KCIC bangun kawasan terpadu agar bisa balik modal

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

KCIC bangun kawasan terpadu agar bisa balik modal

AFP

Harga tiket yang dijual Rp200 ribu per penumpang tidak akan menutupi biaya investasi yang telah dikeluarkan KCIC senilai Rp70 triliun.

JAKARTA, Indonesia – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengatakan tidak bisa hanya mengandalkan penjualan tiket untuk bisa mengembalikan modal yang terserap dalam pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Oleh sebab itu, KCIC akan membangun kawasan terpadu di sekitar stasiun atau yang disebut “transit oriented development” (TOD).

Komisaris PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia, Sahala Lumban Gaol mengatakan dengan modal investasi US$5,5 miliar atau sekitar Rp70 triliun tidak bisa tertutupi dengan penjualan tiket yang dijual Rp200 ribu per penumpang.

“Secara ‘social feasibility’ bagus, tetapi secara finansial tidak baik,” kata Sahala ketika memberikan keterangan pers pada Kamis, 4 Februari di Jakarta.

Rencananya, TOD akan dikembangkan di kawasan masing-masing stasiun yakni Karawang, Walini dan Tegal Luar. Sahala memprediksi TOD bisa menyumbang 25 persen pemasukan selain dari hasil penjualan tiket.

Staf Ahli Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mengatakan TOD utama akan dibangun di sekitar Walini atau di Kecamatan Cikalong Wetan.

“Di sana akan dibuat cluster yang bisa mengurangi jarak tempuh pejalan kaki dan akan dibuat kawasan hiburan,” kata dia.

TOD akan mengusung empat konsep yaitu “cluster compact development”, koefisien dasar bangunan maksimal 45 persen, zona dan bangunan hijau (green building/green zone) serta berstandar internasional. Sahala optimistis TOD akan tumbuh seiring dengan pergerakan manusia yang semakin meningkat.

Sementara, Direktur Utama PT KCIC, Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan hal serupa bahwa mereka tak bisa meraup untung hanya dengan mengandalkan penjualan tiket.

“Kami juga bergerak ‘di belakang trek’, karena kami tidak bisa jualan kalau hanya di trek,” ujar Hanggoro.

Hasil dari pengembangan TOD itu, kata dia, juga akan digunakan untuk melunasi pinjaman dari China Development Bank yang memberikan pinjaman modal untuk pembangunan kereta cepat.

Porsi pinjaman yakni 63 persen dibayar dalam dolar AS dengan bunga tetap dua persen per tahun, 37 persen yuan dengan bunga tetap 3,46 persen per tahun dan jangka waktu pengembalian 40 tahun termasuk masa tenggang selama 10 tahun. – laporan ANTARA/ Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!