Perempuan perlu bekerja empat kali lebih baik

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Perempuan perlu bekerja empat kali lebih baik
Menteri Siti Nurbaya Berbagi Kisah, Pengalaman dan Mimpi di acara International Woman’s Day Citi Indonesia

JAKARTA, Indonesia – Dibandingkan dengan kaum laki-laki, perempuan memiliki keunggulan, ciri khas yang disebut, “akunya kamu”.  Empati lebih besar, memikirkan nasib dan perasaan orang lain, sebagai konsekuensi dari tindakannya.  

“Coba deh kalau lagi di jalan, ada ramai-ramai..ada kecelakaan, perempuan pasti bilang, Pak berhenti. Coba dicek itu ada korban kah?  Kasihan.  Itu perempuan.  Bapaknya akan bilang, udah apaan sih kamu repot-repot.”  

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menyampaikan hal itu saat berbicara di depan seratusan perempuan bankir di lingkungan Citi Indonesia.  Acara digelar dalam kaitan Hari Perempuan Internasional oleh Indonesia Women Council di bank asing itu, pada hari Kamis 27 April 2017.  Siti adalah satu dari sembilan perempuan dalam kabinet kerja Presiden Joko “Jokowi” Widodo saat ini.

Menurut Siti, kepekaan perempuan itu penting dalam proses berkarir.  Hal lainnya, kata dia, perempuan peka terhadap risiko dari kegagalan.  Dia mengutip ucapan  Charlotte Whitton, feminis yang juga wali kota pertama di Kanada. “Whatever women do they must do twice as well as men to be thought half as good. Luckily, this is not difficult,” demikian Whitton.  

“Jadi, kita para perempuan bekerja dua kali lebih keras dari bapak-bapak, masih dinilai setengahnya kerja mereka.  Artinya kita mesti kerja empat kali lipat lebih keras dari bapak-bapak untuk dihitung sama,” ujar Siti.

Berkaitan dengan peran perempuan dalam situasi publik dan politik saat ini, lulusan Institut Pertanian Bogor itu mengatakan perempuan memiliki kelebihan dalam mempengaruhi orang lain.  Ini memudahkan dalam pekerjaan.  “Maka saya tidak heran jika tadi Pak Batara Sianturi mengatakan bahwa dari karyawan Citi Group, 57 persen adalah perempuan.  Pasti berpengaruh baik untuk bank ini,” ujar nya.

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi sebelumnya mengatakan ada 1.700 karyawan perempuan di perusahaan itu, atau 57 persen. “Lebih dari 130 karyawan perempuan menduduki posisi manajerial yang penting, mulai dari vice president, senior vice president, director dan managing director,” kata Sianturi.  

Angka ini di atas rata-rata persentase nasional dan global.  “Di Citi tidak ada batasan bagi perempuan.  Kami mendukung kesetaraaan gender, menerapkan meritrokasi, penilaian berdasarkan kemampuan,” ujar Sianturi.

Karena diminta untuk menceritakan Kisah, Pengalaman dan Mimpinya, Siti membuka rahasia kehidupan.  Sejak kecil, misalnya, dia sudah menetapkan target dan rencana masa depan.  “Di sampul coklat buku sekolah, saya sudah menuliskan nama saya, Prof. Dr. Siti Nurbaya, MSc.  Padahal saya masih kelas 6 SD,” kata Siti sambil tersenyum. 

Tahun 1998 Siti meraih gelar doktor dari IPB dan Universitas Siegen, Jerman. Selama menjadi birokrat, dia Ibu dua anak ini pernah diganjar penghargaan sebagai pegawai negeri sipil teladan tingkat nasional pada 2004.

“Kalau mau menikah, ketika memilih pasangan, pikirkan apakah 50 tahun yang akan datang kita masih senang enggak sama dia?” Ini tips berumah tangga yang dibagi Siti kepada hadirin. Dalam rumah tangganya, sejak awal prinsip terbuka dan kejujuran diutamakan. 

Soal pengeluaran rumah tangga, Siti membayar pengeluaran rutin. “Yang sifatnya pembangunan dan besar-besar menjadi tanggung jawab suami. Ini kesepakatan sejak awal. Ini prinsip harmoni, rasional dan proporsional,” kata Siti.

Sikap jujur juga penting dalam pekerjaan, apalagi di lingkungan birokrasi. “Kejujuran menyelamatkan diri kita sendiri,” kata Siti. Dalam birokrasi misalnya, korupsi terjadi karena kegagalan menjalankan tugas dan tidak disiplin dalam administrasi dan anggaran, kemudian mengambil keuntungan pribadi,” ujarnya.  

Siti mengingatkan agar perempuan tidak sombong akan kemampuan dan pantang menyerah. “Kadang tidak apa belagak bego, sambil mempelajari. Dengerin saja.  Kita jadi tahun termasuk siapa yang mengkhianati. Ada ungkapan, bangunlah rumah kita dari batu-batu yang dilemparkan orang kepada kita,” tuturnya.

Soal pantang menyerah, Siti selalu mengingat nasihat ibunya. “Airmata tidak menyelesaikan masalah.” Jadi perempuan jangan sedikit-sedikit menangis. Harus kuat. Harus selesaikan masalah yang dihadapi.

Mengenai perempuan dan lingkungan, Siti mengingatkan perempuan ada di dua posisi, sebagai aktor penting untuk bisa mempengaruhi kebijakan dan pengelolaan lingkungan. 

Di sisi lain, perempuan masih menjadi kelompok yang rentan terhadap dampak lingkungan hidup termasuk perubahan iklim. Selengkapnya cerita Menteri Siti Nurbaya dapat disaksikan dalam video ini:

 
//

Menteri Siti Nurbaya Bakar di acara #iwc Citi Indonesia Woman’s Day

Dikirim oleh Uni Z. Lubis pada 26 April 2017

 

– Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!