5 hal yang perlu kamu tahu tentang Rustam Effendi

Ursula Florene

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 hal yang perlu kamu tahu tentang Rustam Effendi
Mundur dari jabatan sebagai walikota, Rustam akan melanjutkan karirnya sebagai Pegawai Negeri Sipil

JAKARTA, Indonesia – Walikota Jakarta Utara Rustam Effendi menemui Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama pada Selasa, 26 April, untuk menyampaikan secara langsung niatnya untuk mundur.  Ahok mengaku tidak bisa berbuat apa-apa dengan keputusan Rustam, yang menjadi walikota pertama yang mengundurkan diri selama kepemimpinan Ahok.

Berikut 5 hal yang perlu kamu ketahui tentang Rustam:

1. Mundur karena kinerja

Rustam mengajukan surat penguduran diri sebagai walikota kepada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) pada Senin, 25 April. Kepada media, Rustam mengaku mundur lantaran kinerjanya masih dianggap kurang. 

“Alasannya ialah karena saya memperhatikan dan mengikuti perkembangan terakhir-terakhir ini, khususnya mulai hari Jumat sampai dengan kemarin, yang intinya menurut saya apa yang disampaikan oleh Pak Gubernur itu bahwa Pak Gubernur menilai kinerja saya masih kurang,” ujar Rustam.

Sebagai bawahan, lanjutnya, ia mengambil keputusan untuk tidak lagi berada di posisinya saat ini. Ia telah menemui Gubernur Basuki Tjahaja Purnama untuk membicarakan pengunduran dirinya ini.

Ahok sendiri membenarkan kalau dirinya sering menegur Rustam. ‎Kejadian pertama adalah ketika Kawasan Berikat Nusantara (KBN) di Cilincing tergenang. Ketika itu, dia yakin ada yang sengaja menyumbat.

“Tetapi, dia bilang laut pasang, enggak turun. Saya panggil dia, saya bilang, ‘hei kamu jangan terlalu banyak ‘main-main’ politik loh’,” ujar Ahok.

Rustam juga kerap berselisih pendapat dengan Ahok terkait relokasi di wilayahnya, seperti Kalijodo dan Pasar Ikan.

2. Sempat curhat di Facebook

‎Sebelumnya, Rustam sempat menulis curahan hatinya bekerja untuk Ahok di media sosial Facebook. Tulisan itu berjudul “Bekerja dengan Hati”.

Ini merupakan tanggapan atas tuduhan Ahok kalau Rustam bersekongkol dengan  bakal calon gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra. Rustam mengatakan kalau ia tak pernah takut dalam melaksanakan penertiban pemukiman kumuh; hanya saja ia harus hati-hati dan melakukan perhitungan matang sebelum menertibkan lokasi-lokasi tertentu.

Tak ketinggalan, ia juga mengungkapkan kekecewaan kepada Ahok yang menurutnya menuduh, menjurus ke fitnah.

3. Mendapat simpati Yusril

Rustam mendapat simpati Yusril lantaran tuduhan Ahok itu. “Saya sangat bersimpati kepada Walikota Jakut yang baru-baru ini dituding Pak Gubernur sekongkol dengan saya dalam rencana pelaksanaan kebijakan penggusuran,” kata dia.

Tak ketinggalan, Yusril menegaskan kalau ia tak pernah mengenal Rustam. Tudingan Ahok, menurut dia, tidak beralasan. Ia mengimbau calon saingannya dalam laga pilgub DKI ini untuk bertindak lebih bijak.

4. Tak berhenti menjadi PNS

Meski tidak lagi menjadi Walikota  Jakarta Utara, Rustam tetap terdaftar sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kepada kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta Agus Suradika, Rustam mengatakan ia masih akan melanjutkan karirnya sebagai PNS.

Rustam memang sudah cukup berpengalaman memegang posisi teras di pemerintahan daerah. Sebelum diangkat menjadi walikota Jakarta Utara, ia pernah menjadi pelaksana tugas Walikota Jakarta Pusat, menggantikan Saefullah yang saat itu ditarik Ahok menjadi Sekretaris Daerah.

5. Disebut anggota Geng Golf

Ahok juga menyebut Rustam sebagai anggota geng golf atau kelompok pejabat yang gemar bermain golf dan pelesir ke luar negeri. Rustam membantan tudingan tersebut. 

“Saya enggak tahu geng golf itu apa,” kata dia. Meski demikian, ia mengaku memang sering bermain golf sewaktu libur. “Kira-kira dua kali sebulan dan sudah seizin Pak Ahok,” kata dia. – Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!