Indonesia-Timor Leste perkuat kerjasama industri

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Indonesia-Timor Leste perkuat kerjasama industri
Pemerintah Indonesia alokasikan bantuan senilai 6 juta dolar AS untuk berbagai pembangunan kapasitas, termasuk SDM, di Timor Leste

JAKARTA, Indonesia – Jika Anda naik pesawat dari Denpasar, Bali, ke Dili, ibu kota Timor Leste, bisa dipastikan Anda akan bertemu dengan sejumlah pengusaha asal Indonesia. Banyak di antara mereka bukan datang dari perusahaan yang berlokasi di Jakarta, melainkan dari daerah lain.  

“Timor Leste sibuk membangun infrastruktur, pabrik. Ini peluang bagi kami,” kata Robert, seorang pengusaha dari Surabaya, kepada Rappler, dalam sebuah penerbangan ke Dili, pada Februari 2016. Ketika ditanya apa kendalanya, dia menyebut soal kapasitas sumber daya manusia (SDM).

Dalam hal peningkatan kapasitas SDM dan asistensi teknik, Timor Leste banyak berguru kepada Indonesia, negara yang pernah menjadikan Timor Leste (saat itu Timor Timur), sebagai provinsi ke-27. Kerjasama di berbagai bidang terutama ekonomi terus berlanjut. Indonesia juga mendukung masuknya Timor Leste menjadi bagian dari asosiasi negara di Asia Tenggara (ASEAN).

Pekan ini, Indonesia menandatangani memorandum kesepakatan kerjasama teknik industri dengan Timor Leste.

Kesepakatan diteken Menteri Perindustrian Republik Indonesia Saleh Husin dengan Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Lingkungan Hidup Republik Demokratik Timor Leste, Constâncio Da Conceição Pinto, di Kementerian Perindustrian, Jakarta, pada Rabu, 4 Mei.

Di bidang industri, cakupan kerja sama yang akan dibangun kedua negara meliputi peningkatan kapasitas SDM, peningkatan kemampuan institusional, program pelatihan di bidang industri tertentu, pertukaran informasi, pelatihan teknis, bantuan tenaga ahli, serta promosi produk industri dan kegiatan lainnya yang disepakati kedua belah pihak.

“Untuk meningkatkan kapasitas SDM, kami telah berkomitmen untuk mendukung pemerintah Timor Leste dengan nilai sebesar 6 juta dolar AS yang dilaksanakan sejak 2013-2017 melalui program kerjasama teknik luar negeri yang dilakukan oleh berbagai kementerian dan lembaga terkait,” ujar Menperin RI, Saleh Husin.

Ia mengatakan, untuk mendukung pelaksanaan kegiatan kerjasama teknik sektor industri, Kemenperin memiliki berbagai unit kerja di bawah koordinasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) yang kompeten di bidangnya masing-masing dan telah berpengalaman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berskala internasional.

Lembaga litbang itu antara lain:

  • Balai Besar Keramik
  • Balai Besar Tekstil
  • Balai Besar Pulp dan Kertas
  • Balai Besar Bahan dan Barang Teknik
  • Balai Besar Logam dan Mesin
  • Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik
  • Balai Besar Kerajinan dan Batik
  • Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
  • Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
  • Balai Besar Kimia dan Kemasan 
  • Balai Besar Industri Agro

Sejak 2011-2016, Kemenperin melalui sejumlah balai besar tersebut telah mengimplementasikan sebanyak 15 pembangunan kapasitas di berbagai sektor, antara lain pengolahan makanan, garmen (tekstil), pengelasan, keramik, kerajinan batok kelapa, serta magang dalam bidang tenun, alas kaki, dan pengolahan makanan. 

Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Lingkungan Hidup Republik Demokratik Timor Leste Constâncio Da Conceição Pinto menyampaikan ucapan terima kasih kepada Indonesia atas dukungannya kepada Timor Leste untuk memastikan bahwa negara termuda di Asia itu mampu berkompetisi untuk menarik investor dan mengadopsi reformasi untuk mempercepat keanggotaan di ASEAN.

“Kami juga telah mengembangkan kebijakan industri nasional yang memfokuskan industri berbasis sumber daya. Tujuannya meningkatkan kontribusi industri manufaktur dan mendapatkan nilai tambah,” ujarnya sembari menegaskan, pemerintah Timor-Leste mengundang pengusaha Indonesia untuk berinvestasi seperti di bidang perkebunan, perikanan dan pariwisata. 

Implementasi deklarasi NAASP

Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, hal yang mendasar dan melatarbelakangi digagasnya kerjasama bilateral Indonesia-Timor Leste, adalah untuk mengimplementasikan Deklarasi New Asian-African Strategic Partnership (NAASP) yang telah dihasilkan pada Pertemuan Tingkat Kepala Negara (Asian African Summit) pada 22-23 April 2015 di Bandung.

Menurut Achmad, kerjasama ini sinergis dengan program Nawacita dan Agenda Pembangunan Nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 Pemerintahan Jokowi-JK, di mana terdapat program memperkuat peran dalam kerjasama global dan regional. 

“Sasaran yang ingin dicapai, yaitu meningkatnya pelaksanaan kerjasama pembangunan Selatan-Selatan dan Triangular, serta meningkatnya peran Indonesia dalam forum multilateral seperti WTO, Kerjasama Pembangunan Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) dan lain-lain,” kata Achmad.

Kegiatan NAASP meliputi pelaksanaan program membangun kapasitas dan kerjasama teknik lainnya. Sebagai wujud komitmen tersebut dalam pemetaan KSST yang disusun oleh Kementerian Luar Negeri, Indonesia telah memasukkan Republik Demokratik Timor Leste dalam daftar kerjasama KSST Indonesia. –Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!