Prediksi akhir musim Liga Primer: Chelsea juara, MU masuk zona Liga Champions

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Prediksi akhir musim Liga Primer: Chelsea juara, MU masuk zona Liga Champions
Chelsea masih punya "jatah" satu kekalahan atau seri yang bisa dimanfaatkan saat melawan Everton. Tapi empat laga sisa harus berakhir dengan kemenangan.

 

JAKARTA, Indonesia — Dominasi Chelsea di Liga Primer seperti tak tergoyahkan. Pertanyaannya sudah bukan lagi apakah The Blues akan benar-benar juara, tapi di pekan ke berapa pasukan Antonio Conte itu akan meraihnya?

Namun, keyakinan kepada klub milik Roman Abramovich mulai goyah ketika mereka kalah justru menjelang musim berakhir. Tak tanggung-tanggung, Chelsea yang sejatinya adalah salah satu top clean sheet (13 kali) Liga Primer, kebobolan dua gol tanpa balas. 

Tak hanya kalah telak, permainan penghuni Stamford Bridge itu juga benar-benar tidak menunjukkan sebagai calon peraih gelar. Kedua sayapnya benar-benar ditumpulkan anak asuh Jose Mourinho.

Begitu juga kreativitas di lini kedua. Membuat Diego Costa terisolasi dan tak bisa banyak mengancam David De Gea. 

Hasil buruk itu sejatinya juga sebuah pesan kepada para pesaing Chelsea. Terutama Tottenham Hotspur yang merupakan pesaing terdekat tim London Barat itu. Bahwa formasi 3-4-3 yang diterapkan manajer asal Italia itu bukan berarti tanpa celah. Matikan sayap dan redam lini kedua maka jawara satu kali Liga Champions itu bakal tak berdaya. 

Artinya, peluang untuk menyalip John Terry dan kawan-kawan di tikungan terakhir Liga Primer masih terbuka. Benarkah?

Kekalahan atas United memang bisa ditafsirkan seperti demikian. Masalahnya, di tengah melorotnya performa mereka, sisa laga Chelsea tidak bakal seberat lima klub di bawahnya. Mereka hanya akan menghadapi tim-tim di luar lima besar. 

Dalam 5 laga sisa Chelsea, dua di antaranya bahkan akan menghadapi dua tim yang hampir pasti bakal terdegradasi musim ini. Mereka adalah Middlesbrough yang duduk di posisi kedua dari bawah dan Sunderland yang justru juru kunci Liga Primer. 

Semangat melawan degradasi memang bisa jauh lebih mengerikan dibanding mengejar gelar juara. Sebab, tim melawan ancaman kebangkrutan dan kerugian besar sedangkan pemain bakal semakin tenggelam di kasta rendahan. 

Tapi, khusus dalam kasus Sunderland dan Middlesbrough, selisih poin keduanya cukup jauh dari tim terakhir di zona aman. 

Sunderland berjarak 12 angka dari Hull City di posisi ke-17 sedangkan The Boro sejauh 9 angka. 

Praktis, dari 5 lawan Chelsea, hanya Everton yang berpotensi mencuri poin. Kalaupun tim London biru itu akan kalah melawan pasukan Ronald Koeman pada 30 April mendatang, Chelsea tetap akan juara jika di empat laga sisa konsisten meraih kemenangan.

Gelar juara itu tak akan terbendung lagi meski Spurs menyapu bersih sisa laga dengan kemenangan. Apalagi, dua laga pemungkas Chelsea di Liga Primer digelar di Stamford Bridge. Memastikan gelar di antara dua laga itu jelas bakal menjadi kado yang indah bagi para suporter

Agenda berat pasukan Lili Putih

Padahal, sisa laga Spurs jauh lebih berat dibanding sesama tim London itu. Spurs harus bertarung dengan tim-tim besar yang sangat bernafsu untuk finis di zona Liga Champions (empat besar). Dua matchday lagi, pasukan Lili Putih itu akan berhadapan dengan Arsenal. Dua matchday setelah itu, giliran Manchester United lantas Leicester City sesudahnya. 

Kecuali laga melawan The Foxes, dua agenda berat tersebut memang digelar di White Hart Lane, kandang pasukan Mauricio Pochettino. Rasio kemenangan Spurs di kandang memang tinggi. Mereka tak terkalahkan di kandang dan hanya 2 kali meraih hasil seri. 

Tapi, sekalipun semua laga itu berbuah kemenangan, Spurs juga harus berharap bahwa Chelsea gagal meraih 3 angka minimal di dua laga. Seri ataupun kalah. 

Kondisi tersebut jelas bakal cukup sulit bagi tim London Utara tersebut. Pasalnya, pasca kekalahan atas United, Chelsea memulihkan mental juaranya dengan sangat cepat. Setelah dikalahkan Setan Merah, mereka menghancurkan Spurs di ajang Piala FA 4-2.

Kemenangan besar itu memang tidak mempengaruhi raihan poin di Liga Primer, tapi pesan Conte jelas: kami sama sekali tak terganggu dengan kekalahan itu. Dan terbukti, di matchday selanjutnya pasca hancur di tangan Mourinho, pasukan Conte menghabisi Southampton pada Rabu, 26 April, dengan skor yang sama. 

“Kemenangan atas Southampton adalah hasil yang sangat penting. Kami meraih hasil ini setelah laga yang ketat melawan Spurs di Piala FA. Fokus kami tetap pada gelar Liga Primer,” kata Conte setelah laga yang digelar di Stamford Bridge tersebut. 

Situasi bakal lebih sulit karena jagoan lama Liga Primer jelas tak mau lagi kembali out dari zona Liga Champions. Setelah menghabiskan semusim di kasta kedua kompetisi Eropa, Liga Europa, United tentu tak mau lagi jatuh di lubang yang sama.

Musim ini mereka harus masuk zona Liga Champions. Jika tidak, mereka akan kehilangan momen kebangkitan yang bakal sulit kembali muncul sepeninggal Sir Alex Ferguson dari Old Trafford. 

Kisah Liverpool—tim elit Inggris yang begitu berjaya di masa lalu tapi kini cuma jadi tim papan tengah—menjadi pelajaran berharga bagi manajemen United. 

Dengan kata lain, United akan melakukan segala cara untuk kembali masuk jajaran elit. Dan satu-satunya cara adalah memenangi semua laga sisa. Termasuk mengalahkan (atau setidaknya mencuri poin) dari Spurs. 

Memang, agenda Wayne Rooney dan kawan-kawan termasuk berat. Mereka harus saling bunuh dengan 3 tim besar lain: Manchester City, Arsenal, dan Spurs. Melawan Spurs, United cukup aman dengan target satu poin—dengan mempertimbangkan pasukan Pochettino itu sedang berburu poin mengejar Chelsea. 

Namun, mereka harus menang atas Arsenal dan City plus 3 tim gurem lainnya seperti Southampton, Swansea City, dan Crystal Palace. Kebetulan, dua tim yang disebut lebih dulu kini sedang berada di jurang degradasi. 

Peluang Mourinho cukup terbuka. Sebab, Arsenal sudah terlalu jauh untuk bersaing mengejar zona Liga Champions. Sedangkan City, poinnya sudah cukup aman di posisi ketiga. Kecuali jika masih ada urusan pribadi antara Pep dan Mourinho yang harus diselesaikan di lapangan.

Jika United masuk ke zona Liga Champions, lantas siapa yang terlempar dari 4 besar? 

Sayonara tampaknya harus dilayangkan pada Juergen Klopp. Liverpool memang berada di posisi ketiga klasemen sementara Liga Primer. Namun, koleksi poin yang tinggi tersebut terjadi karena The Kop memainkan laga lebih banyak. Mereka hanya punya 4 laga sisa.

Meski lawan-lawan itu bukan klub besar, mengharapkan Liverpool konsisten meraih kemenangan jelas-jelas jauh panggang dari api. Saat menghadapi Crystal Palace, Minggu 23 April lalu, misalnya,The Reds justru keok 1-2 di tangan Crystal Palace di depan para pendukungnya sendiri di Anfield. 

Dengan para rival seperti Watford, Southampton, West Ham United, dan Middlesbrough, Liverpool lebih rentan kehilangan poin dibanding saat berhadapan dengan tim-tim besar. Tentu karakter tim seperti ini tak layak jika harus tampil di Liga Champions. Barangkali habitat Liverpool paling cocok memang cuma di Liga Europa.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!