Polisi larang ogoh-ogoh reklamasi Benoa diarak keliling desa

Bobby Andalan

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Polisi larang ogoh-ogoh reklamasi Benoa diarak keliling desa
Ogoh-ogoh itu menyimbolkan penolakan masyarakat terhadap reklamasi Teluk Benoa

BALI, Indonesia – Pihak kepolisian melarang ogoh-ogoh penolakan reklamasi Teluk Benoa, Bali diarak keliling Banjar Buagan di Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat.

Dibuat oleh Sekaa Teruna Teruni (STT) Tenaya Kusuma, ogoh-ogoh dengan tulisan ‘Lindungi Bali Selamatkan Bumi’ berukuran raksasa. Tangan kanannya menggenggam bumi, dan tangan kiri menggenggam patahan eskavator.

Klian Banjar Buagan, Gede Supartha mengatakan ogoh-ogoh tersebut memiliki pesan moral agar setiap pihak menjaga bumi dari kerusakan lingkungan. Salah satu yang disorotinya adalah persoalan sampah yang dari dahulu seakan tak pernah menemukan solusi.

“Pesan moral menjaga lingkungan itulah yang sejatinya ingin disampaikan,” kata Supartha, Selasa, 8 Maret. 

Supartha tak menampik jika ogoh-ogoh setinggi 2,5 meter itu juga menyimbolkan aspirasi desanya yang menolak reklamasi Teluk Benoa. “dia.

Sementara itu, Kapolsek Denpasar Barat Komisaris Wisnu Wardana menampik jika pihaknya melarang ogoh-ogoh tersebut. Yang benar, kata dia, pihaknya melakukan tindakan preventif bagi ogoh-ogoh yang tidak sesuai tema dan dapat menimbulkan gejolak sosial.

“Saya kira kami tidak melarang. Hanya memberi batasan tertentu tentang spirit ogoh-ogoh itu sendiri. Keberadaan ogoh-ogoh itu tidak sesuai dengan spirit memusnahkan sifat jahat,” jelas Wisnu.

Tetapi, ogoh-ogoh bertema tolak reklamasi Teluk Benoa bermunculan di beberapa desa di Bali. Di Jalan Gunung Agung, pemuda yang tergabung dalam Pemuda Tanah Abu juga membuat ogoh-ogoh bertema serupa.

Yudha, seorang pemuda yang mengonsep ogoh-ogoh tersebut, menjelaskan ogoh-ogoh tersebut menyimbolkan ketamakan investor terhadap reklamasi Teluk Benoa.

Ogoh-ogoh yang dibuatnya yakni berupa patung tikus raksasa di mana di tangannya menggenggam sebuah eskavator.

“Ogoh-ogoh kami bertema ‘tolak reklamasi’. Ini memang sengaja dibuat untuk menyampaikan aspirasi kami dalam penolakan reklamasi Teluk Benoa. Ini sebagai bentuk kecintaan kami terhadap Bali,” kata Yudha.

Di Kabupaten Badung, tepatnya di Banjar Kancil, Desa Adat Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, pemuda yang tergabung dalam Sekaa Teruna-Teruni (STT) Eka Dharma Canthi juga membuat ogoh-ogoh serupa. Ogoh-ogoh yang merupakan Jogormanik tengah mematahkan eskavator itu diberi tema “Sang Jogormanik Tolak Reklamasi”.

Ketua ST Eka Dharma Canthi I Komang Sukra Wijaya menuturkan Jogormanik merupakan Dewa yang bertindak mengadili perilaku buruk dari manusia. Ogoh-ogoh itu menjadi simbol bahwa rencana reklamasi Teluk Benoa merupakan perilaku tak baik bagi lingkungan alam Bali.

“Kami tidak memiliki kepentingan politis dengan ogoh-ogoh ini. Ini murni aspirasi kami agar alam Bali dijaga dan tidak dirusak,” tutup dia. – Rappler.com 

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!