Uskup Agung Semarang silaturahmi ke Masjid Agung Jawa Tengah

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Uskup Agung Semarang silaturahmi ke Masjid Agung Jawa Tengah
Umat Katolik juga menyambut gembira perayaan Idul Fitri yang dirayakan umat Muslim

SEMARANG, Indonesia – Perayaan Idul Fitri 1438 Hijriyah yang penuh damai dan harmonis turut dirayakan oleh umat lintas agama di kota Semarang, Jawa Tengah secara suka cita. Momen tersebut ikut dimanfaatkan oleh Monsinyur Robertus Rubiyatmoko melakukan kunjungan perdana usai terpilih sebagai Uskup Agung Semarang.

Pemimpin agama yang akrab disapa Romo Rubi itu kemudian berkunjung ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) pada Minggu, 25 Juni. Momen itu dimanfaatkan untuk bersilaturahmi bersama pemuka agama setempat.

Kunjungan diawali pada pagi hari usai umat Muslim menunaikan salat Ied di pelataran masjid termegah di Jawa Tengah itu. Ia didampingi Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan, Keuskupan Agung, Pastor Aloys Budi Purnomo yang menumpang mobil berwarna hitam.

“Hari ini, kami bersilaturahmi dengan saudara-saudara umat Muslim. Ini pesta kemenangan dan pesta kedamaian baik dengan tuhan maupun sesama manusia,” kata Romo Rubi kepada Rappler di ruang serbaguna MAJT pada Minggu kemarin.

Ia mengatakan sudah jauh-jauh hari merencanakan kunjungannya ke MAJT untuk ikut merayakan datangnya hari kemenangan saat Idul Fitri. Romo Rubi menyebut Idul Fitri merupakan tradisi syukuran yang dilakukan umat Muslim di seluruh penjuru Indonesia bahkan di dunia setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa.

“Kami juga menyambutnya dengan penuh suka cita,” kata dia.

Tradisi berlebaran tak hanya dirayakan oleh umat Muslim semata. Sebab, di lingkungan keluarga Katolik pun ritual bersilaturahmi juga ada.

Saat Idul Fitri tiba, ia berkisah bahwa dalam keluarga besarnya turut merayakannya dengan membersihkan rumah serta menggelar open house untuk menerima para tamu dari luar.

“Kami membangun kebersamaan, tidak hanya antara Muslim dan Katolik saja, tetapi untuk semua umat beragama. Inilah kehebatan bangsa kita yang mampu membangun kebersamaan,” tutur Romo Rubi.

Ia memaknai hari nan fitri sebagai pesta kebersamaan dalam bingkai kekeluargaan sehingga diharapkan perdamaian dan persaudaraan di dunia dapat terwujud.

“Sejak berawal dari kemarin ada buka puasa dengan umat antar agama di beberapa tempat yang menimbulkan nuasansa yang menggembirakan. Saya merasakan sangat menyenangkan, bisa berkumpul dengan saudara-saudara umat Muslim di hari nan fitri ini,” katanya.

“Hari yang khusus ini sangatlah indah dan tidak ada kecanggungan, ketegangan atau apapun. Kami semuanya jadi teman dan saudara, suasananya penuh guyonan dan langsung akrab. Inilah bagi saya nilai kemanusiaan yang sangat tinggi, yaitu nilai kekerabatan dan nilai kekeluargaan,” tuturnya lagi.

Kirim surat terbuka

Di hari yang sama, Keuskupan Agung Semarang (KAS) ke-77 turut mengirimkan surat terbuka kepada para pastor di semua paroki di Jateng dan Yogyakarta untuk menginformasikan momentum menjalin kebersamaan tersebut. Dia berharap perdamaian saat Idul Fitri dapat terus berlanjut, sebab ini merupakan tradisi yang sangat merakyat.

Apalagi, datangnya Idul Fitri sebagai hari kemenangan umat Muslim merupakan sebuah momentum penuh kedamaian dan keharmonisan. Sehingga dapat menjadi bagian untuk melestarikan tradisi para pendiri bangsa.

Sementara, menurut Pastor Aloys Budi Purnomo ada tiga gereja yang berbagi lahan bagi umat Muslim untuk menunaikan salat Ied, yaitu Gereja Paroki Kristus Raja Semesta Alam Ungaran, Gereja Katedral Sub Tutela Matris Semarang serta GKJ Joyodiningratan Jalan Gatot Subroto, Solo. Selain itu gereja-gereja yang berhadapan dengan masjid juga telah diimbau untuk memundurkan jadwal misanya.

“Jadwal misanya sengaja diundur untuk memberi kesempatan bagi umat Muslim menunaikan salat Ied. Biar mereka bisa parkir di halaman gereja dan tidak berdesakan,” kata Pastor Aloys.

Sementara, di mata anggota Dewan Pimpinan Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Noor Achmad, kunjungan Uskup Agung mencerminkan eratnya persaudaraan lintas iman dalam rangka menjaga NKRI agar tetap utuh. Ia mengatakan tantangan bangsa Indonesia menjadi lebih berat di masa depan.

Karena itulah, ia merasa gembira dengan kehadiran Uskup Agung karena pertanda baik bagi umat Muslim dan Katolik yang dapat bersatu di bawah naungan NKRI dengan menjunjung tinggi Pancasila.

“Ke depan tantangan bangsa tentu luar biasa. Maka kita senang dengan kehadiran Bapak Uskup mampu menguatkan kebersamaan di hari yang fitri ini,” kata Noor. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!