ASEAN

Warga mandi dengan air tercemar limbah B3, pemerintah minta bersabar

Amir Tedjo

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Warga mandi dengan air tercemar limbah B3, pemerintah minta bersabar
PT Pria dituding sebagai penyebab pencemaran. Perusahaan ini dianggap tak melakukan pengolahan limbah melainkan hanya melakukan penimbunan saja.

SURABAYA, Indonesia – Hampir setahun belakangan, Aqila menderita gatal-gatal di sekujur tubuhnya. Kulit anak 3 tahun ini pun sudah mulai berair. Sang ibu, Juwita, telah berkonsultasi dengan dokter, tetapi belum ada tanda-tanda Aqila akan segera sembuh.

“Sudah habis uang ratusan ribu ke dokter. Tapi semuanya tidak menyembuhkan penyakit gatal Aqila,” kata Juwita di depan kantor Gubernur Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur pada Kamis, 2 Juni.

Menurut Juwita, Aqila bukan satu-satunya anak di Dusun Kedungpalamh, Desa Lakardowo Kabupaten Mojokerto yang menderita gatal-gatal. Bahkan orang dewasa juga menderita gatal-gatal. Mereka menduga penyakit gatal-gatal itu disebabkan oleh air yang sudah tercemar.

“Tapi bagaimana lagi, kalau untuk makan dan minum memang pakai air galon. Namun kalau sampai mandi dan cuci pakaian pun harus pakai air galon, penghasilan akan habis untuk membeli air galon saja,” kata Juwita.

 

Warga Desa Lakardowo sebenarnya sudah lama menduga PT. Putra Restu Ibu Abadi (PT Pria), sebuah perusahaan yang bergerak dalam pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), telah mencemari mata air mereka. Letak perusahaan tersebut memang hanya ratusan meter dari pemukiman penduduk.

Hampir semua rumah sakit di Jawa Timur mempercayakan pengolahan limbah mereka ke PT Pria di tempat ini. Selain rumah sakit, PT Pria juga mengolah limbah industri kertas di Jawa Timur.

Aqila, baju merah, telah menderita sakit gatal-gatal selama satu tahun terakhir. Foto: Amir Tedjo

 

Prigi Arisandi, Direktur Eksekutif Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton), yang selama ini mendampingi warga juga mengamini dugaan jika pencemaran sumur warga itu berasal dari PT Pria.

Menurut Prigi, berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukannya, rata-rata sumur milik warga desa Lakardowo sudah mengandung sulfat. “Tak heran jika warga kemudian menderita penyakit iritasi kronis,” ujarnya.

PT Pria sebenarnya memang mempunyai fasilitas pemanfaatan, pengolahan dan transporter limbah. Tapi khusus untuk penimbunan limbah B3, kata Prigi, PT Pria tidak memiliki izin. PT Pria selama ini hanya menimbun limbah B3  tanpa mengolahnya di Lakardowo. PT Pria bahkan juga membuang limbah B3 itu di Bumi Marinir, Karangpilang, Surabaya.

“Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur sebenarnya tahu, tapi mereka diam saja,” ujarnya.

Warga sebenarnya sudah lama memprotes keberadaan timbunan limbah ini, tapi selalu kandas. Salah satunya adalah aksi demontrasi di depan kantor Gubernur Jawa Timur di Jalan Pahlawan Surabaya pada Kamis, 2 Juni. Mereka berharap Gubernur Jawa Timur Soekarwo bisa turun tangan langsung.

“Kewenangan untuk menutup pabrik memang ada di pemerintah pusat. Namun Gubernur minimal bisa menghentikan sementara aktivitas industri ini lokasinya di Jawa Timur yang sudah meresahkan warga,” ujar Prigi.

Massa yang berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur ini hanya ditemui oleh Handoko, salah satu Kepala Bagian Sumber Daya Alam, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur. Kata Handoko, mulai hari ini sebenarnya sudah ada tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan BLH Jatim yang melakukan konsolidasi.

“Dimohon kesabarannya saja, menunggu hasil konsolidasi tim ini,” kata Handoko kepada massa.

Menurut Prigi, warga sebenarnya sudah bosan dengan janji-janji pemerintah untuk menangani masalah ini. Pasalnya sudah lima tahun mereka berjuang, tetapi tak ada hasilnya. Bahkan pernah satu staf Kementerian Lingkungan Hidup mengancam warga akan melaporkan ke polisi karena telah melakukan pencemaran nama baik dengan menuding PT Pria sebagai penyebab pencemaran.

“Kabarnya PT ini milik orang dekat lingkaran kekuasaan, makanya sulit untuk menghentikan mereka, meski sudah meresahkan warga,” ujar Prigi. – Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!