Real Madrid vs Juventus: Satu gol yang berat

Ahmad Santoso

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Real Madrid vs Juventus: Satu gol yang berat

EPA

Modal satu gol di kandang Juventus cukup bagi Real Madrid untuk menjaga asa lolos ke final Liga Champions.

Modal satu gol di kandang Juventus cukup bagi Real Madrid untuk menjaga asa lolos ke final Liga Champions. Meski kalah 2-1 pada leg pertama, El Real bisa lolos ke Berlin dengan cukup menang 1-0 di leg kedua pada Kamis, 14 Mei 2015, dini hari nanti. 

Tapi, satu gol itu bakal cukup berat bagi Real. Sebab, lawan yang mereka hadapi adalah Juventus. Sebagai tim yang berasal dari negara pencetus pola pertahanan kuat catenaccio, sulit bagi Christiano Ronaldo cs untuk bisa mencetak gol, walaupun itu hanya sebiji. 

Situasi yang dialami Real ini sempat dialami Borrusia Dortmund di babak 16 besar lalu. Kala itu di kandang Juve, Dortmund pun kalah 2-1. Alih-alih bisa memanfaatkan gol tandang, mereka justru dibantai dengan skor telak 3-0.

Ketika Juve melangkah ke Santiago Bernabeu dini hari nanti, mereka diuntungkan dengan kembalinya Paul Pogba. Masuknya Pogba otomatis akan menggeser Stefano Sturaro ke bangku cadangan. Yang masih jadi simpang siur adalah apa formasi yang akan diterapkan pelatih Juve Massimiliano Allegri sejak menit-menit awal? Pilihannya ada dua, 3-5-2 atau 4-3-1-2.

Jika berkaca saat menghadapi Dortmund, Allegri lebih memilih formasi 3-5-2 ketimbang 4-3-1-2. Pada menit awal dia memang memakai formasi 4-3-1-2. Namun karena tak efektif, pada menit ke-26 dia memasukan Andrea Barzagli yang notabene center back. Alhasil 3-5-2 pun tercipta dan Juve benar-benar bermain defensif. 

Pada laga nanti malam, jika benar Allegri akan memakai formasi 3-5-2, maka dia akan menarik Marchisio. Otomatis trio Vidal-Pirlo-Pogba akan jadi tumpuan di lini tengah. Lichsteiner dan Patrick Evra akan lebih berperan sebagai wing-back daripada full-back.

Jika berkaca pada leg pertama,  permainan wide yang dilakukan Juve benar-benar mematikan James Rodriguez dan Isco yang memang diplot sebagai gelandang sayap. Peran Lichsteiner dan Evra yang cenderung defensif pun bisa membendung naiknya dua full-back Real Danny Carvajal dan Marcelo yang rajin naik ke depan. 

Duel full-back di lini pertahanan Juve ini menguntungkan Si Nyonya Tua saat menyerang balik. Marcelo dan Carvajal selalu terlihat ringkih saat Vidal atau Tevez bermain melebar dan menyisir dari sayap melakukan cut inside

Tak hanya itu, Real pun meski mengawasi pergerakan dari maestro lini tengah Juve Andrea Pirlo. Tapi, Juve tak bisa memainkan garis pertahanan tinggi. Kecepatan Ronaldo dan Bale jadi sebabnya. Kondisi ini memaksa Pirlo tak bisa jauh-jauh naik ke depan membantu serangan. 

Kehadiran Vidal sebagai second striker jadi penghubung Pirlo ke lini depan. Namun peran ini akan efektif jika Juve menggunakan formasi 4-3-1-2. Jika memakai formasi 3-5-2, mau tak mau posisi Chiellini sebagai bek tengah akan didorong dan tak sejajar dengan dua bek lainnya.

Berdasarkan pernyataan Allegri kepada media, ada kemungkinan besar Juve akan memakai formasi 3-5-2. “Kami harus mecetak gol di sana. Kalau tidak, peluang kami semakin berat. Apakah saya ragu menentukan formasi? Bukan hanya sekedar ragu, saya harus mengevaluasi,” katanya.

Benzema bikin beda

Jelang laga dini hari nanti, kubu tuan rumah tampil dengan modal kurang meyakinkan. Mereka ditahan seri 2-2 saat melawan Valencia di Primera Division akhir pekan lalu. Pelatih Real Carlo Ancelotti tampaknya tak akan kembali memasang Sergio Ramos sebagai seorang gelandang bertahan. Sebab, di leg pertama dia bermain buruk. Empat turnovers yang dia lakukan berimbas pada dua gol yang dicetak Juve.

Ramos memang tampil baik sebagai gelandang bertahan di pertandingan melawan Atletico Madrid dan Sevilla. Tetapi dua lawan yang dihadapi itu menerapkan taktik parkir bus. Alhasil, tak ada pemain yang  mencoba mengganggunya. Hal itu memberi Ramos ruang untuk beroperasi banyak dengan bola. 

Pada leg pertama, Juventus tak menerapkan taktik full defense. Juve tetap ngotot melakukan pressing.  Akibatnya, Ramos yang tak memiliki kemampuan berlama-lama dengan bola menjadi tak efektif. Mengembalikan Ramos sebagai bek tengah adalah solusi yang baik.

Sementara itu di lini depan, kabar baik menghinggapi Los Blancos dengan sembuhnya Karim Benzema. “Benzema berada dalam kondisi yang bagus dan 100 persen bisa dimainkan. Ia sudah pulih dan ia siap main. Bisa saja dia tampil sebagai starter atau turun di babak kedua,” ucap Ancelotti kepada situs resmi klub.

Kehadiran Benzema tentunya akan memberikan pola serangan berbeda bagi Real. Pada leg pertama, serangan Real dibangun dengan Bale dan Ronaldo yang melebar. Mereka akan berlari diagonal ke depan gawang. Hal ini dilakukan untuk membantu Chicarito yang karakternya lebih ke tipikal poacher ketimbang eksekutor. 

Namun kehadiran Benzema tentunya tak akan memaksa Bale dan Ronaldo melakukan lari diagonal itu. “Chicharito memberi penetrasi dan membuat pemain-pemain bertahan lawan terus berkonsentrasi sementara Benzema membuat tim bermain lebih baik secara keseluruhan. Dengan Benzema, kami bisa memainkan serangan dengan kualitas lebih tinggi karena dirinya membuat rekan-rekan satu timnya bermain lebih baik,” kata Ancelotti.

Kehadiran Benzema yang jelas akan mempengaruhi skuat di lini tengah Real. Dengan memakai formasi 4-3-3, Ancelotti kemungkinan besar akan menurunkan Isco sebagai gelandang, sejajar dengan Toni Kroos dan James Rodriguez. Sebuah hal yang menarik mengingat Real sama sekali tak memakai gelandang bertahan murni.—Rappler.com  

Ahmad Santoso adalah seorang wartawan yang berdomisili di Surabaya. Ia peduli pada isu sepakbola, olahraga, politik, sejarah, dan budaya.

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!