Road to final AFF 2016: Dua wajah Thailand

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Road to final AFF 2016: Dua wajah Thailand
Mereka bisa sangat agresif, tapi juga bisa sangat sabar menunggu peluang terbaik.

JAKARTA, Indonesia — Pelatih Thailand Kiatisuk Senamuang menampilkan dua wajah berbeda dalam menghadapi media peliput Piala AFF 2016. Dia bisa meledak-ledak dan optimistis ketika ditanya peluang timnya saat bertemu media asal Thailand.

Namun, pada kesempatan lain, Kiatisuk menjadi lebih santun, lebih santai, dan low profile ketika bertemu dengan media-media non-Thailand. Salah satu awak media asal Thailand, Sappong, saat ditemui di hotel tempat Timnas menginap mengakui hal itu. 

“Dalam jumpa pers saya juga melihat dia berbeda. Ada pernyataan yang lebih santun, mungkin dia tak mau terlalu ekplosif di depan media-media luar,” ungkapnya.

Bedanya, saat ditanya oleh wartawan asal Indonesia, dia menjadi santai dan lebih banyak memuji Indonesia. “Indonesia, tim Anda adalah tim yang bagus, tim yang kuat, punya banyak pemain bagus. Saya yakin laga akan berjalan sulit di sini,” ungkapnya.

Tak hanya di luar lapangan, dalam permainan, Thailand juga mampu menunjukkan dua karakter berbeda dalam permainannya. Mereka bisa sangat agresif tapi juga sangat defensif dan sabar untuk menunggu peluang terbaik datang. 

Melawan Indonesia di laga perdana AFF, Thailand, sudah menunjukkan bagaimana permainan Indonesia dibuat keteteran dengan gaya cepat di babak pertama.

Namun di babak kedua, tim Gajah Putih itu tampil lebih banyak menunggu celah. Dia benar-benar memaksa Indonesia memforsir tenanga, memberikan ruang untuk lari bagi skuat Indonesia, sebelum akhirnya menghukum dengan serangan balik dan akhirnya unggul 2-4.

Kiatisuk menganggap Indonesia sebagai tim yang kuar, tim yang cepat, tapi tidak selama 90 menit. Di sepuluh menit akhir tiap babak, selalu terlihat celah karena kelelahan.

“Saya lihat masalah Indonesia di fatigue-nya. Kami sudah membaca itu. Tapi kami tidak mau menunggu menit akhir, kalau bisa kami ingin gol cepat,” ucapnya, Rabu malam

Selain hal itu, pemain yang akrab disapa Zico tersebut juga menilai Indonesia sebagai tim yagn belum stabil secara kekuatan. 

“Saya lihat starting Eleven Indonesia selalu berubah-ubah tiap pertandingan. Ini menunjukkan tim belum stabil. (perubahan terbanyak di lini mana?) dari pengamatan, di lini tengah,” tegasnya.

Kiatisuk mengakui, permainan melawan Indonesia kali ini, tak akan banyak mengubah komposisi skuatnya. Dibanding starter di laga perdana, Kiatisuk tak akan banyak mengubah, paling haya satu pemain. 

“Motivasi mereka berlipat, kami harus cerdik melihat hal itu. Tidak mungkin sama benar dengan perdana, tapi harus ada perubahan yang itu efektif,” tegasnya.

Andik Vermansah, Boaz Salossa, Rizky Pora dan Stefano Lilipaly adalah deretan nama yang diwaspadai oleh Kiatisuk. Baginya, nama-nama itu adalah sosok yang merepotkan dan memiliki banyak peran penting dalam pertandingan-pertandingan Indonesia sebelumnya.

“Kami harus antisipasi mereka. Peran mereka untuk tim harus kami pressing. Mereka pun pasti akan melakukan pressing untuk kami, tapi itu sudah bisa kami antisipasi kan.” tandasnya.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!