ISAC temukan bekas penganiayaan di tubuh terduga teroris Fonda Solikhin

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

ISAC temukan bekas penganiayaan di tubuh terduga teroris Fonda Solikhin
ISAC mendesak Kapolri untuk mengevaluasi Densus 88.

 

JAKARTA, Indonesia — Hasil Investigasi The Islamic Study and Action Center (ISAC) menemukan bekas penganiayaan di bagian mulut dan perut jenazah terduga teroris, Fonda Amar Sholikhin.

Anak buah kelompok teroris pimpinan Santoso ini diduga dianiaya sebelum meninggal. Fonda alias Ponda alias Dodo dilaporkan tewas tertembak dalam operasi gabungan TNI-Polri di Poso, Sulawesi Tengah, pada 28 Februari.

Ketua ISAC HM Kurniawan menuturkan, jenazah Fonda tiba di kampung halamannya di Brengosan, Solo, pada Jumat pukul 05:30, 18 Maret, setelah berada di Rumah Sakit Bhayangkara, Palu, Sulawesi Tengah sejak 29 Februari.

Setelah keluarga melakukan salat shubuh, sekitar pukul 06:45, peti jenazah pria 22 tahun ini dibuka oleh warga dan disaksikan oleh keluarga serta panitia pemakaman Fonda.

Warga dan panitia mendapati temuan sebagai berikut: 

  • Jenazah fonda masih di dalam kantong jenazah yang berwarna kuning
  • Jenazah dalam keadaan belum dimandikan
  • Jenazah dalam keadaan belum dikafani
  • Menurut kesaksian anggota keluarga Fonda, berdasar keterangan petugas bandara, menilai jenazah Fonda belum diberikan formalin
  • Terdapat luka di dahi kanan diduga bekas luka tembak
  • Dua gigi depan atas dan bawah jenazah Fonda rampal
  • Perut bagian kiri jenazah Fonda sobek, ada bekas jahitan

Dengan melihat kondisi tersebut, ISAC berpendapat bahwa:

“Selain ada dugaan luka tembak di dahi kanan, jenazah Fonda mengalami luka akibat benda tumpul di bagian gigi depan dan luka tusukan di bagian perut sebelah kiri.”

Untuk itu, ISAC mendesak Kepala Polisi RI Jenderal Badrodin Haiti mengevaluasi kinerja Densus 88.

Apa tanggapan Kapolri? 

“Kami (Mabes Polri) tidak mengetahui secara detil soal kondisi jenazah, silakan ditanyakan pada dokter. Dan setahu saya, Fonda ditemukan dalam keadaan meninggal,” kata Badrodin kepada Rappler, Selasa, 22 Maret. 

Sebelumnya, Fonda digrebek oleh Densus 88 setelah pengembangan operasi pasca kontak senjata pada 9 Februari. Polisi menguntit Fonda dan jaringan Santoso lainnya selama 20 hari berturut-turut. Hingga ia dilaporkan tewas pada 28 Februari.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Agus Rianto mengatakan, kontak senjata terjadi ketika Satuan Tugas Operasi Tinombala 2016 Gabungan Polri dan TNI melaksanakan penegakan hukum.

Bersama Fonda ditemukan 1 pucuk pistol, 7 tenda dan 20 karung beras. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!