Dua anggota ISIS asal Sukabumi diduga tewas

Haryo Wisanggeni

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Dua anggota ISIS asal Sukabumi diduga tewas
Mereka bukan warga Sukabumi terakhir yang berniat menjadi anggota jaringan teroris yang berbasis di Suriah dan Iraq ini.

JAKARTA, Indonesia — Dua anggota Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dikabarkan tewas di Suriah.

“Kedua anggota jaringan teroris ISIS yang berangkat pada tahun lalu ke Suriah berinisial DR dan SB alias Ap warga Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi,” kata Kapolres Kota Sukabumi AKBP Diki Budiman seperti dikutip Antara, Kamis, 7 Mei 2015. 

Menurut Diki pihaknya menerima kabar bahwa DR dan SB telah tewas dari pihak keluarga. Meskipun demikian, hingga saat ini Polres Sukabumi Kota belum mengetahui secara detil mengapa keduanya tewas. 

SB diduga mantan teroris anggota kelompok Heri Golun, jaringan Noordin M. Top dan murid Dr Azhari. 

Indonesia mulai menjadi basis anggota ISIS

DR maupun SB rupanya bukan warga Sukabumi terakhir yang bergabung dengan ISIS.

Antara melaporkan bahwa pada 7 Mei 2015, aparat Polres Sukabumi bekerjasama dengan tokoh agama dan masyarakat serta TNI berhasil menggagalkan pemberangkatan belasan warga Sukabumi yang berniat melakukan hal yang sama. 

“Mereka rencananya akan berangkat pada tahun ini, namun keburu dihentikan dan diberikan pembinaan. Ternyata mereka tidak paham soal apa itu ISIS yang sesungguhnya,” kata Diki.

Tidak hanya dari Sukabumi. Rustawi Tomo Kabul (63), Warga Negara Indonesia (WNI) asal Malang, Jawa Timur diciduk di Bandara Seri Begawan, Brunei Darussalam. Ia kedapatan membawa amunisi dan bendera yang menyerupai lambang ISIS.

Sedianya, bersama 53 anggota rombongan lainnya, Rustawi akan berangkat untuk umrah dan sedang berada di Brunei untuk transit.

(BACA: WNI yang membawa bendera mirip ISIS diamankan di Brunei)

Bergabungnya WNI ke ISIS ini berlangsung cukup terorganisir. Pada Maret lalu, 5 orang ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri karena diduga menjadi perekrut anggota ISIS di Indonesia.

Mengapa seseorang bergabung dengan ISIS?

Omer Taspinar dari U.S National War College pernah menulis untuk The Huffington Post bahwa salah satu segmen potensial bagi radikalisme adalah mereka yang berpendidikan tinggi dan memiliki ambisi untuk maju namun tidak melihat adanya potensi nyata untuk mencapai kemajuan tersebut. 

Menurut Omer, situasi ini akhirnya membuat mereka frustrasi dan rentan untuk jatuh ke dalam radikalisme.

Dalam kesempatan lain beberapa waktu lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menjelaskan bahwa ISIS mendapat pengikut dan berkembang subur di negara yang dalam keadaan rentan dan tidak stabil, misalnya di Suriah dan Irak pasca Saddam Hussein— Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!