Kekeringan melanda Aceh, puluhan hektar sawah terancam gagal panen

Habil Razali

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kekeringan melanda Aceh, puluhan hektar sawah terancam gagal panen
"Dulu walaupun tidak ada hujan tapi tidak sampai begini. Tetap ada air. Tahun ini benar-benar kering."

  

BANDA ACEH, Indonesia — Sejak dua bulan terakhir musim kemarau melanda sebagian Provinsi Aceh. Hujan sangat jarang terjadi. Akibatnya, beberapa daerah kering kerontang tiada air. 

Misalnya, kolam pemandian Mata Ie di Kabupaten Aceh Besar mengalami kering. Sementara, puluhan hektar areal sawah di Kabupaten Pidie terancam gagal panen karena kekurangan air.

Sebulan terakhir kolam pemandian Mata Ie, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, benar-benar kering. Padahal tempat wisata itu dulunya sangat ramai dikunjungi pengunjung untuk berendam maupun berenang. 

Keringnya dua kolam besar berair dingin di sana sempat heboh setelah foto kolam tampak bebatuan dasar tanpa air mulai dibagikan di media sosial. Sejumlah warga mengomentari fenomena itu. Bahkan, sebagiannya mengaku tak percaya.

Sebab, tempat yang juga berfungsi sebagai sumber air untuk PDAM Tirta Daroy, Banda Aceh itu, itu sepanjang sejarah tidak pernah kekurangan air meskipun sedang musim kemarau.

Usman, warga setempat mengatakan dirinya tidak mengetahui penyebab pasti keringnya kolam tersebut. Pasalnya, air kolam tersebut berasal dari mata air berada dalam gua berdekatan dengan kolam.

Kolam pemandian Mata Ie di Aceh Besar kering kerontang sejak sebulan terakhir. Foto dari Agus Setyadi. Foto oleh Habil Razali/Rappler

“Dulu walaupun tidak ada hujan tapi tidak sampai begini. Tetap ada air. Tahun ini benar-benar kering,” kata Usman, Selasa, 26 Juli 2017. 

Puluhan hektar sawah terancam gagal panen 

Sementara di Kabupaten Pidie, puluhan hektar sawah terancam gagal panen akibat kekurangan air. Mengatasinya, warga Dayah Krueng, Kecamatan Peukan Baro, Pidie, terpaksa menggali sumur di persawahan. Air dari sumur tersebut kemudian dialiri ke areal persawahan menggunakan mesin pompa air.

Kamarullah Iboih, seorang petani Dayah Krueng mengaku persawahan di sana telah kekurangan air sejak awal Juni lalu. Ia dan beberapa petani lain hanya mengandalkan air hujan atau dari irigasi untuk pengairan sawah.

Petani Peukan Baro, Pidie, mengairi areal persawahan menggunakan pompa air. Foto oleh Habil Razali/Rappler

Namun saat hujan jarang turun, air dari irigasi pun juga ikut berkurang. “Kami setiap hari harus memompa air dari sumur yang kami gali di sawah untuk mengairi tanaman padi,” kata Kamarullah, Rabu 26 Juli 2017.

Hal yang sama juga terjadi di persawahan Kecamatan Keumala, Pidie. Pantauan Rappler, padi yang berumur dua bulan tanam di sana tampak memerah di bagian ujung daunnya. Hal itu terjadi akibat kekurangan air.

Tanah persawahan pun mulai mengalami keretakan. Bahkan, petani di sana harus bermalam di sawah guna memantau air karena saling berebutan dengan petani lainnya.

Petani di Kabupaten Pidie selama ini hanya mengandalkan air hujan atau irigasi untuk pengairan di areal persawahan. Sejak hujan jarang turun, debit air irigasi yang berhulu di Kecamatan Keumala pun berkurang. Petani terpaksa mencari solusi pengairan lain, seperti menggali sumur. 

Salat Istiska

Sementara itu, Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman meminta warganya untuk melaksanakan Salat istiska agar Allah segera menurunkan hujan. Salat istiska adalah salat meminta hujan yang dilaksanakan di lapangan terbuka.

Dengan salat Istisqa’, Aminullah berharap di ibu kota Aceh itu tidak mengalami krisis air untuk kebutuhan sehari-hari. 

“Para Keuchik (kepala desa) di semua Gampong (desa) kita imbau mengajak warganya salat istiska dan berdoa kepada Allah SWT agar menurunkan hujan,” kata Aminullah, Selasa, 26 Juli 2017.

Aminullah menambahkan bahwa dirinya telah meminta kepada pihak PDAM agar selalu mengawasi layanan dan persediaan air bersih bagi warga. “Saat ini musim kemarau sedang melanda dan diprediksi akan berakhir pada bulan Agustus nanti,” kata Aminullah.

Sebelumnya, pada Senin, 24 Juli 2017, seratusan warga Desa Dayah Lamteh, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, menggelar Salat istiska di halaman masjid setempat. 

Warga lintas usia menggelar tikar dan sajadah di ruang terbuka. Mereka membentuk beberapa saf dan kemudian melaksanakan salat sunah istiska dua rakaat. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!