10 ‘skills’ yang dibutuhkan pekerja pada 2020: Apakah kamu memilikinya?

Lita Iqtianti

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

10 ‘skills’ yang dibutuhkan pekerja pada 2020: Apakah kamu memilikinya?
2020 adalah tahun revolusi industri yang keempat, di mana seluruh industri akan lebih banyak menggunakan mesin. Hal ini tentu saja mengubah cara kita hidup dan bekerja

JAKARTA, Indonesia — Bekerja pada era modern dengan teknologi yang sudah sangat maju seperti sekarang ini tentu berbeda dengan budaya kerja satu dekade lalu. Tentunya, lanskap pekerjaan secara global juga akan terus berubah dalam beberapa tahun ke depan.

Forum Ekonomi Dunia (WEF), misalnya, meluncurkan data yang menyatakan setidaknya para pekerja pada 2020 harus memiliki 10 skills agar bisa bersaing secara global.

Hal tersebut terungkap dari diskusi bertajuk Global Talks Future of Skills yang diselenggarakan oleh Go Global Indonesia di kampus Binus International, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Hadir sebagai pembicara adalah Achmad Budiman dari World Bank Group; Rivana Mezaya yang pernah magang di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat; dan Fonnyta Amran, Country Manager Go Global Indonesia yang berbagi tentang kiat-kiat mempersiapkan diri terjun ke dunia kerja.

Rivana Mezaya yang pernah magang di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, berbagi pengalaman kepada mahasiswa Binus International. Foto oleh GGI

Yang paling menarik dari diskusi tersebut tentunya adalah data yang dirilis oleh WEF tadi. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh WEF terhadap beberapa divisi human resources perusahaan ternama mengenai rekrutmen, ada 10 keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi pekerja pada 2020 alias kurang dari 4 tahun dari sekarang.

Kenapa 2020? Karena 2020 adalah tahun revolusi industri yang keempat, di mana seluruh industri akan lebih banyak menggunakan mesin. Hal ini tentu saja mengubah cara kita hidup dan bekerja. Beberapa pekerjaan diyakini akan menghilang dan memunculkan profesi baru. 

Lihat perbandingannya di bawah ini:

  

Jika kita lihat tabel di atas, creativity melonjak level kepentingannya dari angka 10 ke angka 3. Hal ini bisa jadi karena perubahan industri menuntut kita untuk lebih kreatif saat menghadapi perubahan ini. 

Salah satu yang bisa dilakukan untuk meningkatkan skills kita adalah lewat pengalaman. Rivana mengakui bahwa pengalamannya magang di PBB sangat membantu kualitas dirinya sebagai seorang pekerja maupun sebagai pribadi. Bekerja dengan orang yang memiliki latar belakang budaya atau agama berbeda tentunya membuat kita harus lebih toleran dan bersikap terbuka terhadap perbedaan. 

Saat ini persaingan kerja kita tak hanya antar sesama anak bangsa, tapi juga antar bangsa. Jika kita tidak siap menghadapi persaingan ini, maka kita bisa ketinggalan. 

Achmad Budiman dari World Bank Group (kiri) mengatakan, persaingan kerja kita tak hanya antar sesama anak bangsa, tapi juga antar bangsa. Foto oleh GGI

Sementara itu, Fonnyta menjelaskan bahwa Go Global Indonesia membawa misi untuk membangun kapasitas peserta agar cerdas budaya dan berkompetensi global, sehingga dapat menjadi pembawa perubahan positif bagi Indonesia. Visi Go Global Indonesia sendiri adalah membentuk jaringan generasi muda Indonesia yang berperan aktif menjadi pembawa perubahan positif.

Go Global Indonesia (GGI) merupakan divisi dari Yayasan Bina Antarbudaya yang memfokuskan penyediaan program antar budaya bagi generasi muda berusia 18 tahun ke atas. Program-program GGI dirancang untuk membantu mengembangkan wawasan, kompetensi, dan pemahaman peserta, sehingga mampu menjadi pembawa perubahan positif yang berwawasan luas dan cerdas budaya.

Bagaimana, apakah kamu sudah siap menghadapi persaingan di dunia kerja nanti? —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!