Barcelona vs Sevilla: Barca menuju gelar ganda

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Barcelona vs Sevilla: Barca menuju gelar ganda
Sevilla yang lelah setelah bertanding di final Europa League harus menghadapi raksasa dari Catalonia.

JAKARTA, Indonesia – Setelah kandas di fase perempatfinal Liga Champions, Barcelona terus dihujani kritik. Performa mereka dianggap menurun.

Kekuasaan di puncak klasemen Primera Division yang sempat berselisih 4 angka dari Real Madrid tiba-tiba hanya tinggal satu angka jelang akhir kompetisi. Penyebabnya, mereka keok atas Valencia 1-2.

Untungnya, gelar liga domestik masih bisa diselamatkan di akhir musim. Mereka mampu menang atas Granada 3-0 di laga pemungkas Primera Division. Kemenangan Real Madrid 2-0 atas Deportivo La Coruna 2-0 pun tak ada gunanya.

Meskipun begitu, bukan berarti Barca masih aman. Mereka tetap dihantui penurunan performa pasca kegagalan di Liga Champions saat menghadapi Sevilla dalam final Copa del Rey, Senin, 23 Mei, pukul 02:30 WIB di Vicente Calderon.

Apalagi, Sevilla memiliki tradisi lumayan di partai final turnamen negeri matador tersebut. Sejak 1962, tim dari Andalusia itu selalu memenangi Copa del Rey jika lolos ke final.

Memang, dalam hal tradisi juara, pasukan Unai Emery tersebut jelas kalah jauh dibanding Barca. Tim Catalonia itu sudah meraihnya sebanyak 28 kali. Bandingkan dengan Sevilla yang hanya 5 kali.

Namun, mentalitas Sevilla harus diwaspadai pasukan Luis Enrique. Kemenangan 3-1 atas Liverpool di Europa League setelah sebelumnya tertinggal 0-1 wajib menjadi perhatian khusus Andres Iniesta dan kawan-kawan.

“Kami sudah berkorban banyak untuk bisa tampil di final. Sekarang kami tak bisa lagi bilang tidak apa-apa (kalah),” kata Emery seperti dikutip Football Espana.

Emery lebih percaya diri lagi karena di putaran pertama Primera Division mereka mampu mengalahkan Barca 2-1, Oktober silam. Dia sudah mengenal betul karakter Barca.

Meski akhirnya dibalas dengan skor yang sama pada Februari lalu, paling tidak manajer kelahiran Spanyol itu sudah membuktikan. Pasukannya bisa tampil kompetitif melawan Barca.

“Barca selalu menuntut lebih dari setiap lawan-lawannya. Kami harus lebih banyak berlari untuk merebut bola dan menyerang dengan cepat. Kami tahu caranya,” kata Emery.

Namun, Emery juga harus sadar bahwa kondisi pasukannya jauh berbeda dibanding Barca. Mereka melakoni pertandingan yang lebih banyak dalam sepekan terakhir.

Blaugrana—julukan Barca—kali terakhir bermain pada 14 Mei lalu melawan Granada. Itu berarti masa persiapan mereka untuk laga final mencapai lebih dari seminggu.

Sebaliknya, Sevilla kali terakhir bermain pada 19 Mei lalu saat melakoni laga final Europa League. Hanya berselang 4 hari lalu. Itupun masa istirahat mereka harus dipotong perjalanan ke Basel, Swiss.

Situasi tersebut jelas membuat Barca berada di atas angin. Mereka punya waktu lebih banyak untuk mempersiapkan pertandingan. Bahkan, sejak tersingkir dari Liga Champions, hari-hari tengah pekan mereka lebih banyak diisi waktu untuk membangun kebugaran.

“Tiga pekan terakhir tanpa pertandingan midweek membawa banyak keuntungan bagi kami,” kata Enrique.

Enrique juga mengakui bahwa Sevilla kerap merepotkan timnya. “Serangan balik mereka mematikan,” katanya.

“Tapi saya punya perasaan bahwa musim ini akan berakhir manis bagi kami. Kami ingin meraih gelar ganda. Dan kami akan mewujudkannya dengan mengalahkan Sevilla,” katanya.—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!