Chelsea vs Liverpool: Penentuan nasib Jose Mourinho

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Chelsea vs Liverpool: Penentuan nasib Jose Mourinho
Hanya kemenangan melawan Liverpool yang menjadi garansi nasib Mourinho di Chelsea

JAKARTA, Indonesia – Dalam penerawangan dukun Sekolah Sihir Hogwarts, muncul ramalan berbunyi, “Neither can live while the other survives.” 

Kurang lebih dalam bahasa Indonesia berarti, “Salah satu harus mati di tangan yang lain, karena yang satu tak bisa hidup sementara yang lain bertahan.”

Kutipan kisah serial populer Harry Potter itu konteksnya adalah pertarungan antara Harry Potter dan Lord Voldemort. 

Di Chelsea, kurang lebih situasi yang sama berlaku untuk Jose Mourinho dan Eden Hazard: Mourinho atau Hazard yang hengkang. Sebab, yang satu tak bisa hidup sementara yang lain bertahan. 

Perselisihan Mourinho dengan Hazard adalah konflik paling mutakhir manajer asal Portugal tersebut. Dia menyalahkan pemain Belgia tersebut karena performanya anjlok. Hingga pekan kesepuluh, Hazard hanya mampu sekali membobol gawang. 

Bandingkan dengan musim lalu. Hingga pekan kesepuluh, Hazard mencetak 3 gol dan 2 assist. Total dia mengemas 14 gol dan 9 assist. Catatan golnya bahkan hampir separo gol Chelsea. Itu yang membuat pemain 24 tahun itu menjadi pemain terbaik Chelsea musim lalu.

Konflik Mourinho versus pemain terus terjadi

Performa Hazard yang menurun itu memang belum ada obat penawarnya. Apalagi, pendekatan Mourinho dengan performa pemain yang menurun tetap sama. 

Dia akan menekan mereka dengan keras. Sikap tersebut membuatnya bisa menuai pemberontakan dari para pemain. Sama seperti yang dia dapatkan di Real Madrid. 

Saat menang mudah 2-0 melawan Aston Villa 17 Oktober lalu, mantan pelatih Inter Milan dan Real Madrid itu langsung menyalahkan Hazard di depan media. 

Dia menyebut Hazard sebagai salah satu penyebab rapuhnya pertahanan Chelsea musim ini, kebobolan 19 gol. Terburuk nomor lima di antara tim-tim Premier League lainnya. 

Secara terbuka Mourinho mengatakan bahwa dia dengan sengaja menepikan mantan pemain Lille tersebut. Alasannya, Hazard tak banyak membantu pertahanan saat timnya diserang. 

“Saya tidak memasang Hazard karena kami kebobolan banyak gol. Kami harus bertahan lebih baik. Kami butuh gelandang yang hanya fokus pada tengah lapangan, tidak khawatir dengan sisi kiri atau kanan,” kata Mourinho seperti dikutip ESPN.

Dengan kegemaran Mourinho bermain dengan dua gelandang bertahan (biasanya dengan Cesc Fabregas dan Nemanja Matic), otomatis saat diserang, sisi kanan dan kiri lapangan melompong. 

Karena itulah, penyerang sayap alias winger seperti Hazard yang biasa beroperasi di kiri atau Willian yang biasa di kanan harus turun. 

Tapi, kata Mourinho, Hazard tidak melakukannya. Justru Pedro dan Willian, dua pemain yang “kebintangannya” lebih redup daripada Hazard, melakukannya lebih baik. 

“Saya akan terus melakukannya (mencadangkan Hazard) kecuali dia datang kepada kami dan berusaha melakukan apa yang Willian dan Pedro lakukan,” katanya.

Kritikan terang-terangan itu tentu saja membuat suasana di kamar ganti Chelsea memanas. Hazard pun tidak kerasan. Dia bahkan sempat menekan tombol like dalam posting di Instagram yang berisi spekulasi kepindahannya ke Real Madrid. 

Pintu kepindahan untuk Hazard bisa dengan cepat dieksekusi. Sebab, Desember bursa transfer bakal kembali dibuka. Dengan Hazard hengkang dari Chelsea, apa yang tersisa buat Mourinho untuk membenahi timnya? 

Satu-satunya penyelamat Mourinho adalah meraih kemenangan saat melawan Liverpool, Sabtu 31 Oktober, pukul 19.45 WIB. Masalahnya, grafik permainan Liverpool perlahan mulai menanjak. 

Tangan dingin Klopp antitesis Mourinho 

Manajer anyar Juergen Klopp sudah meraih kemenangan perdananya pada 29 Oktober lalu melawan Bournemouth dengan skor tipis 1-0. Meski diraih di ajang kelas dua, Piala Liga, paling tidak mental para pemain Liverpool mulai meningkat.

Tidak demikian halnya dengan Chelsea. Barangkali mereka pun sudah lupa kapan terakhir kali menang. Sebab, kemenangan terakhir mereka sudah hampir dua pekan lalu pada 17 Oktober saat mengatasi Aston Villa 2-0. 

Laga melawan Liverpool yang digelar di Stamford Bridge pun bukan jaminan bagi Chelsea. Musim ini, keankeran Bridge sudah dinodai dengan dua kekalahan telak, yakni kalah 1-3 melawan Southampton dan 1-2 melawan Crystal Palace. 

Dan semakin lama, kekalahan demi kekalahan membuat kepercayaan diri para pemain semakin menurun. Tidak hanya kepercayaan diri terhadap diri mereka sendiri. Tapi juga kepada pelatih.

Situasi yang sangat berbeda dengan Liverpool. Klopp yang tidak pernah “memarahi” pemainnya di depan publik justru menuai simpati dari anak asuhnya. 

Salah satunya adalah bek kiri Alberto Moreno. “Jujur saja, saya tidak tahu mengapa saya bisa berkembang seperti ini. Saya hanya memiliki kesan bahwa Klopp benar-benar bisa merasakan pertandingan. Dia memiliki gairah yang luar biasa, sama seperti saya,” kata Moreno seperti dikutip ESPN.

“Klopp selalu membebaskan dirimu untuk berekspresi di lapangan. Dia ingin kamu mempersembahkan tidak hanya 100 persen, tapi 200 persen. Dia banyak berbicara denganku. Kepercayaannya padaku begitu besar. Saya bisa merasakannya,” kata Moreno.

“Kemesraan” Klopp dengan pemain muda memang menjadi ciri khasnya. Dengan tangan dinginnya, para pemain seperti Robert Lewandowski dan Marco Reus mampu mengeluarkan performa terbaiknya. 

Mereka menjadi tulang punggung Borussia Dortmund saat menjuarai Bundesliga 2013-2014. 

Barangkali Mourinho perlu sedikit mengubah pendekatannya kepada anak asuhnya di Chelsea. Seperti Klopp. Tapi, itu jika waktunya di Chelsea belum habis. –Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!