Newcastle vs Liverpool: Efek Klopp kian terasa, Liverpool siap terus melaju

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Newcastle vs Liverpool: Efek Klopp kian terasa, Liverpool siap terus melaju
Siapa bisa menghentikan grafik performa Liverpool yang terus naik? Newcastle tampaknya tidak akan bisa melakukannya

JAKARTA, Indonesia — Efek manajer anyar Jurgen Klopp di Liverpool memang tak instan. Tapi begitu sudah mampu beradaptasi, dampak yang dia timbulkan lebih awet. Buktinya, empat kemenangan berturut-turut diraih Liverpool.

Dalam lima pertandingan di semua ajang, sudah 14 gol yang mereka ciptakan.

BBC mencatat, ada beberapa perubahan dalam etos kerja para pemain Liverpool sejak ditangani Klopp. Mereka kini lebih banyak berlari dan memburu bola. Dibandingkan era Brendan Rodgers, rata-rata pemain berlari 6,9 km lebih jauh.

Dalam 11 pertandingan bersama pelatih anyar asal Jerman itu, Liverpool hanya sekali kalah dan kebobolan 8 gol. Artinya, rasio kebobolan mereka per pertandingan tak sampai satu gol.

Liverpool yang di awal-awal masa kepelatihan Klopp tersendat dan kerap seri, kini mulai menghantui lima besar.

Mereka hanya bersilih satu kemenangan dari posisi Tottenham Hotspur di peringkat kelima. Satu kemenangan saja bakal mengantarkan Liverpool menempel Spurs di peringkat keenam. Mereka hanya dibedakan selisih gol.

Kabar baiknya bagi The Reds—julukan Liverpool—adalah lawan mereka pada pertandingan lanjutan Liga Primer pada Minggu, 6 Desember pukul 23.00 WIB adalah salah satu tim terbawah Liga Primer: Newcastle.

Klub berjuluk The Toon Army itu tak pernah menang dua pertandingan terakhir. Bahkan mereka menjadi lumbung gol lawan-lawannya.

Mereka dibantai Leicester City 0-3 dan dihajar Crystal Palace 1-5. Total delapan gol bersarang di gawang Tim Krull hanya dalam dua pertandingan. Newcastle juga menjadi tim dengan pertahanan terburuk di Premier League. Total kebobolan mereka mencapai 30 gol. Terbanyak di liga hingga matchday ke-15.

Apalagi tren Jordan Henderson dkk juga cukup unik. Mereka justru kerap menang dengan selisih gol besar justru saat laga tandang. Seperti saat melawat ke Chelsea (3-1), Manchester City (4-1), dan yang terbaru ke kandang Southampton (6-1) pada 3 Desember lalu di ajang Piala Liga.

Kebetulan, pertandingan melawan Newcastle digelar di kandang lawan, Saint James Park.

Situasi itu diperburuk dengan memori buruk manajer Newcastle, Steve McClaren. Manajer asal Inggris itu memiliki trauma dengan Klopp pada 2011. Dia pernah ditendang dari klub lamanya, Wolfsburg hanya dalam tempo 9 hari setelah keok 0-3 dari Borussia Dortmund yang saat itu masih ditangani Klopp.

Jalan menuju kemenangan semakin lapang karena hampir semua pemain andalan Klopp bisa diturunkan. Christian Benteke dan Roberto Firmino bisa turun sejak peluit pertama. Sedangkan Daniel Sturridge dan Philippe Coutinho masih diragukan tapi kemungkinan Klopp akan menurunkannya di tengah pertandingan.

“Melawan Newcastle, kami harus langsung mematikan mereka di awal pertandingan. Karena itu, kami akan langsung agresif di sejak detik pertama,” kata Klopp seperti dikutip BBC.

Jika situasi di internal Liverpool sangat solid, kondisi sebaliknya di Newcastle. McClaren terus mengkritik kinerja para pemainnya yang payah.

“Terlihat dari luar, mereka tidak berusaha, mereka tidak berlari, mereka bahkan tidak bekerja. Saya mengira begitu awalnya tapi setelah saya melihat statistik, ternyata benar adanya,” katanya

Namun, McClaren masih percaya anak asuhnya ingin berubah. Dia mulai melihat semangat itu dalam latihan. “Semoga semangat itu terus terbawa hingga pertandingan berlangsung,” katanya. Jika tidak, Liverpool bakal kembali berpesta. — Rappler.com

BACA JUGA: 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!