Tak diberi akses Israel, pelapor PBB untuk Palestina Makarim Wibisono pilih mundur

Santi Dewi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tak diberi akses Israel, pelapor PBB untuk Palestina Makarim Wibisono pilih mundur

EPA

Israel tak merespon permintaan Makarim berkunjung ke Tepi Barat dan Jalur Gaza

JAKARTA, Indonesia — Pelapor khusus PBB mengenai situasi di Palestina, Makarim Wibisono, memilih mundur dari posisinya pada Senin, 4 Januari. Makarim kecewa karena permintaannya untuk bisa berkunjung ke Tepi Barat dan Jalur Gaza tidak dikabulkan oleh Israel.

Padahal, Makarim telah mengajukan permintaan itu sejak 18 bulan lalu. Ketika mengumumkan pengunduran dirinya, Makarim mengatakan khawatir terhadap kurang efektifnya perlindungan bagi warga Palestina yang menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional.

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan tahun 2014 oleh merdeka.com, Makarim mengatakan sebagai pelapor, dia ingin melihat dengan mata kepala sendiri apa yang terjadi di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Jika akses tidak juga diberikan, maka mantan Duta Besar RI untuk PBB periode 1997-2000 itu tidak akan memperpanjang mandatnya sebagai pelapor khusus.

Dalam laporan pertama yang dikirim ke PBB pada Maret 2015, Makarim menyebut Israel seharusnya melakukan penyelidikan terhadap pembunuhan lebih dari 1.500 warga sipil Palestina. Kemudian, hasil temuan itu dipaparkan ke publik.

Sementara, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Emmanuel Nashon mengatakan alasan pemerintahnya tak mengabulkan akses bagi Makarim, karena laporan yang dibuat dianggap bias dan menyimpang.

“Hak asasi warga Israel juga dilanggar setiap hari oleh warga Palestina. Jika hal itu terus diabaikan, maka dewan (HAM PBB) tidak akan dianggap serius,” ujar Nashon seperti dikutip Reuters.

Makarim bertugas sebagai pelapor khusus PBB mengenai situasi kemanusiaan di Palestina pada Juni 2014. Walaupun dia telah mengumumkan mundur, tetapi hal itu baru berlaku secara resmi pada 31 Maret 2016 usai penyerahan laporan akhir ke Dewan HAM PBB.

“Saya berharap siapa pun yang menjadi pengganti saya, dapat mencari jalan keluar dari kebuntuan saat ini dan meyakinkan rakyat Palestina, kendati telah dijajah selama hampir setengah abad, dunia tidak melupakan penderitaan mereka,” kata Makarim. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!