Di tengah anomali bisnis minyak, Pertamina berhasil capai keuntungan US$1,42 miliar

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Di tengah anomali bisnis minyak, Pertamina berhasil capai keuntungan US$1,42 miliar
Apa rahasia PT Pertamina sehingga tetap bisa mencapai keuntungan di tengah bisnis minyak yang menurun?

JAKARTA, Indonesia – Direktur Utama Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto menyampaikan pihaknya melakukan diversifikasi sumber dan kerjasama investasi dengan mitra asing.

“Menurut pengalaman, diversifikasi membuat kami mendapatkan kontrak kerjasama dengan nilai terbaik. Ketergantungan terhadap satu pihak tidak baik. Mereka jadi mudah mendikte,” kata Dwi menanggapi pertanyaan Rappler dalam pertemuan dengan editor media di Jakarta pada Kamis malam, 2 Juni.

Pertamina belum lama ini menandatangani kerjasama dengan perusahaan Rosneft untuk kilang Tuban dan kerjasama dengan Saudi Aramco untuk kilang Cilacap.

Dalam paparan terkait bisnis tahun 2015, Dwi menyampaikan kinerja operasi dan efisiensi PT Pertamina menjadi penopang kinerja keuangan perusahaan pada 2015. Pertamina membukukan laba bersih US$ 1,42 miliar di tengah situasi industri migas yang melemah sepanjang tahun lalu.

Padahal, harga minyak mentah yang tengah turun tajam dari kisaran angka US$106 per barel menjadi sekitar US$42 per barel, sangat mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan migas di dunia, termasuk Pertamina.

Dwi mengungkapkan banyak perusahaan melakukan langkah-langkah efisiensi, mulai dari pemotongan capital expenditure atau modal dan operational expenditure atau biaya operasional yang berdampak langsung pada pelemahan kinerja hingga pemutusan hubungan kerja.

Pada saat industri melemah, kata Dwi, Pertamina justru meningkatkan kinerja operasi dari unit-unit bisnis dan anak perusahaannya. Mereka terus melakukan efisiensi di berbagai lini, tanpa perlu melakukan pemutusan hubungan kerja. Hasilnya, kata Dwi, Pertamina dapat meraih laba bersih US$1,42 miliar atau turun tipis dari pencapaian tahun sebelumnya US$1,45 miliar.

“Pertamina terlihat seperti anomali, ketika perusahaan-perusahaan lain didera pelambatan usaha hingga double digit, Pertamina hanya mengalami sedikit penurunan. Pertamina juga dapat mempertahankan para pekerjanya untuk terus mengabdi kepada perusahaan,” kata Dwi.

Pencapaian tersebut, Dwi melanjutkan tentu tidak terlepas dari upaya-upaya terobosan yang dilakukan sepanjang tahun 2015.

Produksi terus meningkat

Produksi hulu migas Pertamina naik 11 persen dari 548,5 ribu barel setara minyak per hari menjadi 606,7 ribu barel per hari, di mana produksi gas menyumbang pertumbuhan yang signifikan yaitu 18 persen dari semula 1.61 BSCFD menjadi 1.90 BSCFD atau billion standard cubic feet per day. Produksi panas bumi juga meningkat 8 persen menjadi 3.056,82 Gwh setara listrik.

Pencapaian penting di unit pengolahan juga terjadi tahun lalu, di mana pengoperasian RFCC Cilacap dan juga pengelolaan kembali Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) memberikan dampak positif bagi kinerja pengolahan. Yield Valuable Product kilang Pertamina meningkat menjadi 75,52 persen dari sebelumnya 73,14 persen

[BACA JUGA: Jusuf Kalla resmikan kilang Cilacap]

Di sisi pemasaran, penurunan harga produk dan juga semakin bervariasinya merek produk Pertamina berdampak pada peningkatan kinerja bisnis hilir.

Pertalite yang pendistribusiannya dimulai pada Juli 2015, hingga akhir tahun yang sama telah terjual sebesar 373.040 Kilo Liter. Sementara, pelumas Pertamina tetap menjadi penguasa pangsa pasar dengan penjualan mencapai 59,1 persen.

Transportasi gas dan niaga gas juga meningkat masing-masing 4 persen dan 18 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sepanjang tahun lalu, transportasi gas Pertamina melalui anak perusahaan, yaitu Pertagas mencapai 531,17 BSCF, sedangkan niaga gas mencapai 48.230 ribu BBTU.

Dengan realisasi pendapatan US$41,76 miliar dan EBITDA sebesar US$5,13 miliar, Pertamina mencatatkan capaian EBITDA margin sebesar 12,28 persen atau tertinggi dalam 5 tahun terakhir.

Pencapaian penting dari sisi keuangan Pertamina adalah kesehatan keuangan yang ditunjukkan dengan pembayaran utang sebesar US$4,07 miliar selama 2015. Adapun, realisasi investasi tahun lalu mencapai US$3,62 miliar dengan 75 persen di antaranya dialokasikan untuk bisnis hulu.

Sementara, langkah efisiensi di segala lini terpantau melalui program Breakthrough Project New Initiatives Pertamina 2015, di mana sepanjang tahun lalu dampak finansial yang diperoleh dari program tersebut diperoleh efisiensi dan nilai tambah sebesar US$608,41 juta.

“Kinerja keuangan perusahaan yang semakin baik, menumbuhkan optimisme untuk rencana investasi dan ekspansi Pertamina di masa yang akan datang. Fokus kami saat ini adalah untuk investasi hulu dan juga kilang, selain melakukan pengembangan infrastruktur hilir migas,” kata Dwi. – Rappler.com

BACA JUGA: 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!