Philippine economy

Mentan bantah ada agenda politik di balik penggerebekan gudang beras

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mentan bantah ada agenda politik di balik penggerebekan gudang beras
"Kami minta agar disparitas harga jangan terlalu tinggi. Ini (PT IBU) disparitas lebih dari 100 persen."

 

JAKARTA, Indonesia — Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan penggerebekan gudang beras milik PT Indo Beras Unggul (IBU) tidak bermuatan politis.

“Nggak ada motif lain. Kami ikuti keinginan rakyat, bukan segelintir orang,” kata Andi Amran di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa 25 Juli 2017.

Seperti diberitakan sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Pangan menggerebek gudang beras milik PT IBU di Bekasi, Jawa Barat, pada Jumat pekan lalu.

Penggerebekan ini, Menteri Andi Arman melanjutkan, karena PT IBU diduga telah memonopoli harga, yaitu menjual harga beras dengan disparitas tinggi.

Menteri Andi Arman mengatakan tindakan tegas berupa penggerebekan itu merupakan solusi permanen untuk memangkasi tingginya disparitas harga antara ketika membeli dari petani dengan menjual kepada konsumen.

“Kalau mau sembuh, kami minta agar diparitas harga jangan terlalu tinggi. Ini (PT IBU) diparitas lebih dari 100 persen,” ucapnya.

Amran mengatakan, meski telah menindak PT IBU, tapi hubungannya dengan pejabat di jaringan induk PT IBU, seperti Komisaris Independen PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS) Food Anton Apriyantono, masih baik. 

Anton yang merupakan mantan Mentan Kabinet Indonesia Bersatu, kata Amran, merupakan senior di Kementan serta sampai kini sering berkomunikasi dan berdiskusi.

“Saya hanya melanjutkan perjuangan beliau. Kalau ada keberhasilan, keberhasilan beliau juga. Kalau ada salah, salah junior. Jangan hubungkan persoalan darat ke laut,” jelasnya. 

Selain itu, Arman juga meluruskan kesimpangsiuran isu yang beredar pascapenggerebekan gudang beras merek Cap Ayam Jago dan Maknyuss terkait subsidi.

Dia menjelaskan, kucuran dana pemerintah di sektor pangan merupakan subsidi input, seperti pupuk Rp 31,2 triliun dan benih Rp1,3 triliun. Sedangkan subsidi ouput dengan membeli beras petani untuk diberikan kepada masyarakat prasejahtera sebesar Rp19,8 triliun.

Nilai tersebut, tambah dia, belum termasuk bantuan sarana dan prasarana lain yang angkanya juga menembus triliunan rupiah setiap tahunnya.

Soal jumlah varietas IR 64 yang beredar di pasaran cuma sekitar 15 persen, Amran membenarkan. Namun, dia mengingatkan, jika jenis tersebut cukup banyak dan mencapai 90 persen dari 15,2 juta hektare luas lahan padi. 

Misalnya, Ciherang, Mekongga, Situ Bagendit, Cigeulis, Impari, Ciliwung, Cibogo, dan lainnya. “Ini sama-sama harganya di seluruh Indonesia Rp 7 ribu. Kemudian, dapat subsidi pupuk, benih,” kata dia. —Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!