SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
Bintang film Dian Sastrowardojo tidak pernah absen datang ke pagelaran busana desainer Sapto Djojokartiko. Dian adalah penggemar dan pemakai busana rancangan Sapto. Sabtu (1/11) malam, Dian tampak sumringah menyaksikan koleksi sang desainer.
Sapto Djojokartiko tampil di peragaan busana “Indonesia Fashion Forward 4” di pagelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2015, yang diadakan di Senayan City, Jakarta Selatan, dari 1 November hingga 7 November. Desainer asal Solo, Jawa Tengah, ini menampilkan sekitar dua puluhan koleksi busana terbarunya, yang umumnya bernuasa keemasan.
Bisa dikatakan, saat ini merupakan “masa keemasan” Sapto. Perlahan pamornya menanjak sebagai salah satu jajaran desainer muda masa depan mode Indonesia. “Koleksi yang ditampilkan nanti sangat modern, namun ada sentuhan romantis dan sedikit gothic,” kata Sapto sesaat sebelum peragaan busana.
Romantisme yang mendominasi pagelaran capsule collection Sapto di JFW 2015 bagai oase di tengah pertunjukan koleksi busana edgy yang banyak ditampilkan dalam rangkaian JFW tahun ini.
Sapto memulai langkahnya dalam dunia fesyen tahun 1997, ia memutuskan untuk belajar fashion design and pattern making di L’Ecole Superieure des Art et Technique de la Mode (ESMOD), Paris, Perancis. Sepuluh tahun kemudian, tepatnya tahun 2007, brand Sapto Djojokartiko akhirnya diluncurkan. Bold, modern, edgy, dan classic dengan sedikit sentuhan yang surealis selalu menjadi signature dalam setiap rancangannya.
Citarasa futuristik romantis Tex Saverio
Setelah Sapto, presentasi koleksi desainer Tex Saverio menjadi penampilan yang ditunggu di panggung Jakarta Fashion Week 2015 malam pertama. Desainer asal Jakarta ini hadir di “Indonesia Fashion Forward 4” di Fashion Tent. Pentas Tex dibuka secara khusus oleh Ketua Umum JFW 2015 Svida Alisjahbana yang memuji Tex sebagai bakat cemerlang di dunia mode Indonesia.
Koleksi kali ini berada di bawah label Tex Saverio Jakarta yang menunjukkan kebanggaan desainer berusia 30 tahun ini akan tempat kelahirannya. Dalam peragaan busana kali ini, Tex menampilkan mini collection, sekitar dua puluhan koleksi busana. Ia membuka show-nya dengan presentasi busana berwarna hitam dan putih yang terlihat sangat klasik, rapi, dan anggun.
Kemudian Tex bermain-main dalam kebisaanya mengolah bahan tulle dan aplikasi dengan nuansa perak yang berkesan futuristik. Mulai dari crop top putih dengan rok kembung sulam perak, dan rok satin dengan atasan sulam perak menerawang. Tex juga menambahkan masker penutup mulut untuk memberi kesan edgy pada koleksinya.
Tidak ada yang terlalu berlebih pada koleksi ini. Gaya busana ala karakter film blockbuster Hollywood “The Hunger Game”, Katniss Everdeen, hanya diambil inspirasi warna dan bahan, bukan aksesorinya. Namun kekuatan gaya seorang Tex sangat terasa. Warna perak menjadi tampilan yang istimewa di panggung JFW 2015.
Patrick Owen brings sexy back
Patrick Owen juga tampil di “Indonesia Fashion Forward 4” di Fashion Tent. Ia menampilkan koleksinya yang bergaya sexy-edgy. Aneka gaun hitam seksi dengan bahan tulle, menerawang, dan menonjolkan lekukan feminim wanita. Atasan korset dipadu dengan bahan tulle, tali sphagetti mengingatkan kita akan gaya klasik Madonna, juga gaya yang kinky yang biasa ditemukan pada koleksi desainer eksentrik Jean Paul Gaultiere.
Patrick memberi opsi bagi wanita untuk mengekspresikan sisi feminin mereka. Jika kurang percaya diri dengan gaun bertali spageti yang seksi, ada pula gaun bermodel tube dengan garis yang slim, bawahan model mermaid. Namun satu hal, pemakai busana Patrick adalah pribadi yang percaya diri dan siap menjadi sorotan. —Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.