Apa saja agenda Jokowi di Korea Selatan dan Rusia?

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Apa saja agenda Jokowi di Korea Selatan dan Rusia?
Jokowi berkunjungan ke Korea Selatan dan Rusia dimulai tanggal 15-20 Mei 2016. Jokowi berharap investor dari dua negara berniat meningkatkan investasi di Indonesia.

JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo kembali melakukan lawatan ke luar negeri. Kali ini dua negara yang dikunjungi adalah Korea Selatan dan Rusia.

Jokowi berkunjung ke Korsel pada 15-17 Mei. Sedangkan, dia akan berada di Rusia pada 18-19 Mei.

Menurut keterangan tertulis dari Tim Komunikasi Kepresidenan, Ari Dwipayana, Jokowi berkunjung ke negeri ginseng untuk memenuhi undangan dari Presiden Park Geun-hye.

“Dalam pertemuan dengan Presiden Park, Presiden Jokowi akan mengajak Korea Selatan yang telah menjadi salah satu mitra strategis Indonesia untuk menjadi mitra dalam akselerasi industrialisasi Indonesia,” ujar Ari melalui keterangan tertulis yang diterima Rappler pada Minggu, 15 Mei.

Sementara, di kota Sochi, Rusia, Jokowi akan bertemu Presiden Vladimir Putin dan menghadiri KTT ASEAN-Rusia.

“Dalam pertemuan dengan Presiden Putin, Presiden Jokowi akan membahas langkah untuk mempererat hubungan kerjasama bilateral, khususnya melalui kerja sama ekonomi dan pertahanan, mendorong diversifikasi investasi Rusia di Indonesia ke sektor infrastruktur dan energi, membahas upaya bersama untuk menghadapi berbagai tantangan keamanan di kawasan dan global,” kata Ari menuturkan.

Namun, ada yang berbeda dari kunjungan mantan Wali Kota Solo itu ke Korsel dan Rusia, karena dia bertolak dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Jokowi berada di Bali untuk membuka Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar pada Sabtu, 14 Mei.

Berikut rangkuman kegiatan Jokowi saat berada di Seoul dan Sochi:

Jumat, 20 Mei 2016

Puncak 20 tahun peringatan KTT ASEAN-Rusia

10 pemimpin negara ASEAN bertemu di Sochi untuk memperingati 20 tahun kerjasama ASEAN-Rusia. Presiden Joko “Jokowi” Widodo dijadwalkan menghadiri sesi pleno, forum bisnis dan diakhiri dengan makan siang bersama.

Di sela KTT ASEAN, Jokowi direncanakan bertemu dengan dua CEO yakni CEO Rosneft, Igor Sechin dan CEO Alpha Pacific Group, Oleg Gobulin di Hotel Radisson Blu, Sochi.

Kamis, 19 Mei 2016

Empat Pengusaha Rusia berminat investasi di Indonesia

Empat pengusaha Rusia bertemu dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Mereka menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia.

Pertemuan pertama, dengan CEO Russian Railways (RZD), Oleg Belozerof. Keduanya membahas tentang kerjasama pembangunan rel kereta api untuk kargo yang akan membawa batu bara di Kalimantan.

Berdasarkan hasil studi, RZD menilai ada potensi ke depannya, kereta tersebut dapat dijadikan sebagai kereta umum untuk mengangkut penumpang. Menteri BUMN, Rini Soemarno mengatakan sebelum terealisasi, harus ada aturan-aturan yang harus dilihat dan dikaji.

Pertemuan kedua, Presiden Jokowi berbicara dengan 3 petinggi dari 3 perusahaan tambang yang berbeda. Mereka adalah petinggi Blackspace Group, RUSAL dan Vi Holding Group.

Blackspace Group yang sebelumnya telah berinvestasi di Sulawesi dan Kalimantan tengah menjajaki kemungkinan kerjasama dengan BUMN Indonesia.

“Blackspace berharap untuk meningkatkan usaha di Indonesia dan melihat kemungkinan bagaimana kerjasama dengan BUMN,” kata Rini.

Sementara, Jokowi berharap proses pengolahan hasil tambang juga harus memperhatikan lingkungan dan memberi manfaat bagi warga sekitar.

Rabu, 18 Mei 2016

Bertemu Presiden Putin, Jokowi singgung penurunan nilai investasi Rusia

Presiden Joko “Jokowi” Widodo tiba di Rusia dan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin di kediamannya di Bucherov Rucey, Sochi. Dalam pertemuan itu, Jokowi sempat menyinggung penurunan nilai investasi Rusia ke Indonesia.

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, perdagangan bilateral di tahun 2014 berada pada angka US$2,64 miliar. Sementara, di tahun 2015 menjadi US$1,98 miliar atau turun sekitar 25 persen.

Jokowi mengatakan perlu ditingkatkan perdagangan bilateral yang berimbang dan saling menguntungkan. Salah satu caranya, yakni dengan menghilangkan hambatan tarif dan non-tarif. Termasuk untuk produk minyak kelapa sawit, pertanian dan ikan.

Jokowi juga berharap investasi Rusia juga dapat diarahkan ke bidang energi dan infrastruktur. Sebelumnya, Negeri Beruang Merah sudah berinvestasi dalam pembangunan jalur kereta api di Kalimantan Timur.

Kini, Jokowi berharap Rusia juga membenamkan dananya dalam pembangunan smelter di Kalimantan Barat.

Di bidang pertahanan, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang itu. Jokowi berharap bisa ada kerjasama alih teknologi, produksi bersama, pendidikan serta pelatihan penggunaan alutsista.

Sementara, Putin menjanjikan kerjasama perdagangan akan meningkat. Kendati terjadi penurunan dalam perdagangan bilateral, tetapi secara volume perdagangan bilateral justru meningkat sebesar 13 persen.

“Saya sangat yakin bahwa yang diperlukan bukan hanya melanjutkan hubungan bilateral, tetapi juga membutuhkan dorongan baru untuk meningkatkan interaksi,” ujar Putin.

Rusia, kata Putin siap mendukung Indonesia agar bisa mewujudkan program Presiden Jokowi dalam membangun infrastruktur berskala besar seperti pembangunan jalur kereta api di Kalimantan dan pembangunan prasarana.

“Pihak Rusia juga tertarik dalam pengadaan berbagai jenis kapal dan pelabuhan terapung,” kata Putin lagi.

Selasa, 17 Mei 2016

Jokowi terima dua penghargaan bergengsi di Korea Selatan

Presiden Joko “Jokowi” Widodo menerima 2 penghargaan bergengsi ketika berada di Seoul. Pertama, penghargaan sebagai Warga Kehormatan Seoul oleh Walikota Park Won Soon di Museum Sejarah Seoul. Kedua, penghargaan dari Asosiasi Jurnalis Asia (AJA).

Di hadapan warga Korsel ketika menerima penghargaan sebagai warga kehormatan, Jokowi mengatakan sudah beberapa kali berkunjung ke Seoul untuk mempelajari cara mengatasi macet dan banjir.

Ketika itu, Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sebab, Seoul merupakan sister city dengan Jakarta.

Sementara, ketika menerima penghargaan dari AJA, Jokowi mempromosikan caranya yang gemar blusukan untuk mengetahui sumber permasalahan di lapangan dan langsung berkomunikasi dengan rakyat. Dengan begitu, dia bisa menemukan solusi dari permasalahan yang tengah dihadapi.

Senin, 16 Mei 2016

Bertemu Presiden Park Geun-hye, Jokowi bahas situasi di Semenanjung Korea

Presiden Joko “Jokowi” Widodo bertemu dengan Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, di Istana Kepresidenan Cheong Wa Dae pada sore hari. Berbagai isu dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut, di antaranya:

1. Situasi di Semenanjung Korea
: situasi yang tak menentu di antara kedua Korea membuat perang terbuka bisa terjadi kapan pun. Terlebih Korea Utara beberapa kali melakukan uji coba rudal, walau sudah dikecam oleh dunia internasional.

Terkait dengan isu tersebut, Jokowi menekankan pentingnya stabilitas dan keamanan di Semenanjung Korea.

“Presiden juga meminta untuk mematuhi semua resolusi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Keamanan (DK) PBB,” ujar Ari.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga membahas masalah kerjasama untuk mengatasi ancaman terorisme di antara kedua negara. Kerjasama itu antara lain dilakukan dengan memperkuat pertukaran informasi dan intelijen, serta menyelesaikan akar penyebabnya.

Dalam kesempatan itu, Jokowi turut menjelaskan cara Indonesia dalam mengatasi ancaman terorisme yakni dengan mengambil pendekatan secara menyeluruh. Baik dengan metode soft power dan hard power.

2. Perlindungan TKI dan kerjasama maritim
: Jokowi menyambut baik nota kesepahaman (MoU) di bidang maritim yang menyangkut pemberantasan tindak pencurian ikan serta pengolahan ikan.

Selain itu, Jokowi mengucapkan terima kasih atas perlindungan yang diberikan oleh Pemerintah Korea Selatan bagi TKI dan WNI. Sebagian besar TKI yang bekerja di Negeri Ginseng menempati posisi sebagai ABK.

“Saya akan menugaskan Menteri Tenaga Kerja untuk melakukan komunikasi dengan mitra di Korsel agar MoU di bidang pengiriman tenaga kerja dapat diperbarui dan mencakup ABK,” tutur dia.

3. Perdagangan dan investasi
: salah satu kemitraan yang diincar oleh Indonesia yakni di bidang pengembangan kapasitias industri baja. Dengan kemitraan ini, Indonesia berharap ketergantungan terhadap produk baja impor bisa dikurangi. Selain itu, terjadi percepatan dalam pengembangan industrialisasi Indonesia

Indonesia juga berharap kedua negara bisa menjalin kerja sama di bidang pembangunan kapasitas dan bantuan teknis, teknologi, co-branding dan program produksi bersama untuk mengembangkan industri kreatif.

Pertemuan bilateral diakhiri dengan penandatanganan 7 nota kesepahaman.

Investor besar Korsel berencana tingkatkan nilai investasi di Indonesia

Usai memaparkan presentasi di hadapan calon investor Korsel, Jokowi menggelar pertemuan bilateral dengan beberapa pengusaha dalam sesi “One on One Business Meeting”. Ada dua pengusaha yang ditemui Jokowi di sesi tersebut yakni Kepala Grup Lotte dan Kepala POSCO.

Pendiri Grup Lotte, Shin Kyuk-ho dan CEO Grup Lotte, Shin Dong-bin mengatakan, ke depan grup Lotte akan berekspansi berupa pabrik petrokimia. Sementara, untuk Lotte Mart, mereka berniat untuk terus meningkatkan impor dari Indonesia terutama terkait dengan komoditi buah-buah segar.

“Ada dua jenis buah yang diminati Lotte yakni pisang dan mangga. Namun, masih ada hambatan untuk bisa mengimpor buah tersebut dari Indonesia. Oleh sebab itu, isu tersebut akan dibahas Presiden Park,” kata Ari.

Sementara, dengan CEO POSCO, Jokowi membahas kerjasama untuk memproduksi 10 juta ton baja cluster. Produksi tersebut rencananya akan dilakukan bersama dengan PT Krakatau Steel.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, kerjasama yang dijalin antara POSCO dengan Krakatau Steel bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor baja.

“Sebab, lebih dari 50 persen baja masih diimpor oleh Indonesia sejauh ini. Kalau kita masih terus tergantung pada baja impor, maka hal tersebut dapat menganggu proses atau percepatan industrialisasi Indonesia,” kata Retno.

Strategi Jokowi rayu investor Korsel: Mengaku fans musik K-Pop

Presiden Joko Widodo memiliki strategi khusus untuk merayu calon investor dari Korea Selatan. Selain menjelaskan langkah pemerintah yang terus memperbaiki sistem iklim investasi di Indonesia, Jokowi juga mengaku sebagai penggemar musik pop Korea.

“Jadi, Anda semua memiliki dua orang fans di Jakarta, saya dan putri saya,” ujar Jokowi ketika memberikan pidato kunci dalam forum bisnis “Morning Tea with President Jokowi” di ruang Berkeley, Hotel Lotte.

Putri Jokowi, Kahiyang Ayu merupakan penggemar boyband asal Korsel, Shinee. Dua tahun lalu, Jokowi menemani putrinya itu ikut menonton konser Shinee.

“Ini Ayu dan ini saya, bersama Choi Min-ho (anggota Shinee),” kata Jokowi sambil menunjukkan foto ketika dia masih menjadi Gubernur DKI Jakarta yang disambut tawa puluhan pengusaha yang hadir.

Sementara, Jokowi memiliki pengalaman bekerja dengan seorang warga Negeri Ginseng selama 22 tahun. Warga Korsel itu bekerja sebagai manajer di perusahaan produsen dan eksportir furnitur.

“Di bawah pengelolaannya, dalam tiga tahun dia meningkatkan produktivitas pabrik saya dua kali lipat. Dua kali lipat!” ujarnya.

Strategi lain yang digunakan oleh Jokowi untuk merayu investor Korsel yakni dengan memaparkan pencapaian pemerintah di bidang pembangunan. Dia menyebut kondisi perekonomian Indonesia saat ini sudah stabil. Pembangunan infrastruktur pun, kata Jokowi, dilakukan secara besar-besaran di rezimnya.

“Pemerintah kami meluncurkan program pembangunan infrastruktur terbesar dalam sejarah. Anda dapat tanyakan kepada para jurnalis di Indonesia, tanyakan pada Duta Besar. Saya percaya mereka semua akan terkejut melihat pembangunan di Indonesia,” tuturnya seperti tertulis dalam keterangan pers Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.

Dia juga menjelaskan melalui 12 paket kebijakan yang telah diluncurkan, hal tersebut akan membantu para investor untuk mengeluarkan izin berlayar yang lebih cepat, biaya listrik lebih rendah untuk industri dan penerbitan daftar negatif investasi.

Minggu, 15 Mei 2016

Tiba di Seoul disambut 21 dentuman meriam

Jokowi tiba di Pangkalan Militer Seongnam, Seoul, Korea Selatan setelah menempuh perjalanan penerbangan selama hampir 7 jam. Dia tiba sekitar pukul 17:05 waktu setempat.

Begitu tiba, Jokowi disambut oleh Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Jhon A. Prasetio, Kepala Protokol Negara Republik Korea, Pak Choi dan Menteri Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Korea, Kim Jong-deok.

Kedatangan Jokowi disambut dentuman meriam yang terdengar sebanyak 21 kali. Menurut Tim Komunikasi Kepresidenan, Ari Dwipayana. dentuman itu menandakan kunjungan Jokowi ke Seoul resmi merupakan kunjungan kenegaraan.

Agenda kemudian berlanjut dengan menyapa diaspora Indonesia yang bermukim di Negeri Ginseng. Mereka telah menanti di Hotel Lotte, Seoul. Tetapi, ketika memasuki ruangan di hotel tersebut, Jokowi merasa terkejut.

“Saya kaget yang nunggu kok banyak banget ini. Yang biasanya kalau saya ke negara lain, cuma 300-500, paling banyak 800. Di sini hingga mencapai 1.300. Enggak tahu kenapa kok banyak banget,” ujar Jokowi ketika berbicara dalam acara Special Forum with President Jokowi.

Berdasarkan data KBRI Seoul, 1.300 WNI terdiri dari 1.080 pekerja, 250 pelajar dan 20 WNI yang telah menetap di Korsel karena menikah dengan warga setempat.

Di hadapan ribuan WNI, Jokowi menjelaskan isu rumit yang kini tengah diatasi sebagai Presiden. Menurutnya ada 5 isu penting.

Isu pertama yakni mengenai korupsi. Dia menjelaskan, saat ini fokus utama pemerintahannya yakni membangun sistem untuk mencegah kesempatan korupsi.

“Perbaiki sistemnya. Misalnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Dulu bisa memakan waktu berbulan-bulan, sekarang 3 jam. Cegah gratifikasi dan amplopa-amplop,” ujar Jokowi.

Isu kedua, menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.

“Walau di Eropa (angka pengangguran) di atas 30 persen, sementara di Indonesia (hanya) 5,6 persen, tetapi jika dikali 250 juta (penduduk), itu bukan angka kecil, bukan angka sedikit,” kata dia.

Isu ketiga, menyelesaikan masalah kemiskinan. Dia mengatakan kesenjangan antara si kaya dan si miskin harus dihilangkan.

Isu keempat, mempersempit tingkat kesenjangan antar wilayah di Indonesia. Caranya, dengan membangun infrastruktur transportasi seperti pelabuhan, bandara, jalan tol dan jalur kereta api di luar Pulau Jawa.

Isu kelima, meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Tapi, masalahnya semua negara pertumbuhannya juga tengah menurun,” kata dia.

Kini, Pemerintah Indonesia tengah gencar melakukan promosi investasi dan bisnis kepada investor, baik lokal maupun asing. Salah satunya dengan melakukan deregulasi ekonomi untuk kemudahan bisnis. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com

BACA JUGA: 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!