Gerhana bulan darah bersinar terang di Amerika Utara, tak kelihatan di Indonesia

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Gerhana bulan darah bersinar terang di Amerika Utara, tak kelihatan di Indonesia

EPA

Gerhana, yang terakhir terjadi pada 1982 ini, teramati dengan jelas di Amerika, Eropa, Afrika, Asia barat dan Pasifik Timur, sayangnya tidak di Indonesia

 

JAKARTA, Indonesia — Orang yang senang mengamati benda-benda langit mendapatkan pemandangan berbeda Senin, 28 November: Gerhana Bulan Darah. 

Gerhana, yang terakhir terjadi pada 1982 ini, teramati dengan jelas di Amerika, Eropa, Afrika, Asia barat dan Pasifik Timur, sayangnya tidak di Indonesia. Gerhana ini terjadi ketika matahari, bumi dan bulan yang sangat terang dan terlihat lebih besar dari aslinya ada dalam satu garis pada 0211 GMT. 

Di Brooklyn, sekelompok orang berkumpul di gedung-gedung dan pinggir jalan, menatap ke langit dan mencoba mengambil foto gerhana tersebut dengan handphone mereka. 

Apa yang disebut “Bulan Darah” ini terlihat dengan jelas di New York. Di kota lain seperti Washington, awan menutupi pemandangan tersebut. 

Selama gerhana, bulan berada dalam orbit terdekat dengan bumi, disebut sebagai perigee, sehingga terlihat 30 persen lebih terang dan 14 persen lebih besar dibandingkan pada saat apogee, titik terjauh sekitar 49 ribu kilometer dari perigee.  

Dalam posisi gerhana ini, planet kita berada di posisi segaris antara bulan dan matahari, menutupi cahaya matahari langsung yang biasanya membuat bulan terlihat kuning keputihan. 

Namun sebagian cahayanya masih menembus ujung bumi dan tersaring di atmosfir. Akibatnya ini membuat cahaya merah menakutkan yang menjadikan bulan berwarna darah. 

Di Miami, para pengamat langit mendapatkan pemandangan langit malam yang hangat. Orang-orang keluar ke Bayfront Park dan bagian kota lainnya untuk menonton dan memfoto. Di sini, bulan lebih terlihat berwarna tembaga, dan bukan kemerahan. 

Sebenarnya bulan berotasi ke posisi yang sama setiap bulan, namun kemiringan orbitnya membuatnya lewat di atas atau di bawah bayangan bumi — sehingga lebih sering terjadi purnama tanpa gerhana. 

Gerhana bulan darah sebelumnya terjadi pada 1982, menurut NASA, dan yang berikutnya akan terjadi pada 2033. — Laporan dari AFP/Rappler.com

BACA JUGA: 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!