Jokowi dan Presiden Korsel akan bicarakan krisis di Korea Utara

Santi Dewi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Jokowi dan Presiden Korsel akan bicarakan krisis di Korea Utara

AFP

Presiden Moon Jae In akan diterima Presiden Jokowi di Istana Bogor pada 9 November

JAKARTA, Indonesia – Presiden Korea Selatan Moon Jae In pada pekan depan dijadwalkan melakukan kunjungan bilateral ke Jakarta. Indonesia dipilih menjadi negara di kawasan Asia Tenggara pertama yang Moon kunjungi pasca dilantik sebagai Presiden di Negeri Ginseng pada Mei lalu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan dipilihnya Indonesia sebaga negara pertama di ASEAN yang dikunjungi menunjukkan komitmen Korsel untuk tetap meningkatkan kemitraan dengan Indonesia. Moon direncanakan berada di Indonesia selama tiga hari yakni pada 8-10 November.

Sementara, Jokowi dijadwalkan bertemu Moon di Istana Bogor pada Kamis pagi, 9 November. Rencananya ada empat hal yang menjadi fokus pertemuan kedua pihak.

“Pertama, untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, kedua, peningkatan investasi, perdagangan, perlindungan WNI, dan isu regional seperti ketegangan di Semenanjung Korea,” ujar Direktur Asia Timur dan Pasifik, Edy Yusup ketika memberikan keterangan pers di Kemlu pada Kamis, 2 November.

Edy bahkan mengatakan Moon kemungkinan besar akan meminta dukungan Jokowi soal kebijakannya dalam menghadapi Korea Utara. Moon diketahui memiliki kebijakan berbeda dibanding pendahulunya, Park Geun Hye.

Jika Park lebih tegas dan enggan memberi celah untuk duduk berdialog dengan Korea Utara, Moon justru sebaliknya. Dia memilih untuk terus menekan Korut dengan menjatuhkan sanksi dan di saat yang bersamaan mengajak negeri di bawah kepemimpinan Kim Jong-Un itu untuk berdialog. Moon berharap dengan pendekatan yang berbeda, Korut mau bersikap lebih tenang dan tidak lagi memprovokasi dengan meluncurkan rudal.

Tetapi, cara itu rupanya kurang ampuh. Sebab, Jong-Un justru semakin berani dan sering meluncurkan rudal balistik.

Sikap Moon ini bahkan pernah dikritik Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

“Korea Selatan harus memahami, seperti yang pernah saya katakan kepada mereka, bahwa cara mereka berkomunikasi untuk meredakan ketegangan dengan Korut tidak akan berhasil. Mereka (Korut) hanya akan paham mengenai satu hal,” tulis Trump di akun media sosialnya pada awal September lalu.

Cuitan itu ditulis Trump usai Korut sukses melakukan uji coba nuklir keenam dan terkuat.

“Presiden Moon akan meminta dukungan Jokowi terhadap kebijakannya. Kebijakan Presiden yang sekarang kan menerapkan sanksi dan di saat yang bersamaan juga memberikan bantuan kemanusiaan dan berdialog. Cara itu sesuai dengan yang ada dalam pemikiran Jokowi. Indonesia senantiasa membuka diri untuk menjadi mediator jika memang diminta. Tetapi, belum ada pembicaraan ke arah situ,” tutur Edy.

Pertemuan dengan Jokowi ini dilakukan usai Korsel “disentil” Tiongkok karena dianggap mengabaikan tuntutan mereka. Tiongkok meminta agar Korsel menggeser sistem pertahanan buatan Amerika Serikat bernama Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di wilayah perbatasan kedua Korea. Peralatan itu sengaja diletakan Korsel di wilayah perbatasan untuk menghadapi jika Korut mengambil langkah agresif dan berperang.

Tiongkok telah bolak-balik melayangkan protes mereka ke Korsel, namun tak digubris. Akhirnya Tiongkok menggunakan cara lain untuk memprotes.

Mereka menutup semua gerai supermarket asal Korsel Lotte. Alhasil, sang pemilik terpaksa menjual gerai supermarket tersebut kepada supermarket di Tiongkok. Negeri Tirai Bambu memang tidak mengakui adanya larangan resmi terhadap bisnis Korsel. Tetapi, dalam editorial media milik Pemerintah Tiongkok, mereka seolah memberikan petunjuk bahwa hal itu terjadi karena kekesalan Beijing terhadap Negeri Ginseng.

Tingkatkan hubungan ekonomi

Oleh sebab itu, Moon mencoba mencari peluang di bidang ekonomi dengan Indonesia. Negeri Ginseng diketahui sudah menjadi mitra dagang yang penting di Tanah Air. Bahkan, peningkatan hubungan ekonomi itu akan diikat dalam satu bentuk kemitraan yang diberi nama “Special Strategic Partnership”.

“Realisasi dari kata spesial di sini yakni dalam struktur kerjasama. Korea Selatan mengusulkan adanya pertemuan semaca 2+2 di tingkat Wakil Menteri. Lalu, mereka juga mengusulkan adanya dialog rutin yang sifatnya triangular, yakni antara Korsel, Indonesia dan negara lain di Pasifik Selatan,” kata Edy.

Dalam kunjungan itu, diharapkan ada tiga nota kesepahaman yang dapat ditandatangani kedua negara yakni di bidang industrim perhubungan dan kesehatan.

“Namun, saya belum dapat mengungkap apa saja isi detail dari MoU tersebut karena masih dalam tahap finalisasi. Mudah-mudahan pada minggu ini bisa disepakati,” tutur dia.

Kedua pemimpin juga berniat untuk meningkatkan hubungan dagang antara Indonesia dan Korsel. Jokowi melihat Negeri Ginseng memiliki sikap positif terhadap ambisinya dalam pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Artinya, kata Edy, Korsel pernah menyatakan kesiapan mereka untuk mendukung visi pembangunan Jokowi.

Salah satu yang sudah direalisasikan yakni Posco berinvestasi melalui Posco Indonesia Inti agar dapat memproduksi 20 juta ton besi baja dalam satu tahun.

Hal lain yang dibantu oleh Korsel yakni di bidang budaya. Perusahaan CJ (Cheil Jedang) E&M Film Division sudah bersedia membawa film-film Indonesia untuk ditonton di Negeri Ginseng. CJ Entertainment juga ikut terlibat dalam produksi dua film Indonesia yakni Pengabdi Setan dan Sweet 20.

Poin lain yang akan dibahas oleh kedua pemimpin yakni komitmen mereka dalam melindungi masing-masing warganya. Tercatat ada 34 ribu WNI yang diketahui bekerja di Korsel. Sedangkan, sekitar 20 ribu warga Korsel berada di Indonesia.

Namun, Edy mengatakan pemerintah menaruh perhatian khusus kepada TKI yang bekerja sebagai ABK di Korsel. Sebab, sering kali mereka menjadi korban perbudakan di tempat kerja.

“Sebenarnya, Indonesia sudah meminta kepada Korea Selatan untuk memasukan agar ABK dimasukan ke dalam sistem rekrutmen bagi WNI yang ingin bekerja di sana (Employment Permit System). Tetapi, Korsel belum bersedia. Mereka menyarankan kami untuk menggunakan aturan ketenagekerjaan yang sudah ada di bidang perikanan,” katanya.

Kendati begitu, Indonesia tetap berusaha menindaklanjuti sistem perlindungan ketenagakerjaan. Maka, rencananya pada awal tahun 2018, Korsel-Indonesia akan membentuk kelompok kerja yang khusus membahas konsep perlindungan bagi tenaga kerja asing.

Usai bertemu Jokowi, Moon akan terbang ke Vietnam untuk mengikuti KTT APEC dan KTT ASEAN di Manila. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!