Berburu senja di Candi Ijo, puncak tertinggi kota Yogyakarta

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Berburu senja di Candi Ijo, puncak tertinggi kota Yogyakarta
Akses jalan yang mudah dan harga tiket murah menyebabkan Candi Ijo kerap dipadati pengunjung

YOGYAKARTA, Indonesia – Yogyakarta kaya dengan peninggalan peradaban lama berupa candi dan bangunan suci tempat pendarmaan raja-raja terdahulu. Proses penggalian terus dilakukan untuk menemukan candi baru.

Salah satu yang berhasil ditemukan adalah Candi ijo, candi berundak dengan 17 teras yang terbentang dengan luas sekitar 7 hektar di dusun Gunung Ijo Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Candi utama di kompleks Candi Ijo berada di dataran paling tinggi.

Di depannya, terdapat tiga candi perwira yang salah satunya berisi arca lembu nandini. Di dalam candi utama berisi lingga yoni dengan ukuran besar.

Selain di teras utama, terdapat sekitar 11 teras lain yang telah digali di kompleks tersebut. Di masing-masing teras, ada reruntuhan dan beberapa bangunan.

“Ada sekitar 7 bangunan di 11 teras yang sudah tergali sekarang. Total, candi ini memiliki 17 teras dan masih akan terus digali,” ujar Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BCPB Yogyakarta, Wahyu Astuti.

Konsep candi berundah

Menurut Wahyu 17 teras di Candi Ijo berbeda dengan temuan candi Hindu lain di sekitar Prambanan. Candi Ijo dibangun berundak. Jika diperhatikan dengan seksama, semakin ke belakang maka semakin suci.

Wahyu menduga bangunan yang diduga dibangun di abad ke-10 itu digunakan sebagai pemujaan kepada Dewa Siwa di masa Kerajaan Mataram. Konsep berundak itu, kata Wahyu, diduga mengikuti masa pra sejarah dengan bangunan pundek berundak dan menempatkan bangunan paling suci di tempat tertinggi.

Candi Ijo berada di ketinggian sekitar 375 meter dari permukaan laut. Bangunan candinya seolah mengikuti kontur bukit dari bawah hingga puncaknya ditandai dengan candi utama yang berisi arca lingga dan yoni.

Baru dibuka untuk publik

PADAT PENGUNJUNG. Menurut petugas keamanan di Candi Ijo, jika hari libur tiba, ada sekitar 1.500 pengunjung yang berkunjung ke sana. Foto oleh Dyah Pitaloka/Rappler

Candi Ijo tergolong baru dibuka untuk umum walaupun proses penggaliannya sudah berlangsung sejak tahun 1980an. Petugas keamanan setempat, Saimin mengatakan loket untuk retribusi pengunjung juga baru saja diadakan sejak sebulan yang lalu.

“Tiketnya baru ada bulan lalu. Per orang harganya Rp 5.000,” kata Wahyu.

Dia mengatakan pengunjung akan lebih banyak menjelang sore tiba. Selain ingin melihat candi, mereka juga datang untuk berburu senja di sana, lantaran lokasinya disebut paling tinggi di Yogyakarta.

Menurut Saimin, jumlah pengunjung bisa mencapai 1.500 orang pada puncak kunjungan. Salah satu faktor pendukungnya karena akses jalan menuju Candi Ijo yang tergolong mudah.

Walaupun menanjak, kondisi jalan sudah diaspal sehingga tidak menyulitkan bagi kendaraan roda dua atau roda empat melintas. Jika menuju ke Candi Prambanan dan Ratu Boko, maka Candi Ijo hanya berjarak sekitar 10 menit melalui jalur darat.

Pengunjung juga akan melintasi tebing breksi yang kini tengah populer dan muncul di banyak akun media sosial. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!