SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Pesawat EgyptAir dengan rute penerbangan dari Paris, Perancis, menuju Kairo, Mesir, jatuh di Laut Mediterania, pada Kamis, 19 Mei.
Hal tersebut diungkapkan oleh otoritas penerbangan Mesir, setelah sebelumnya pesawat bernomor penerbangan MS804 tersebut menghilang dari radar.
“Sumber dari EgyptAir mengatakan kalau penerbangan MS804, telah menghilang dari radar,” kata perusahaan lewat akun Twitter @EGYPTAIR.
Pesawat meninggalkan Paris pada pukul 23:09 waktu setempat dan hilang dari radar pada pukul 02:45 waktu setempat.
An informed source at EGYPTAIR stated that Flight no MS804,which departed Paris at 23:09 (CEST),heading to Cairo has disappeared from radar.
— EGYPTAIR (@EGYPTAIR) May 19, 2016
Penerbangan ini mengangkut 59 penumpang, termasuk 3 anak dan 10 orang awak kabin pesawat. Saat menghilang, pesawat tengah berada di ketinggian 37 ribu kaki.
Manajemen EgyptAir telah memberikan konfirmasi bahwa ada 15 warga Perancis, 30 warga Mesir, dua warga Irak, serta masing-masing satu warga Briton, Kuwait, Arab Saudi, Sudan, Chad, Portugis, Algeria, dan Kanada di atas pesawat itu.
Tidak ada WNI jadi korban
Sementara, Kementerian Luar Negeri memastikan tidak ada warga Indonesia yang menjadi penumpang dalam pesawat buatan Airbus A320 itu. Pernyataan itu disampaikan oleh KBRI Kairo melalui akun Twitter mereka.
Tak ada WNI dari data penumpang Pesawat Egypt Air MS804 Gaulle – Cairo yang hilang @Portal_Kemlu_RI pic.twitter.com/bDjSApzAf8
— KBRI Cairo (@CairoKbri) May 19, 2016
Sementara, Perdana Menteri Mesir, Sherif Ismail mengatakan proses pencarian kini tengah dilakukan di lokasi terakhir pilot pesawat melakukan kontak. Dia mengatakan terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab menghilangnya pesawat, termasuk akibat tindak terorisme.
“Kami belum bisa menyimpulkan apa pun hingga saat ini. Semua pencarian harus diselesaikan lebih dulu untuk mengetahui apa penyebabnya,” kata Ismail.
Sementara, seorang petugas pengendali penerbangan Yunani mengatakan terakhir kali berkomunikasi dengan pilot ketika burung besi itu terbang di atas Pulau Kea. Kepala Departemen Penerbangan Sipil Yunani, Kostas Litzerakis, mengatakan panggilan kepada pilot sudah tidak dijawab ketika komunikasi diserahkan wilayah udara Kairo.
“Saat melakukan prosedur pemindahan saluran komunikasi ke wilayah udara Kairo, sekitar 7 mil sebelum memasuki wilayah Mesir, petugas pengendali Yunani mencoba menghubungi pilot, tetapi tak dijawab,” ujar Litzerakis kepada Reuters, Kamis, 19 Mei.
Sementara, proses pencarian di Laut Mediterania belum menghasilkan apa pun.
“Belum ada apa pun yang ditemukan sejauh ini,” ujar seorang petugas perbatasan Yunani.
—Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.