Indonesia vs Thailand: Garuda Muda melawan sejarah

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Indonesia vs Thailand: Garuda Muda melawan sejarah

AFP

Selangkah lagi Timnas sepak bola U-23 akan menembus partai puncak SEA Games 2015 Singapura. Rintangan terakhir mencapai target final akan dihadapi skuat merah putih melawan Thailand di National Stadium, Singapura, Sabtu, 13 Juni, Pukul 19.00 WIB.

 

JAKARTA, Indonesia — Duel klasik, ajang balas dendam, pertarungan musuh bebuyutan, bisa disematkan sebagai titel pertarungan Indonesia U-23 kontra Thailand U-23. Meski diprediksi akan menjadi laga super ketat, membandingkan Indonesia dengan Thailand kali ini memang tak berimbang.

Sama-sama mampu lolos ke semifinal, Thailand berhasil mencatatkan rekor fantastis sebagai tim terfavorit juara. Berstatus juara grup B, Thailand menembus semifinal dengan kondisi yang ciamik, mencetak 16 gol dan hanya kebobolan satu gol dari 5 laga.

Thailand belum pernah kalah dan selalu menang dengan margin gol minimal dua gol. Bandingkan dengan Indonesia yang berstatus sebagai runner up grup A di bawah Myanmar.

Sejauh ini, sudah 5 gol bersarang ke gawang skuat Garuda Muda, saat kalah 2-4 dari Myanmar dan menang 6-1 dari Kamboja. Timnas pun hanya berhasil mencetak 11 gol dan menelan sekali kekalahan di grup dari 4 laga.

Melihat sejarah pertemuan terakhir, Indonesia memang sulit meraih kemenangan ketika bertemu tim Gajah Putih. Terakhir, keduanya berjumpa pada final SEA Games 2013 dan Indonesia kalah 0-1.

Pelatih Aji Santoso, pun mengakui jika Thailand sebagai tim unggulan dan lebih dijagokan dibanding timnya. 

“Thailand memang tim terbaik di turnamen ini. Kami tidak diunggulkan. Mereka lebih favorit. Itu nyata, tapi kami akan berusaha maksimal. Tak ada yang tak mungkin di sepak bola,” kata Aji.

Komentar pelatih 44 tahun tersebut mengandung dua makna, antara psywar atau memang mengakui keunggulan lawan.

Sayang, di laga penentuan, dua pemain inti Timnas tak bisa tampil. Alhasil, rencana Aji untuk menurunkan the winning team saat Timnas unggul 6-1 atas Kamboja (6/6) dan 1-0 atas Singapura pada 11 Juni, gagal diwujudkan.

Dua pemain harus menepi karena mendapatkan hukuman akumulasi kartu kuning. Keduanya adalah Abduh Lestaluhu (bek kiri) dan Agung Prasetyo (bek tengah). 

“Cukup disayangkan karena saat kami butuh tenaga mereka, mereka justru tidak bisa tampil. Tapi saya sudah menyiapkan pengganti,” Aji menjelaskan.

Pengganti dua pemain itu pun sudah dicoba oleh Aji Santoso dalam laga kontra Singapura, Kamis, 11 Juni 2015 lalu. Keduanya masuk sebelum menit ke-70. Saat itu, Timnas sudah unggul 1-0 dan unggul jumlah pemain setelah pemain Singapura diganjar kartu merah.

Melihat kebiasaan Aji selama ini, Agung kemungkinan akan digantikan Hansamu Yama. Tapi, pergantian ini sedikit mengkhawatirkan karena  performa Hansamu angin-anginan. Dia melakukan blunder saat Indonesia kalah 2-4 di laga perdana melawan Myanmar. 

Di bek kiri, ada Vava Mario Zagalo yang menggantikan peran Abduh. Vava terlihat tampil apik saat beroperasi di posisi kanan ataupun kiri. Tapi, ada opsi lain. 

Syaiful Indra Cahya, yang biasanya beroperasi di kanan, bisa saja digeser ke kiri karena di klubnya, Persija Jakarta, posisi Syaiful adalah bek kiri. Vava yang apik tampil di bek kanan selayaknya bisa menjadikan sisi pertahanan sayap Timnas lebih baik.

Beruntung, di lini tengah dan depan, Timnas tak memiliki masalah krusial. Seluruh pemain bisa tampil. Dengan begitu, Aji ada baiknya mempertahankan formasi 4-2-3-1. Itu untuk meredam formasi 4-3-3 dan 4-2-3-1 yang biasanya juga dimainkan lawan. 

“Tapi kami punya opsi memainkan 4-1-4-1. Nanti kami lihat mana yang efektif,” kata pelatih berusia 44 tahun itu.

Formasi 4-1-4-1 pernah dipakai sekali di turnamen ini. Tapi hasilnya buruk, yakni kalah 2-4 dari Myanmar. Jadi, ada baiknya Aji tak coba-coba lagi formasi yang jelas-jelas gagal. Pertahankan the winning team dan bebaskan trio Evan Dimas Darmono-Paulo Sitanggang-Ahmad Nuviandani untuk saling berkreasi di berbagai posisi. 

Di bawah mistar gawang, Teguh Amiruddin menjadi pilihan terbak. Kuartet bek sudah komplit, yakni Syaiful, Hansamu, Manahati Lestussen, dan Vava Mario. Dua gelandang bertahan akan ditempati oleh Zulfiandi dan Adam Alis. Penyerang masih dipercayakan kepada Muchlis Hadi Ning Syaifulloh yang absen mencetak gol di dua laga terakhir.

Thailand miliki 7 pemain berbahaya

Ada 7 pemain Thailand yang wajib diwaspadai Merah Putih. Dua di antaranya adalah Chanathip Songkrasin dan Chananan Pombuppha. Dua pemain tim nasional Gajah Putih itu sudah cukup untuk membuat barisan bek Garuda Muda kocar-kacir. 

Chanathip adalah Messi-nya Thailand. Dia memiliki kecepatan, menggiring bola, dan tembakan yang akurat. Meski hanya berpostur 158 cm, dia adalah pemain berbahaya. 

“Dia bisa menjadi pembeda di Thailand. Harus ada penjagaan khusus dan perhatian ekstra saat dia berada di sepertiga pertahanan Indonesia,” Aji menegaskan.

Sementara itu, Chananan menjadi top skor sementara tim Thailand dengan 4 gol. Torehan itu sama dengan catatan gol dari Evan. Karena itu, laga ini juga menjadi pembuktian, siapa yang lebih tajam di antara keduanya. 

Lantas, siapa 5 pemain Thailand yang berbahaya lainnya? Aji enggan menyebutkan. Dia tak mau pemainnya keder dan khawatir. 

“Yang pasti ada 7 pemain yang bagus di tim Thailand. Dua itu tadi, sisanya harus kami hadapi dengan maksimal,” kata Aji.

Motivasi ekstra Manahati

Kapten Timnas U-23 Manahati menjadi pemain yang penasaran dengan Thailand U-23. Dia adalah salah satu pemain dari SEA Games 2013 yang tersisa di tim Garuda Muda saat kalah 0-1 di final.

“Insyallah ya kejadian waktu SEA Games 2013 bisa terulang kembali. Kami masuk ke final. Tapi, kami juga bisa membalik cerita di 2013, kami mengalahkan Thailand agar ke final,” kata Manahati, Jumat, 12 Juni 2015.

Menurutnya, tekat membalas kegagalan saat SEA Games 2013 silam sangat besar. Selain dirinya, ada penyerang cadangan Yandi Sofyan yang juga merasakan sakitnya ditaklukkan Thailand.

“Sekarang saya yakin waktunya kami yang menang. Kami akan akan lebih maksimal dibanding sebelum-sebelumnya. Mudah-mudahan suporter Indonesia yang datang juga semakin banyak,” kata Yandi. — Rappler.com

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!