Derby AC Milan vs Inter Milan: Duel memperebutkan sisa-sisa gengsi

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Derby AC Milan vs Inter Milan: Duel memperebutkan sisa-sisa gengsi
'Derby della Madonnina' ibarat elevator. Yang menang langsung ke puncak. Yang kalah jatuh ke lantai paling dasar

JAKARTA, Indonesia – Tak ada lagi yang bisa diharapkan Inter Milan musim ini. Sudah hampir pasti mereka terlempar dari Coppa Italia setelah dihajar Juventus 3-0 dalam laga semi final leg pertama.

Bersaing di perburuan gelar juara Serie A juga sangat sulit bagi mereka. Nerazzurri–julukan Interberjarak cukup jauh, enam poin dari penguasa puncak klasemen Napoli. Praktis, hanya tiket ke Liga Champions yang harus diburu.

Ini berarti mereka harus bisa menggeser Fiorentina dari peringkat ketiga. Kebetulan, kedua tim bersaing ketat. Poin mereka sama-sama 41 angka.

Situasi yang kurang lebih sama juga dialami saudara tua mereka, AC Milan. Klub berjuluk Rossoneri itu memang lebih beruntung karena mengantongi kemenangan 1-0 atas Alessandria di leg pertama semifinal Coppa Italia. Musim ini mereka berpeluang meraih Coppa Italia untuk kali pertama setelah 13 tahun.

Tapi di Serie A, kedua tim dari Kota Milan itu bernasib kembar. Sama-sama bukan lagi pemburu gelar juara. Inter lebih beruntung berada di peringkat empat. Milan malah masih tertahan di posisi keenam.

Musim depan mereka terancam kembali absen di Liga Champions. Turnamen yang selalu dianggap sebagai “rumah kedua” bagi mereka setelah Serie A Italia.

Tak ada gelar yang diperebutkan, tak ada lagi dominasi performa mereka di kompetisi domestik. Lantas, apa yang tersisa dari derby della Madonnina antara AC Milan vs Inter Milan di San Siro, Senin, 1 Februari, pukul 02.45 WIB dini hari?

Mungkin gengsi bisa jadi jawabannya.

Meski saling memiliki ikatan sejarah dalam pendiriannya, “konflik” dua tim sekota ini tetap panas setiap tahun. Koleksi trofi domestik kedua tim juga bersaing ketat. Milan dan Inter sama-sama mengoleksi 18 scudetto (gelar juara Serie A).

Milan meraih 5 Coppa Italia, sedangkan Inter tujuh piala. Namun, Milan selalu dianggap lebih berjaya di Liga Champions dengan koleksi tujuh piala dibandingkan Inter yang hanya tiga.

Tapi, tim biru-hitam punya sesuatu yang tak dimiliki Milan: meraih treble winner (tiga gelar dalam satu musim) pada 2010-2011. Inter adalah satu-satunya tim Italia yang bisa melakukannya.

Kejayaan-kejayaan masa lalu seperti itulah yang kini mendominasi cerita derby della Madonnina. Sebab, tak ada yang bisa dibanggakan dari masa kekinian mereka. Performa kedua tim sama-sama tidak konsisten.

Milan terus berjuang dari awal musim yang buruk bersama allenatore Sinisa Mihajlovic. Dari peringkat sebelas di giornata (pekan) delapan, mereka baru bisa masuk ke delapan besar di paro musim.

Sebaliknya, allenatore Roberto Mancini langsung membawa Inter meraih streak alias kemenangan beruntun di lima laga pertama. Bahkan, klub milik konglomerat Indonesia Erick Thohir itu sempat menguasai puncak klasemen selama tujuh pekan.

Menunggu efek kehadiran Eder

Namun, awal musim yang menjanjikan itu tidak bertahan lama. Mereka drop di pekan ke-19 dan tak pernah berada di sana lagi sejak saat itu. Bahkan, sejak kekalahan atas Sassuolo 0-1 pada 10 Januari lalu, Mauro Icardi dan kawan-kawan tak pernah meraih kemenangan.

Situasi semakin memburuk karena hubungan antara Icardi dan Roberto Mancini sedang memanas. Mantan manajer Manchester City itu menyebut para penyerang sebagai biang kerok performa tim. Beberapa peluang gol disia-siakan Icardi dan striker Inter lainnya, Rodrigo Palacio.

“Kalau itu saya, itu pasti sudah jadi gol meski usia saya sudah 50 tahun,” kata Mancini dalam sebuah wawancara.

Mancini tidak berlebihan dengan komentar tersebut. Produktivitas gol Inter memang sangat minim. Hanya 26 gol.  Mereka bahkan kalah produktif dibanding tim peringkat ke-17 Sampdoria (31 gol), peringkat ke-12 Torino (27 gol) dan tim peringkat sepuluh Chievo Verona (27 gol).

Yang membawa Inter bisa mencapai peringkat keempat memang bukan ketajaman serangannya tapi soliditas pertahanan. Mereka menjadi tim yang paling sedikit kebobolan (14 gol). Sayangnya, performa solid tersebut tak diimbangi dengan garangnya gempuran lini serang.

Karena itulah, Inter memboyong striker Sampdoria Eder. Striker keturunan Italia kelahiran Brasil itu memiliki produktivitas lebih baik dibanding Icardi. Koleksi golnya mencapai 12 gol. Dia adalah striker paling produktif kedua di Serie A setelah ujung tombak Napoli Gonzalo Higuain.

Mancini kemungkinan akan langsung memasang Eder dalam formasi 4-3-1-2 dini hari nanti. Icardi yang hanya bermain setengah babak saat melawan Juventus di Coppa Italia bisa langsung berduet dengan striker anyar tersebut.

Namun, winger Ivan Perisic diragukan bisa tampil. Tapi, Mancini masih bisa memaksimalkan Adem Ljajic baik sebagai winger atau gelandang serang di belakang duet Eder-Icardi.

Di kubu Milan, kiper Diego Lopez belum bisa dimainkan. Mihajlovic kemungkinan akan memasang Gianluigi Donnarumma. Beruntung bagi pelatih asal Serbia tersebut, top scorer klub Carlos Bacca bisa diturunkan. Dia akan berduet dengan M’Baye Niang.

Lini tengah Milan cukup komplit dengan kehadiran Keisuke Honda dan Riccardo Montolivo.

Dalam derby kali ini, kedua pelatih harus membenahi tren roller coaster timnya masing-masing. Dalam empat laga terakhir, Milan hanya meraih sekali kemenangan. Begitu juga Inter. Bahkan, dalam tiga laga berturut-turut beruntun Inter belum sekalipun menang.

“Inter dan Milan sama-sama mengejar kemenangan. Inter butuh poin untuk tetap di atas, kami butuh poin untuk memperbaiki peringkat. Bagaimanapun kondisi tim, derby della Madonnina tetap penting,” kata Mihajlovic seperti dikutip Football Italia.

“Pertandingan ini seperti elevator. Mereka yang menang akan naik ke atas, mereka yang kalah langsung terjun ke lantai dasar,” imbuhnya. – Rappler.com

BACA JUGA: 

 

 

 

 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!