal.

Kamu bisa menyentuh gunung es berusia 600 tahun yang jath dari gletser sambil mengendarai speedboat yang dipandu oleh pemandu wisata dari Glacier Explorers.

Tersedia pula jalur pendakian pendek  dalam perjalanan ini jika kamu ingin menikmati pemandangan ala Middle Earth.

8. Berenang di Danau Pukaki

ES BIRU. Pilihan tepat kalau kamu ingin menantang diri dan berenang di air es di Danau Pukaki.

Air dari gletser Tasman mengalir ke danau Pukaki memberikan sentuhan biru elektrik di danau ini. Tentu saja, airnya sedingin es. Tapi siapa yang bisa melewatkan kesempatan untuk berenang di sini?.

Parkir kendaraan kamu di gardu pandang dan bawalah perlengkapan piknik sementara mereka yang ‘cukup gila’ bisa mencoba berenang di air es.

9. Belanja perlengkapan outdoor di Quuenstown

GEAR MANIA. Perlengkapan climbing bekas, ditambah pembawaan warga lokal yang santai dan ramah akan terlihat di toko-toko di Queenstown.

Mengingat lokasinya yang berada di pusat surganya para pecinta alam, bukan hal yang mengejutkan jika kota ini dipenuhi toko-toko yang menjual perlengkapan outdoor yang lengkap dan besar.

Banyak barang bisa berharga sangat mahal tapi jika kamu mencari dengan saksama, kamu bisa menemukan toko-toko yang menjual barang-barang second-hand.

10. Mencoba paragliding atau hand-gliding

TERBANG. Pilot paragliding sangat terampil dan dilengkapi dengan kamera GoPro. Foto oleh Tony/ Coronet Peak Tandems.

Sebuah mobil van akan membawamu sekitar dua jam dari Queenstown naik ke gunung di mana kamu bisa ‘lompat’ ke awan. Biaya yang dikeluarkan untuk ‘pilot’ biasanya sudah termasuk foto yang diambil dengan kamera Go-Pro mereka. Kamu bisa menambah sedikit biaya untuk video. Kami memesan ‘pilot’ kami dari Coronet Peak Tandems.

11. Menyusuri Fiordlands National Park dengan kapal

MEGAH. Beberapa air terjun bisa dilihat di Milford Sound, salah satu lokasi fiord yang paling banyak dikunjungi di Fiordlands National Park.

Fiord adalah area perairan sempit yang dikelilingi oleh tebing yang diukir oleh gletser. Fiordlands adalah hutan raya terbesar di Selandia Baru dan tercatat sebagai salah satu UNESCO World Heritage Site.

Kami berlayar melintasi fiord terpopuler, Milford Sound. Kamu bisa melihat beberapa air terjun yang mengalir dari permukaan batu yang curam.

Kapal kami dikejar oleh lumba-lumba dan kami sangat dekat dengan beberapa ekor anjing laut yang sedang berjemur. Kami memesan perjalanan ini lewat Kiwi Discovery yang berkantor di Queenstown.

12. Mengeksplor Christchurch yang artsy dan penuh inspirasi

KOTA STREET ART. Ya, kamu bisa menemui domba di kota ini.

Soal jarak, kota ini mungkin tidak sedekat kota lain untuk bisa mengeksplor keindahan alam Pulau Selatan. Tapi kota ini adalah kota yang tepat untuk mengekplor bagaimana alam dan manusia bisa hidup berdampingan dengan harmonis.

Di tahun 2011, kota ini sempat digoncang gempa bumi (bahkan disebut sebagai gempa susulan dari tahun 2010) yang menewaskan 185 orang. Kota yang masih membenahi diri setelah bencana itu menemukan cara terbaik untuk bangkit dengan cara yang sangat menarik mata.

GEREJA UNIK. Gereja Cardboard Cathedral terbuat dari kardus, kaca dan kayu.

Jalan-jalan raya diisi banyak karya seni. Mulai dari mural ke instalasi interaktif. Yang wajib dikunjungi adalah 185 kursi kosong untuk menghormati korban yang tewas saat gempa bumi 2011 dan Cardboard Cathedral, gereja yang dibangun dari kardus, kayu dan kaca.

Berikut contekan itinerary kami:

Hari 1

– Tiba di Bandara Christchurch sore hari

– Belanja stok makanan dan perlengkapan outdoor

– Menuju Danau Pearson

Camping di sisi Danau Pearson

Hari 2

– Panjat tebing di Castle Hill (pagi)

– Menuju Danau Tekapo

– Makan malam di desa Danau Tekapo

Hari 3

– Bersepeda di skeitar Danau Tekapo

– Menuju Mount Cook Village

– Mengunjungi Sir Edmund Hillary Alpine Cneter

– Mengikuti tur geltser Tasman

– Makan malam di The Hermitage Hotel

Hari 4

– Mengeksplor walking trails di sekitar Mount Cook Village

– Sarapan di Old Mountaineer’s Café and Restaurant

– Menuju Danau Pukaki

– Berenang di Danau Pukaki

– Menuju Queenstown

Hari 5

– Mengeksplor toko, restoran dan area pelabuhan di Queenstown

Hari 6

Paragliding di dekat Queenstown

– Makan siang di tambang emas bersejarah Arrowtown

– Menuju Christchurch

Hari 7

– Mengeksplor Christchurch: Museum Canterbury, 185 Empty Chairs, Cardboard Cathedral, Re:Start Mall

Hari 8

– Terbang pulang dari Christchurch

 -Rappler.com.

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!
Sleeve, Clothing, Apparel

author

Pia Ranada

Pia Ranada is Rappler’s Community Lead, in charge of linking our journalism with communities for impact.