BNPB mendeteksi titik pembakaran baru di daerah bencana asap

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

BNPB mendeteksi titik pembakaran baru di daerah bencana asap

EPA

Kebakaran baru ada yang di lahan masyarakat, lahan perkebunan, hutan lindung, dan batasan perkebunan-hutan

JAKARTA, Indonesia—Setelah 47 hari tim Badan Nasional Penanggulana Bencana (BNPB) berupaya memadamkan api di Sumatra dan Kalimantan, titik pembakaran ternyata tak berkurang. Hari ini, 17 Oktober, tim justru menemukan titik pembakaran baru. 

Pembakaran diduga dilakukan oknum karena berada di lahan masyarakat, lahan perkebunan, hutan lindung, dan batasan perkebunan-hutan.

“Masih banyak pembakaran baru. Angin kencang dan cuaca kering makin memudahkan api menjalar kemana-mana. Terbatasnya alat dan air membuat tidak bisa menjangkau semua. Daerah yang terbakar luas sekali,” kata Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia Sutopo Purwo Nugroho pada Rappler, Sabtu, 17 Oktober. 

Titik mana saja yang kembali terbakar? Berikut penjelasan Sutopo:

Jumlah titik pembakaran hari ini adalah 120 di Sumatra, meliputi Riu (11 titik), Jambi (4 titik), dan Sumatera Selatan (102 titik). Sedangkan di Kalimantan terdapat 1.270 titik pembakaran dengan rincian, Kalimantan Barat (19 titik), Kalimantan Tengah (1.096 titik), Kalimantan Selatan (80 titik), dan Kalimantan Timur (75 titik). 

Siapa pelakunya? “Oknum. Jika melihat lokasi kebakaran baru ada yang di lahan masyarakat, lahan perkebunan, hutan lindung, dan batasan perkebunan-hutan,” katanya. 

Menurut Sutopo, BNPB mulai mendeteksi titik pembakaran meningkat parah pada 1 September 2015. Kabut asap pun mulai menyelimuti Sumatra dan Kalimantan, lalu menyebar ke negara tetangga. 

Kualitas udara sempat membaik 

Pada medio September, kualitas udara di daerah bencana sempat membaik karena sebaran asap di Sumatera dan Kalimantan makin menyempit. 

Penyebabnya adalah, selain kerja keras dari para petugas pemadam kebakaran yang merupakan gabungan BNPB dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), juga karena hujan yang turun. 

Namun pada Kamis, 15 Oktober, kabut asap dilaporkan kembali menyebar hingga menyelimuti Timika Papua. 

Aktivitas penerbangan dari dan ke Bandara Moses Kilangin Timika, Papua, hingga Jumat, 16 Oktober, pun lumpuh total akibat kabut asap yang semakin tebal di wilayah itu.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Mimika John Rettob mengatakan sebenarnya aktivitas penerbangan di Bandara Timika lumpuh sejak Kamis karena kabut asap. 

“Tadi siang sekitar pukul 13.00 WIT kami memutuskan bahwa tidak ada lagi pesawat yang masuk Timika karena kabut asap semakin pekat dengan jarak pandang hanya sekitar 400 meter. Kita berharap mudah-mudahan esok kondisi cuaca jauh lebih baik sehingga semua aktivitas penerbangan kembali normal,” kata John. —Rappler.com

BACA JUGA: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!