Risma-Wisnu klaim akan pertahankan jati diri lokal

SURABAYA, Indonesia – Bila terpilih lagi, calon pasangan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana  berjanji akan tetap mempertahankan jati diri lokal di tengah globalisasi.

“Meski Surabaya kota terbuka, namun kegiatan gotong royong tetap dipertahankan,” kata Tri Rismaharini di Surabaya, Sabtu, 7 November.

Hal ini  juga ia disampaikan dalam debat melawan calon pasangan Rasiyo dan Lucy Kurniawati kemarin.

Menurutnya, meski modern dan terbuka, Surabaya menciptakan rasa aman dan nyaman bagi warganya yang berbeda latar belakang budaya, agama, dan asal usul.

“Dalam pembangunan, partisipasi masyarakat diutamakan. Bahkan kalangan birokrat di pemerintah kota, juga berasal dari Sabang sampai Merauke,” kata Whisnu.

Upaya mempertahankan jati diri ini menurut Risma, akan membawa Surabaya menjadi pemenang, menjadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri. Kota ini menurutnya akan mampu mengatasi persaingan ekonomi di era modern.

“Dengan mengalokasikan pendidikan sebesar 32 persen, di dalamnya ada program beasiswa dan berbekal mental pejuang akan bisa bersaing di era global,” katanya.

“10 November nanti, akan di-launching komik digital. Ini bukti prestasi masyarakat Surabaya.” kata Risma memberikan contoh kualitas daya saing masyarakat Kota Pahlawan.

Contoh upaya mempertahankan jati diri ini menurut Whisnu akan dilakukan dengan beragam budaya lokal seperti Festival Rujak Uleg, perhatian pada situs budaya tertentu seperti rumah HOS Cokroaminoto dan makam Sawunggaling.

“Modern tak bisa ditolak, tapi sebuah tantangan bagi arek Suroboyo,” kata Whisnu. – Laporan dari Antara/Rappler

BACA JUGA:

• Risma jadi tersangka?
• Pilkada 2015: Risma resmi mendaftarkan diri di Surabaya
• Prestasi Risma, penerima Bung Hatta Anti-Corruption Award 2015