Sunderland vs Liverpool: The Reds wajib menang untuk dekati zona Liga Champions

Haryo Wisanggeni

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Sunderland vs Liverpool: The Reds wajib menang untuk dekati zona Liga Champions
Hitung-hitungan di atas kertas berpihak pada Liverpool. Tapi mereka harus waspada

JAKARTA, Indonesia — Liverpool akan melawat ke Stadium of Light, kandang Sunderland dalam lanjutan Liga Primer Inggris pada Kamis, 31 Desember dini hari WIB.

The Reds—julukan Liverpool—sedang berada dalam kondisi mental yang positif setelah dalam pertandingan terakhir mereka sukses menaklukkan tim ajaib Liga Primer musim ini, Leicester City dengan skor 1-0. 

Sang lawan sebaliknya, kekalahan melawan Manchester City dalam pertandingan terakhir mereka menjadi kekalahan yang keempat secara beruntun.

Selain itu, performa barisan pertahanan Sunderland sangat payah musim ini. Di Liga Primer, mereka adalah tim dengan jumlah kebobolan terbanyak (37 gol) sekaligus tim yang paling banyak membiarkan lawan melepas tembakan akurat (108 tembakan). 


Sejarah juga tak berpihak pada Sunderland. Dilansir oleh SkySports, mereka hanya mampu meraih dua poin dari enam pertemuan terakhir dengan Liverpool di Liga Primer, hasil dua kali bermain imbang. Sisanya, selalu kalah. 

Menyimak statistik ini Liverpool layak untuk lebih diunggulkan, sekalipun bermain di kandang lawan. Kekuatan mereka juga akan semakin lengkap dengan kembalinya Jordon Ibe yang sebelumnya absen karena sakit.

Meski demikian, Liverpool wajib berhati-hati. Tim yang sedang terjepit karena terus tampil buruk justru bisa jadi memiliki motivasi ganda untuk segera bangkit. Southampton misalnya. Setelah hanya meraih satu poin dari enam laga, mereka malah membantai pemuncak klasemen Arsenal 4-0 dalam laga Boxing Day.

Liverpool harus waspada agar tak senasib dengan Arsenal kala menjadi tumbal kebangkitan lawan yang sebelumnya bermain buruk. Apalagi mereka wajib memaksimalkan pertandingan ini jika masih ingin bersaing memperebutkan tiket Liga Champions musim depan. 

Kemenangan akan membawa Liverpool ke peringkat tujuh dengan jumlah poin yang sama dengan Manchester United di peringkat enam, 30. Jarak ke Zona Liga Champions tinggal lima poin. Sebaliknya, seri atau kalah akan menjadikan langkah mereka semakin berat. 

Problem Liverpool: Inkonsistensi dan ‘conversion rate’ yang rendah

Lubang Liverpool ada dua. Yang pertama adalah permainan yang kurang konsisten. 

Tidak ada yang pasti di Liverpool. Mereka mengalahkan Chelsea 3-1 dan Manchester City 4-1 tapi keok melawan tim di zona degradasi Newcastle United 0-2. 

Inkonsistensi yang parah tersebut terutama terjadi sejak awal bulan ini. Berturut-turut mereka gagal meraih tiga poin dari dari tim-tim yang di atas kertas lebih lemah seperti Newcastle, West Bromwich Albion (2-2), dan Watford (0-3). Itu belum termasuk hasil seri 0-0 di laga terakhir fase grup Europa League. 

Yang kedua, ketajaman barisan penyerang yang payah. Konversi gol terhadap peluang (conversion rate) mereka adalah nomor dua terburuk di Liga Primer musim ini, yakni 10,9 persen. Bandingkan dengan Swansea City, tim peringkat ke-17 yang angkanya masih lebih baik yaitu 11,9 persen.

Sunderland bisa mencoba memanfaatkan celah ini dan bermain dengan jurus Leicester: Bertahan dengan lini tengah dan belakang yang rapat lalu menghabisi lawan dengan serangan balik kilat. 

Persoalannya, barisan pertahanan pasukan Sam Allardyce ini bukan barisan pertahanan Leicester yang kokoh. Performa mereka—seperti telah diungkapkan di atas—adalah yang terburuk sejauh ini di liga. — Rappler.com

 BACA JUGA: 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!