Pasca reshuffle, pasar masih kurang antusias

Haryo Wisanggeni

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pasca reshuffle, pasar masih kurang antusias

EPA

Meski demikian, penunjukkan Darmin Nasution sebagai Menko Perekonomian dinilai bisa menciptakan sinergi antara area moneter dan fiskal dalam pengambilan kebijakan ekonomi

JAKARTA, Indonesia — Respons pasar terhadap formasi baru tim ekonomi Kabinet Kerja masih relatif kurang antusias. Reshuffle yang dilakukan Presiden Joko “Jokowi” Widodo terhadap pembantu-pembantunya di bidang ekonomi tak mampu membendung sentimen negatif yang sedang merebak di pasar, pasca devaluasi mata uang yang dilakukan Tiongkok. 

Hingga berita ini diturunkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih terkoreksi negatif 3,09%. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih terus tertekan hingga mendekati level 13.800/USD untuk kurs tengah.

“Pasar sebenarnya masih wait and see. karena selain ada figur-figur prominent di situ, masih ada beberapa figur menteri yang layak diganti tapi masih ada di kabinet. Apalagi ada salah satu figur di antara wajah baru tersebut yang cenderung tidak disukai pasar,” kata pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Fithra, Rabu 12 Agustus 2015. 

Saat diminta menyebut nama dari figur yang ia maksud, Fithra tak bersedia menyebutkannya.

Meski demikian, Fithra mengungkapkan bahwa secara umum dirinya optimis dengan tim ekonomi yang baru ini. Secara khusus, ia mengapresiasi penunjukkan Darmin Nasution sebagai Menteri Koordinator Perekonomian yang menurutnya dapat menciptakan sinergi antara area moneter dan fiskal dalam pengambilan kebijakan ekonomi.

“Saya cukup optimis dengan masuknya wajah-wajah baru di tim ekonomi. Tidak perform-nya kinerja kementerian di bidang ekonomi sebelumnya memang lebih di masalah koordinasi,” kata Fithra.

“Sebagai figur senior, Pak Darmin cukup disegani oleh menteri-menteri lainnya. Ditambah lagi dengan kinerja beliau yang cukup baik selama menjabat sebagai Gubernur BI dan Dirjen Pajak. Saya rasa, berbekal pengalaman teknis di BI dan juga di Kemenkeu beliau bisa membuat koordinasi fiskal dan moneter menjadi lebih harmonis,” ujarnya. Rappler.com

Baca juga:

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!