Salat Jumat terakhir di Kalijodo

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Salat Jumat terakhir di Kalijodo

ANTARA FOTO

Khatib mengatakan, seorang pemimpin yang adil dan baik akan menjadi ahli surga


JAKARTA, Indonesia — Beberapa anggota jemaah Masjid Nurul Khasanah di Kalijodo tampak menitikkan air mata. Jumat siang itu, 26 Februari, seorang khatib salat Jumat menyampaikan salam perpisahan kepada jemaah sebelum memulai khotbahnya.

“Perkenankanlah saya, khatib Masjid Nurul Hasanah, mungkin ini adalah pertemuan terakhir kita dalam ibadah salat Jumat, menyusul pemberitaan dan keputusan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,” kata Ustadz Rusbiudin, yang juga menjadi imam salat Jumat di masjid itu.

Dalam khotbahnya, Rusbiudin menyampaikan pesan singkat mengenai tiga contoh sosok ahli surga sebagaimana diriwayatkan dalam hadits, yakni pemimpin yang adil dan baik, Seorang Muslim penyayang sesama manusia, dan orang miskin yang tidak meminta-minta.

“Yang dimaksud pemimpin yang adil dan baik itu, haruslah mengutamakan cara-cara merangkul serta mengadakan pembicaraan yang baik dalam keputusannya, yang bertujuan akhir untuk kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Kalijodo yang dikenal sebagai kawasan prostitusi itu rencananya akan direlokasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas perintah Gubernur Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama, pada Senin, 29 Februari, mendatang.

Penggusuran ini menyusul kecelakaan pengemudi yang menewaskan empat orang setelah bermalam dan mabuk di kawasan yang terbagi ke dua daerah ini, Jakarta Utara dan Jakarta Barat.

Salat Jumat ini diperkirakan akan menjadi yang terakhir sebelum Pemprov DKI Jakarta mengubah Kalijodo menjadi kawasan terbuka hijau.

Pemprov DKI pun sudah memutus aliran listrik terhadap beberapa tempat hiburan dan pemukiman di Kalijodo, termasuk Masjid Nurul Khasanah.

Para jemaah mengaku menyayangkan pemutusan arus listrik tersebut, yang membuat mereka kerepotan mempersiapkan ibadah salat Jumat.

Mereka kemudian terpaksa menyambung arus listrik dari bangunan warga yang masih dialiri listrik untuk mengoperasikan mikrofon dan kipas angin di masjid dua lantai ini.

“Listrik sudah mati dari jam 2:00 WIB pagi tadi, jadi kami terpaksa menyambung dari garasi di belakang masjid,” kata salah seorang warga yang tak berkenan disebutkan namanya saat ditemui Antara selepas ibadah.

Rusbiudin juga turut menyayangkan pemutusan arus listrik menjelang ibadah salat Jumat tersebut.

“Seharusnya pemerintah memahami bahwa masih ada ibadah salat Jumat di sini untuk hari ini,” ujar Rusbiudin.

Menurut pantauan, masjid yang bisa menampung sekitar 200 jemaah itu tidak hanya dipenuhi oleh warga Kalijodo pada hari ini, tapi juga para pekerja di sekitar kawasan tersebut.

Terlihat pula sejumlah personel kepolisian, tentara, petugas Dinas Perhubungan, dan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di antara para jemaah salat Jumat. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!