Jokowi resmikan pengoperasian terminal regasifikasi Arun

Nurdin Hasan

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Jokowi resmikan pengoperasian terminal regasifikasi Arun

AFP

Terminal penerimaan dan regasifikasi LNG Arun Pertamina telah menerima pasokan perdana sebanyak 119 ribu meter kubik dari Tangguh. Pengiriman perdana gas ke Belawan akan dimulai bulan ini.

 

BANDA ACEH, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo meresmikan terminal penerimaan dan regasifikasi LNG Arun Pertamina di bekas Kompleks Kilang PT Arun, Blang Bancang, Lhokseumawe, Senin, 9 Maret 2015.

“Saya hanya titip pesan agar terminal dan regasifikasi ini betul-betul bermanfaat bagi rakyat Aceh, karena ini kawasan industri yang sudah lama sekali, sejak tahun 1970-an,” kata Jokowi.

Seperti diketahui bahwa PT Arun diresmikan oleh Presiden Suharto pada 1978. Tapi, sejak Oktober lalu, kilang Arun tidak lagi memproduksi gas alam cair (LNG) untuk diekspor ke luar negeri, terutama Jepang dan Korea Selatan.

Sebagian aset Arun telah dialihfungsikan menjadi terminal penerima dan regasifikasi di bawah PT Perta Gas, yang merupakan anak perusahaan Pertamina. Untuk proses regasifikasi di tempat itu, LNG didatangkan dari Tangguh, Papua, dan Bontang.

Selanjutnya, gas alam cair disalurkan untuk industri-industri yang ada di Aceh dan Sumatera Utara. Di lokasi itu juga terdapat aset berupa tanah yang mencapai 2.000 hektar lebih. 

Jokowi berharap Pemerintah Aceh dapat mendorong investor untuk berinvestasi membangun kawasan industri di lokasi tersebut.

“Industri-industri didorong untuk menuju ke sini, karena gas lebih murah dibanding pakai BBM dan batubara. Lahannya siap, gasnya siap, apalagi. Power plant juga lebih efisien kalau pakai gas,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

“Saya berharap segera dibangun industri yang ada sumber bahan bakunya di Aceh. Ini untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Provinsi Aceh.”

Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto dalam laporannya menyatakan bahwa terminal penerima dan regasifikasi LNG Arun memiliki kapasitas 400 juta kaki kubik per hari.

“Ini terintegrasi dengan pipa gas Arun-Belawan sepanjang 350 kilometer. Terminal ini akan menerima pasokan LNG dari Tangguh dan Bontang maupun luar negeri,” katanya.

Ditambahkan bahwa pasokan perdana bahan baku sebanyak 119 ribu meter kubik telah didatangkan ke Terminal Arun dari Tangguh pada 19 Februari silam. Setelah kembali diisi, pengiriman perdana gas ke Belawan pada bulan ini.

“Konsumen pertama adalah PLN, untuk keperluan pembangkit listrik yang akan mengatasi krisis listrik di Aceh dan Sumatera Utara,” jelas Dwi.  “Untuk industri, kami harap kebutuhan gas di Aceh dan Sumatera Utara dapat terpenuhi dari sini.”

Sementara itu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah berharap aset-aset eks PT Arun dapat dikelola secara terpadu sehingga tidak menjadi rebutan pihak tertentu. Pemerintah Aceh sudah mengajukan permohonan kepada Pemerintah Pusat akhir tahun lalu agar diberi hak kelola aset eks PT Arun untuk kawasan industri terpadu.

“Kami mohon kepada presiden untuk menjadikan daerah ini sebagai kawasan industri terpadu. Selain tersedia berbagai fasilitas yang nilainya triliunan, banyak alasan lain mengapa kami minta hak kelola dengan tujuan agar Aceh bisa keluar dari kemiskinan yang angkanya sekitar 17 persen,” kata mantan Menteri Luar Negeri pemerintahan Gerakan Aceh Merdeka itu. —Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!