Polisi tangkap pembunuh wanita Jepang Yoshimi Nishimura

Felicia Santoso

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Polisi tangkap pembunuh wanita Jepang Yoshimi Nishimura
"Tersangka adalah sekuriti di apartemen tersebut. Motif pembunuhan korban ini ingin menguasai barang-barang milik korban seperti uang, perhiasan emas dan berlian, juga ada handphone."

 

JAKARTA, Indonesia Polisi Jakarta menangkap pelaku pembunuhan Yoshimi Nishimura, warga negara Jepang yang ditemukan tewas di Apartemen Casagrande, Tebet, Jakarta Selatan, Senin, 7 September lalu.

“Tersangka adalah sekuriti di apartemen tersebut. Motif pembunuhan korban ini ingin menguasai barang-barang milik korban seperti uang, perhiasan emas dan berlian, juga ada handphone,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Tito Karnavian, Jumat, 11 September.  

Tersangka bernama Nursalim ditangkap di atas Bus Rajabasa Utama di Pringsewu, Lampung, Kamis kemarin, dalam perjalanan menuju kembali ke Jakarta. Tim Opsnal Unit V Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, terpaksa menembak kaki tersangka karena hendak melompat dari atas bus saat dilakukan pengembangan.

Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Ferdi Sambo menduga, tersangka telah merencanakan pembunuhan tersebut. Sebab, tersangka sudah tiga kali mengganjal lubang kunci unit apartemen korban sebelumnya. 

Di sisi lain, tersangka sudah mengincar sebelumnya karena mengetahui korban tinggal sendirian di apartemen tersebut dan memiliki kesempatan karena korban meminta pertolongannya untuk membuka pintu apartemennya. 

“Tersangka melihat korban gampang untuk diambil barang-barangnya, sehingga tersangka berencana mengambil kesempatan itu merusak kunci, akhirnya korban meminta bantuan kepada tersangka untuk membuka pintu,” jelas Sambo.

Tersangka dijerat dengan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan jo Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan jo Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Tewas dicekik

Wanita yang bekerja sebagai Finance Advisor di PT Yamaha Indonesia di Pulogadung, Jakarta Timur itu, dibunuh pelaku pada Jumat malam, 4 September setelah pulang bekerja. Saat itu, korban turun ke lobi dan meminta bantuan tersangka untuk membukakan pintu kamarnya karena tidak bisa dibuka.

“Tersangka kemudian mengantar korban ke atas, setelah berhasil terbuka, korban kemudian masuk ke dalam dan mengambil obeng di kamarnya,” ujar Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Eko Hadi Santoso. Pertemuan korban dengan tersangka saat itu terekam CCTV lobi apartemen yang menjadi petunjuk polisi dalam melakukan pengejaran.

Saat itu, korban meminta tersangka untuk membongkar rumah kunci dengan obeng. Namun tersangka menolaknya, dengan alasan hal itu harus ke bagian teknisi. Kemudian korban menyimpan kembali obeng tersebut di dalam kamarnya.

“Pada saat itulah, tersangka mengunci kamar korban, lalu mematikan lampu sehingga korban berteriak. Tersangka kemudian mencoba membekap mulut korban, lalu korban dipukul di bagian wajah hingga terjatuh ke lantai dalam posisi tertelungkup,” jelasnya.

Dalam posisi tertelungkup, korban diduduki tersangka. Tersangka lalu mencekik leher korban hingga korban tewas. Mengetahui korban tewas, tersangka panik. Dia lalu membuka pakaian dan celana dalam korban yang terkena lumuran darah, lalu menggantinya dengan celana dalam baru dan baju atasan yang baru.

“Kemudian tersangka membungkus baju-baju korban yang berdarah tadi, lalu memindahkan jasad korban ke atas tempat tidur dan ditutupi selimut,” imbuhnya.

Setelah itu, tersangka mengambil uang rupiah dan mata uang asing senilai total Rp 26 juta, sejumlah perhiasan korban, iPhone dan handphone Sony Xperia milik korban. Selanjutnya tersangka membuang kantong keresek berisi baju korban ke dalam tong sampah, lalu pulang ke rumahnya di Ciracas, Jakarta Timur.

“Tersangka memberikan uang hasil kejahatan kepada istrinya sebesar Rp 9 juta dan handphone Sony Xperia. Setelah itu, tersangka kabur ke Lampung, alasan ke istrinya mau mengantarkan ibunya pulang. Saat itu memang ada ibunya,” paparnya.

Evaluasi pengamanan

Kasus pembunuhan Nishimura ini membuat Polda Metro Jaya akan meningkatkan pengamanan di gedung-gedung bertingkat dan apartemen. 

“Belajar dari kasus ini kami akan melakukan evaluasi terhadap penyedia jasa keamanan di mal, apartemen-apartemen juga dengan mengedepankan fungsi Binmas, Polda Metro Jaya akan melakukan koordinasi dengan penyedia jasa keamanan,” kata Tito.

“Jangan sampai (sekuriti) direkrut sedemikian rupa, sembarangan, sekuriti ini berada pada garis depan keamanan, tapi kemudian melakukan kejahatan karena memiliki akses dan menguasai tempat itu.” 

Ia juga menyatakan prihatin atas kejadian tersebut, sebab pelakunya ternyata sekuriti apartemen yang seharusnya memberikan perlindungan terhadap para penghuni apartemen, tetapi malah sebaliknya. 

“Akan lebih bahaya kalau seandainya aparat keamanan yang melakukan (tindak pidana),” tambahnya.

Kapolda juga berencana mengumpulkan pengelola apartemen, agar ke depan bisa memasang CCTV di pojok-pojok yang rawan, sehingga bisa memantau keamanan.

“Yang mana nantinya agar CCTV Pemda DKI ini juga terkoneksi dengan sistem CCTV di kepolisian, sehingga kita bisa langsung mengakses apa yang terjadi di dalam gedung tersebut. Sehingga begitu ada kejadian seperti ini, kita bisa langsung mengambil langkah-langkah,” lanjutnya.

Permintaan maaf

Nursalim mengaku menyesal atas tindakannya itu. Ia pun menyampaikan permintaan maafnya kepada keluarga korban di Jepang.

“Buat keluarga korban di sana, di Jepang atau di sini saya mengucapkan banyak-banyak penyesalan. Saya minta maaf. Saya khilaf,” katanya.

Sambil berurai air mata, tersangka juga meminta maaf kepada keluarganya. Tersangka sudah memiliki istri dan satu orang anak berusia 3 tahun. 

“Keluarga yang di rumah untuk saya sekarang, kalau lagi nonton, saya gak bermaksud seperti ini. Ini diluar pikiran kakak. Saya menyesal banget,” ucapnya.

Ia mengaku tidak berniat membunuh korban. 

“Saya pengen nyenengin istri, mau renovasi rumah tidak punya uang, rumah udah reot. Sementara gaji sekuriti cuma Rp 2 jutaan,” ujarnya. — Rappler.com

BACA JUGA: 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!