Gunung Semeru muntahkan awan panas dan abu vulkanik ke Lumajang

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Gunung Semeru muntahkan awan panas dan abu vulkanik ke Lumajang
Gunung Semeru tidak erupsi dan tetap ada di level Waspada

MALANG, Indonesia (UPDATED) – Gunung Semeru memuntahkan guguran awan panas ke sejumlah wilayah di Lumajang, pada Sabtu pagi, 13 Februari. 

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memastikan fenomena itu bukanlah erupsi dan status Gunung Semeru tetap ada di level Waspada. 

Sementara aktivitas pendakian Gunung Semeru yang telah ditutup sejak 4 Januari 2016 lalu belum dibuka kembali.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ayu Dewi Utari, membenarkan adanya terjadi guguran awan panas yang berasal dari puncak lidah lava Gunung Semeru. 

Peristiwa itu terjadi pada pukul 06:20 WIB pada Sabtu pagi dan berlangsung selama kurang lebih 60 menit. 

Awan panas yang lazim disebut wedhus gembel itu meluncur turun mencapai 2,5 kilometer dari puncak, mengarah ke wilayah Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, yang berjarak sekitar 8 kilometer dari kawah. 

Muntahan wedhus gembel, menurut Ayu, tak diikuti dengan laporan kerugian dari penduduk lantaran terjadi jauh dari pemukiman penduduk. 

“Berdasarkan konfirmasi dari PVMBG pos pantau Gunung Sawur, telah terjadi guguran awan panas ke arah Selatan sungai Besuk Bang dan Besuk Kembar Lumajang. Pusat awan panas di puncak lidah lava. Tidak terjadi kerugian atau ancaman karena jauh dari pemukiman,” kata Ayu.

Peristiwa itu, kata Ayu, bukan tanda-tanda erupsi dari Gunung Semeru. Status Semeru dinyatakan tetap pada level II atau Waspada seperti sejak ditetapkan pada 2012 lalu.  

“Itu bukan erupsi. Status gunung tetap Waspada,” ujarnya.

Saat kejadian berlangsung, status pendakian Semeru masih ditutup sejak 4 Januari 2016 lalu. Awalnya, pendakian ditutup lantaran sering terjadi badai di lereng Semeruyang  mengikuti musim hujan yang berlangsung sejak Januari hingga saat ini. 

Penutupan pendakian di awal tahun juga lazim dilakukan untuk mengembalikan kondisi ekosistem lereng Semeru. Rata-rata penutupan berlangsung sekitar tiga bulan lamanya. 

“Pendakian masih ditutup,” kata Ayu.

Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang juga mencatat adanya hujan abu dengan intensitas sedang di sekitar Desa Supit Urang, tak lama setelah awan panas keluar. Hujan abu tipis terpantau menutup daun dan tumbuhan di desa itu. 

“Kami terus berkoordinasi dengan Pos Pantau Semeru di Gunung Sawur. Sampai saat ini status tetap Waspada dan masyarakat di Supit Urang tetap beraktivitas dengan normal,” kata Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Hendro Wahyono. 

Supit Urang termasuk satu di antara empat desa terdekat dengan Gunung Semeru. Tiga desa lain adalah Oro-Oro Ombo, Pronojiwo, dan Sumber Urip. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!