Orang tua penelantar anak jadi tersangka narkoba

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Orang tua penelantar anak jadi tersangka narkoba
Orangtua yang menelantarkan anaknya hingga tinggal di pos satpam ini dilaporkan menyimpan dan mengonsumsi sabu-sabu

JAKARTA, Indonesia — Utomo Permono dan Nurindria Sari, orang tua yang menelantarkan anaknya, dijadikan tersangka karena kepemilikan narkoba. 

“Berdasarkan hasil gelar perkara, keduanya sudah memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai tersangka atas penggunaan dan kepemilikan sabu,” kata Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Eko Daniyanto sebagaimana dikutip  Detik, Senin, 18 Mei 2015.

Berawal dari penelantaran anak

Polisi menemukan sabu seberat 0,85 gram di rumah Utomo di perumahan Citra Gran, Cibubur, saat mereka menginvestigasi kasus Dodi, bukan nama sebenarnya, anak laki-laki satu-satunya yang ditelantarkan oleh Utomo dan Nurindra. Meski keluarganya berada, anak tersebut tinggal di pos satpam karena ditelantarkan. Tetangga rumah Dodi kerap menampung dia untuk bermalam dan memberinya makan. 

Utomo mengatakan bahwa ia sengaja bersikap tegas terhadap Dodi, agar anaknya tidak nakal dan manja. 

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) akhirnya melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya. Pada saat pemeriksaan, mereka menemukan sabu. 

Hasil tes urin dan darah menunjukkan Utomo dan Nurindra positif menggunakan narkoba. Polisi menetapkan mereka sebagai tersangka pada Minggu, 17 Mei dan menahan keduanya. Mereka dijerat dengan Pasal 112 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkoba. Bila terbukti, mereka bisa terancam hukuman 10 tahun penjara. 

(BACA: Cerita Dodi, anak keluarga berada yang tinggal di pos satpam)

Eko mengatakan bila mereka ditangkap BNN, mungkin mereka direhabilitasi. Tapi karena ditangkap oleh polisi, maka hukumannya adalah penjara untuk penegakkan hukum.

Bagaimana nasib Dodi dan empat saudarinya?

Dodi dan 4 saudarinya saat ini berada di Safe House SOS Cibubur, Jakarta Timur. Mereka masih sangat ketakutan dan trauma melihat ayahnya. 

“Tadi serentak lima-limanya langsung tiarap pas melihat ayahnya. Mereka langsung tutup muka kayak enggak mau dilihat, apalagi yang cowok,” kata Kanit I Subdit Jatanras Direskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Budi Towuliu seperti dikutip media

Di safe house, mereka diikutsertakan dalam berbagai kegiatan kelompok sehingga bisa membaur dan melupakan trauma kekerasan yang dialami mereka. — Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!