Jelang Ramadan, warga Aceh gelar tradisi Meugang

Habil Razali

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Jelang Ramadan, warga Aceh gelar tradisi Meugang
Meugang merupakan tradisi yang telah berlangsung sejak ratusan tahun silam di Aceh

 

KOTA BAKTI, Indonesia — Memasuki hari pertama Meugang di Provinsi Aceh, harga daging melonjak naik. Kenaikan harga tersebut akibat banyaknya permintaan daging di pasaran. 

Pantauan Rappler di pasar Kota Bakti, Pidie, Kamis (25/5/2017), harga daging sapi dijual seharga Rp 170-180 ribu perkilo. Namun, kenaikan harga itu tak menyurutkan minat warga untuk membeli daging Meugang.

Penjual daging Meugang di pasar Kota Bakti merupakan pedagang musiman yang membuka lapak dagangannya di depan toko. Sejumlah ruas jalan di antara deretan toko tampak dipenuhi lapak penjual daging.

Pedagang daging musiman itu bukan hanya warga setempat, tetapi ada juga penjual dari kecamatan lain yang ikut membuka lapak dagangan di pasar Kota Bakti.

Meski harga daging dibandrol tinggi, warga tetap antusias membeli. “Walaupun harga daging mahal kami tetap harus membeli daging,” kata Ardiansyah, seorang warga Kota Bakti, Pidie, Kamis 25 Mei 2017.

Ardiansyah menambahkan bahwa makan daging di hari Meugang merupakan suatu tradisi yang wajib dilaksanakan di Aceh. “Jika hari Meugang seorang pria tidak membawa pulang sekilo pun daging ke rumah, maka ke’lelaki’annya patut dipertanyakan,” lanjutnya.

Untuk menghadapi hari Meugang, kata Ardiansyah, warga bahkan sudah jauh-jauh hari menyimpan uang untuk membeli daging. “Hal itu dilakukan jika tidak mau merasa dikucilkan di kalangan warga,” katanya.

Tradisi makan daging di hari Meugang juga terasa wajib di pengantin baru. Sang suami diharuskan mengantar setumpuk daging Meugang kepada keluarga istri atau mertuanya di hari Meugang.

“Kalau ini, mampu tidak mampu, memang wajib ada meskipun sekilo daging,” kata Ardiansyah sambil tertawa di antara pedagang daging musiman itu.

Tidak hanya di Kota Bakti, kenaikan harga juga terlihat di pasar Pante Teungoh, Kota Sigli. Jika hari biasanya di sana daging sapi seharga Rp 150 ribu, di hari Meugang kenaikan harga sebanyak 20-40 ribu perkilo.

Gubernur Tetapkan Harga Daging

Sementara, Gubernur Aceh, Zaini Abdullah meminta harga daging Meugang di Aceh dijual seharga Rp 130 ribu perkilo. Ia menekankan bahwa harga daging tidak boleh melebihi harga tersebut.

Hal itu disampaikan gubernur melalui Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Mulyadi Nurdin.

Dalam keterangannya, Mulyadi Nurdin, mengatakan gubernur sudah meminta supaya dinas terkait mengontrol harga daging di pasar serta memastikan stok cukup tersedia, mengingat kebutuhan daging sapi pada hari meugang cukup tinggi.

“Gubernur berharap harga daging dijual di bawah Rp 130.000 perkilogram. Pedagang diimbau untuk tidak menaikkan harga melebihi harga tersebut,” kata Nurdin, Senin, 22 Mei 2017.

Kepala Dinas Peternakan Aceh Zulya Zaini mengatakan persediaan sapi dan kerbau untuk meugang ramadhan tahun ini mencukupi, yaitu masing-masing, sapi sebanyak 19.903 ekor dan kerbau sebanyak 13.321 ekor.

Pihaknya juga akan menurunkan tim untuk memeriksakan kesehatan hewan ternak menjelang hari meugang. “Sehingga sapi-sapi yang akan disembelih terjamin kesehatannya,” kata Zulya.

Tradisi Meugang

Meugang merupakan tradisi yang telah berlangsung sejak ratusan tahun silam di Aceh. Tradisi hari makan daging bersama keluarga ini dilaksanakan setahun tiga kali, yakni dua hari berturut-turut sebelum Ramadhan, Idul Adha, dan Idul Fitri.

Sebuah riwayat mengatakan, Meugang sudah dilaksanakan sejak masa Kesultanan Aceh Darussalam. Kala itu, Sultan Iskandar Muda memotong hewan dalam jumlah banyak dan dagingnya dibagikan secara gratis kepada seluruh rakyatnya. 

Hal ini dilakukan sebagai rasa syukur atas kemakmuran rakyatnya dan rasa terima kasih kepada rakyatnya. Setelah Kesultanan Aceh Darussalam ditaklukan oleh Belanda pada tahun 1873, tradisi ini tidak lagi dilaksanakan oleh sultan. 

Namun, karena hal ini telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Aceh, maka Meugang tetap dilaksanakan hingga saat ini dalam kondisi apapun. Tradisi Meugang juga dimanfaatkan oleh pahlawan Aceh dalam bergerilya, yakni daging sapi dan kambing diawetkan untuk perbekalan. 

Ingin merasakan keseruan dan kehangatan bulan Ramadan di Aceh? Kalian bisa menggunakan kupon PegiPegi untuk mendapatkan harga penawaran menarik!

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!