Kongres ulama perempuan digelar di Cirebon

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kongres ulama perempuan digelar di Cirebon
Indeks ketidaksetaraan perempuan di Indonesia masih tinggi.

CIREBON, Indonesia — Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) menggelar Seminar Internasional Ulama Perempuan di IAIN Syekh NurJati Kota Cirebon, Selasa 25 April 2017. 

“Ada sekitar 500 orang yang mendaftar, sedangkan kapasitas ruangan hanya 250 orang,” kata Rektor IAIN Syekh Nurajati Cirebon, Sumanta, saat memberikan sambutan.

Peserta terdiri dari ulama perempuan, aktivis perempuan, dan peneliti. Mereka datang dari berbagai negara, seperti Kenya, Afghanistan, Saudi Arabia, dan Nigeria. In adalah seminar ulama perempuan pertama di Indonesia, bahkan dunia.

Seminar dibuka oleh Kepala Badan Litbang serta Pendidikan dan Pelatihan Kementrian Agama Abdurrahman Mas’ud. Dalam sambutannya, Mas’ud mengatakan ulama perempuan di Indonesia memiliki peran beragam, antara lain dalam dunia intelektual indonesia.

“Ulama perempuan mendorong para santri mencintai Indonesia. Visi kemanusiaan juga banyak digarap perempuan,” kata Mas’ud.

Meski peran perempuan, khususnya ulama perempuan, tercatat dalam sejarah, namun menurut Mas’ud, indeks ketidaksetaraan perempuan di Indonesia masih tinggi. “Masih terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan kekerasan pada perempuan membuktikan hal itu,” ujarnya.

Seminar ini digelar dengan latar belakang masih terjadinya berbagai penolakan bahkan tindak kekerasan terhadap ulama perempuan. Kongres antara lain akan perumusan fatwa agama tentang isu kontemporer tentang perempuan dan Islam.

“Kami merasa, penting sekali ulama perempuan bisa menjawab tantangan yang ada dan memanfatkan peluang dengan berdasarkan pada pengalaman dari berbagai negara,” ujar Steering Commitee of KUPI, Badriyah Fayumi.

Badriyah berharap, para perempuan yang hadir di acara ini bisa mendapatkan pandasngan positif dan mengaplikasikannya ke negara masing-masing.

“Bisa ada sinergi dengan seluruh peserta di sini, sehingga kaum perempuan bisa berkontribusi terhadap peradaban Islam dan mewujudkan dunia yang bermartabat dan menjunjung keadilan bagi kaum perempuan,” pungkas Badriyah. —Rappler.com  

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!